Bayi yang terlahir bisu (tuna wicara) bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa terjadi akibat faktor genetika (keturunan); perkawinan antar kerabat yang terlalu dekat, seperti antar sepupu kandung sehingga terjadi mutasi gen yang tidak wajar; bisa juga karena faktor lainnya seperti adanya infeksi akibat virus pada ibu hamil terutama di masa 3 bulan pertama, seperti virus toksoplasmosis, herpes atau sipilis.
Tuna wicara adalah seseorang yang mengalami kelainan baik dalam pengucapan (artikulasi) bahasa maupun suaranya dari bicara normal, sehingga menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi lisan dalam lingkungan. Anak yang terlahir tuna wicara harus dibantu agar dapat bersosialisasi dengan orang lain sehingga ia tidak dipandang melalui kekurangannya. Anak tuna wicara juga dapat dilatih seperti manusia normal pada umumnya, namun mereka hanya sulit berbicara. Tuna wicara juga memerlukan pendidikan yang dapat mendukung mereka serta menghilangkan hambatan–hambatan pada diri mereka seperti sekolah- sekolah umum dan khusus.
Hambatan Yang Dialami Anak Tunawicara
Anak tunawicara memiliki keterbatasan dalam berbicara atau komunikasi verbal, sehingga mereka memiliki hambatan dan kesulitan dalam berkomunikasi dan menyampaikan apa yang ingin mereka rasakan. Kesulitan dalam berkomunikasi akan semakin parah apabila anak tunawicara ini menderita tunarungu juga. Adapun hambatan – hambatan yang sering ditemui pada anak tuna wicara :
1. Sulit berkomunikasi dengan orang lain
2. Sulit bersosialisasi.
3. Sulit mengutarakan apa yang diinginkannya.
4. Perkembangan psikis terganggu karena merasa berbeda atau minder.
5. mengalami gangguan dalam perkembangan intelektual, kepribadian, dan kematangan sosial.
Penanganan Pada Anak Tuna Wicara
1. Latihan Artikulasi
Artikulasi adalah gerakan otot-otot dari langit-langit, rahang lidah dan bibir yang perlu untuk bicara.
2. Terapi Wicara (speech therapy)
Yaitu pengembangan kemampuan bicara anak tuna wicara dengan melatih pengucapan oral (mulut).
3. Speech development
Yaitu pengembangan kemampuan bicara. Anak tunawicara dapat diajarkan berbicara. Dalam masyarakat masih banyak orang yang berfikir bahwa anak tuna wicara tidak dapat membawa suara. Pendapat ini salah sebab anak tuna wicara dapat bersuara. Hal ini tergantung melatih suara tersebut untuk berbicara.
4. Speech Improvement
Yaitu segala macam usaha yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan bicara. Contoh : grammar, spelling, reading, dam comprehension. Setelah anak terbiasa mengucapkan kata-kata dengan baik maka perlu peningkatan bicara dengan menambah beberapa perbendaharaan kata.
5. Speech correction
Yaitu suatu pembetulan bicara yang brbau terapi, dengan cara membetulkan dan mengoreksi istilah-istilah yang tidak benar.
6. Speech education
Yaitu pendidikan bicara dan berbahasa.
Pendidikan Bagi Anak Tuna Wicara
Anak tuna wicara perlu di tampung dan diberi pendidikan seperlunya disesuaikan dengan ketunaannya. Sekolah yang khusus menanpung anak tuna wicara disebut sekolah luar biasa bagian B. (SLB B) agar anak dapat :
a. Menangkap bentuk ucapan dana pembendaharaan kata.
b. Menambah bentuk ucapan ungkapan.
c. Menambah ucapan kalimat.
d. Menambah keseluruhan isi cakapan.
e. Memanfaat sisa pendengaran.
Cara Berkomunikasi Dengan Anak Tunawicara
1. Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
2. Gunakan kalimat sederhana dan singkat
3. Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
4. Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
5. Bicara berhadapan muka
6. Latihan gerak bibir dengan cermin
7. Latihan menggunakan bahasa isyarat
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.