Karakter anak tergantung siapa dan bagaimana cara mendidiknya. Jika si kecil dididik dengan cara yang baik maka akan tumbuh dengan priabadi yang baik. Selain priabadi yang baik, si kecil sangat membutuhkan rasa aman terhadap sekelilingnya agar tumbuh menjadi anak yang pemberani.
Cara Agar Si Kecil Pemberani
1. Tanamkan konsep yang benar
Si kecil perlu ditanamkan berulang kali bahwa ada Tuhan yang selalu melindungi mereka, karena mereka disayang Tuhan. Ajaklah si kecil untuk berdoa dan meminta perlindungan Tuhan setiap hari. Dengan demikian, si kecil akan merasa aman dalam perlindungan Tuhan, dan tumbuh dengan sikap yang positif. Hindari memperkenalkan kepada si kecil kosakata hantu, pocong, dkk. Ketidak-tahuan anak mengenai hal tersebut membuatnya tidak perlu merasa takut.
Selain itu sebagai orangtua perlu mensensor film apa yang boleh dilihat anak, termasuk film apa yang pantas parents tonton apabila ada si kecil. Lindungi anak dari melihat poster-poster film yang menyeramkan, bahkan iklan TV yang terkadang menyelipkan unsur horor. Si kecilpun tidak akan takut menghadapi kegelapan apabila orang di sekelilingnya tidak menanamkan konsep takut akan kegelapan.
2. Membangun rasa percaya diri anak
Membangun rasa percaya diri si kecil bisa dilakukan sejak anak mulai mendapat aktivitas di sekolah. Rasa percaya diri tidak muncul dengan sendirinya, oleh karena itu rasa confidence ini harus dibangun oleh lingkungan tempat dia berada, baik di rumah, maupun di sekolah. Salah satu cara yang mudah untuk dilakukan oleh orang tua adalah dengan mendukung kreativitasnya, seperti turut mengikut sertakan anak pada performance sekolah misalnya. Berikan pujian kepada anak bila dia mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, namun berikan pujian dengan tidak berlebihan agar anak merasa nyaman. Selain itu, bila orang tua terlalu sering memuji atau memberikan pujian berlebih, anak akan jadi sulit membedakan akan hal yang bersifat umum dan memang layak untuk dipuji.
3. Mendorong anak untuk mencoba hal baru
Sesuatu yang baru biasanya menimbulkan ketakutan apabila tidak dicoba, karena ketidak tahuan anak mengenai hal tersebut. Apabila tidak dibiasakan sejak kecil, anak akan menjadi orang yang mudah khawatir kelak. Anda bisa mendorong anak mencoba berbagai permainan baru, rasa makanan baru, juga liburan ke tempat baru tentu saja dengan pengawasan yang selayaknya. Biarkan anak bereksplorasi dengan bebas tetapi tetap aman.
4. Membiasakan berpikir kritis
Kemampuan anak untuk berpikir kritis harus dibina sejak dini sekali, agar kelak ia tidak menjadi orang yang apatis. Dengan mampu berpikir kritis, maka anak dapat memutuskan mana hal yang sesuai dan baik untuknya dan tidak baik. Ia akan tahu mana hal yang patut dilakukan, dan juga mana yang tidak. Untuk itu, biasakan mengajak anak berdiskusi dan menanyakan pendapatnya tentang berbagai masalah mulai dari yang kecil hingga yang penting.
5. Memberi contoh kepada anak
Karena anak–anak belajar dengan cara meniru, maka orang tua dapat memberikan contoh mengenai hal yang akan diajarkan kepada anak. Misalnya, jika anak takut pergi ke satu ruangan dalam rumah sendirian, orang tua dapat memberikan contohnya. Selain itu orang tua juga dapat mencontohkan anak bagaimana etika berperilaku yang benar yang dilihat dari sikap orang tua pada kesehariannya. Jika anak takut berenang karena takut masuk ke kolam. Anda bisa mencontohkan dengan mencebur lebih dulu dan menunjukkan bahwa hal itu tidak berbahaya.
6. Tetap berpikir logis
Menanamkan cara berpikir logis penting agar anak dapat menyadari sejauh mana batasan yang harus dipatuhinya dalam bertindak. Antara lain, mengingatkan jika anak mulai mencoba sesuatu yang membahayakan dirinya atau orang lain, dan memberikan penjelasan logis mengapa hal tersebut menjadi berbahaya. Jelaskan mengenai sebab dan akibat dari berbagai keputusan anak untuk melakukan sesuatu hal. (Baca: ciri – ciri anak psikopat, cara meningkatkan konsentrasi belajar anak, penyebab anak telat bicara)
7. Jangan katakan bahwa anak tidak bisa
Untuk mempunyai mental yang berani dan percaya diri, cara mendidik mental anak perlu dilakukan dengan kepercayaan dari orang tua. Percayalah bahwa anak bisa melakukan berbagai hal sesuai usianya, dorong anak untuk mencoba terlebih dulu. Jangan katakan bahwa anak tidak bisa selama hal itu tidak membahayakan atau merugikannya. Kepercayaan dari orang tua akan menambah keyakinan diri anak.
8. Jangan memaksa
Pemaksaan untuk melakukan sesuatu akan membuat anak trauma dan menghubungkan hal tersebut dengan sesuatu yang tidak menyenangkan. Kelak ia tidak akan mau mencoba apapun atau selalu merasa takut karena pernah dipaksa. Misal, anak yang tidak mau akan lalu dipaksa dengan menyuapkan makanan ke mulutnya. Anak akan menghubungkan kegiatan makan dengan sesuatu hal yang tidak menyenangkan, lalu ia menjadi sulit makan dan kurang punya selera terhadap makanan karena makan bukanlah sesuatu yang menyenangkan.
9. Melatih anak sejak kecil
Terbentuknya mental anak yang berani dan mandiri tidak akan terjadi apabila tidak dilatih sejak kecil. Anda bisa mulai dari melatih keseharian anak, misalnya toilet trining, membiasakan anak tidur sendiri, cara makan sendiri, sikat gigi, mencuci piring, membersihkan kamar dan mainannya dan semua kegiatan harian lainnya yang merupakan kemampuan dasar untuk anak bisa mengurus dirinya sendiri.
10. Ajari anak mengenai resiko
Membuat keputusan sendiri akan mudah jika anak paham mengenai konsekuensi dan resiko yang dia hadapi saat melakukan sesuatu. Anak akan mampu berpikir akibatnya jika ia melakukan sesuatu dan mampu memutuskan apakah hal itu baik untuk dilakukan atau tidak, dan apa dampaknya terhadap dirinya sendri dan orang lain. Misalnya ketika ia ingin memanjat pohon, anak akan bisa memperkirakan bahaya atau resiko yang akan dihadapinya bahwa ia bisa saja jatuh jika tidak berhati – hati. Tentu saja, hal seperti ini harus dibiasakan sebagai cara mendidik mental anak sejak dini, dan juga akan berkembang seiring dengan tingkat usia anak.
11. Biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri
Insting sebagai orang tua tentunya pertama adalah untuk melindungi anak kapanpun dia menghadapi kesulitan atau masalah. Akan tetapi terlalu melindungi bisa jadi membuat anak menjadi tidak mandiri dan selalu bergantung kepada orang tua untu menyelesaikan masalahnya. Orang tua perlu menahan diri untuk ikut campur terhadap setiap kesulitan anak. Turun tangan baru diperlukan jika Anda melihat anak sudah tidak sanggup menangani masalahnya sendiri, misalnya ketika berebut mainan dengan teman atau saudaranya sudah menjurus kepada hal yang berbahaya dan melibatkan kontak fisik.
12. Tetap berikan batasan pada anak
Membebaskan anak untuk mencoba berbagai hal sebagai cara mendidik mental anak sejak dini tentunya menjaid hal yang penting, akan tetapi kekebasan itu tidak bisa diberikan tanpa batas. Sebagaimana anak – anak pada umumnya, mereka tentu belum paham bagaimana bahaya dan resiko dari apa yang mereka lakukan tersebut, maka sudah menjadi tugas orang tua untuk menjaga anak tetap aman . Tentukan batasan yang jelas yang harus dipatuhi anak mengenai hal yang aman dan tidak aman untuk dilakukan berupa aturan sehari – hari yang jelas dan dapat dipahami anak.
13. Beri stimulus secukupnya
Untuk mendorong anak agar memiliki mental yang mandiri dan berani sejak usia dini, orang tua terkadang lupa untuk mengendalikan diri. Padahal, pemberian stimulus yang terlalu berlebihan dapatt membuat anak kewalahan dan menjadi berlebihan dalam bereaksi. Sesuaikan stimulus yang diberikan dengan usia dan perkembangan anak agar ia mampu melakukannya. Anda dapat mengurangi memberi perintah berlebihan, sebaiknya cukup berikan instruksi sederhana dan perbaiki jika anak melakukan kesalahan. Juga perhatikan lingkugan sekitar yang sekiranya dapat memberikan pengaruh berlebihan kepada anak, seperi televisi, gadget, keluarga, dan teman anak.
14. Bangun ikatan dengan anak
Membuat anak mandiri sejak dini bukan berarti orang tua harus memberi jarak secara emosional pada anak. banyak orang tua yang melakukan ini dengan alasan tidak mau anak menjadi manja. Padahal, mental anak yang mandiri dan percaya diri justru terbentuk dari kedekatannya dan adanya ikatan yang kuat secara emosional dengan orang tua. Dengan hubungan emosional yang baik antara anak dan orang tua, anak akan merasa selalu memiliki dukungan untuk melakukan apapun dalam kaitannya dengan perkembangan dirinya.
15. Berikan pujian pada anak
Kita tidak bisa hanya melatih dan membentuk anak tanpa memberikan dorongan kepadanya untuk percaya diri, karena anak bukanlah robot yang tidak memerlukan kasih sayang. Untuk menambah kepercayaan anak bahwa dirinya bisa melakukan sesuatu dan melatih kemandiririannya, Anda perlu memberinya pujian atas apa yang sudah berhasil ia lakukan. Cara mendidik mental anak dengan pujian yang secukupnya tentu akan membuat anak merasa percaya diri bahwa ia bisa berusaha dan berhasil dalam usahanya.
16. Jangan bersifat berlebihan
Sebagai orang tua, Anda tidak akan terus dapat mendampingi anak selamanya terutama ketika ia sudah mulai dewasa. Akan ada saatnya orang tua harus melepas anaknya untuk menjalani kehidupan sendiri. Karena itulah, kesalahan cara mendidik mental anak akan berakibat sangat panjang pada kehidupan anak kelak. Anak bisa menjadi pribadi yang tidak mandiri dan tidak bisa membangun kehidupannya sendiri. Maka, jangan biarkan kasih sayang sebagai orang tua justru menciptakan gelembung perlindungan berlebihan di sekeliling anak dan merugikan dirinya kelak.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.