Trampoline adalah salah satu permainan yang saat ini digemari anak-anak. Trampoline juga biasanya tersedia di setiap playgroun. Meski demikian banyak orangtua yang membelikan trampoline untuk anaknya agar bisa lebil leluasa dan bebas bermain di rumah. Memberi kebebasan untuk bermain memang sangat bermanfaat. Selain mendorong anak aktif bergerak, bermain juga membantu mengasah kemampuan otak dan kepekaan indera.
Sayangnya banyak kasus anak-anak mengalami cedera tulang hingga patah tulang akibat bermain trampoline. Lalu sebetulnya boleh gak sih anak bermain trampoline? Yuk simak di bawah ini?
Apakah Si Kecil Boleh Main Trampolin ?
Trampolin adalah alat yang terdiri dari sepotong kain berbahan latex atau karet yang kencang dan diregangkan di atas bingkai baja, serta menggunakan banyak pegas yang melingkar. Sehingga dengan bahan baku karet ini anak-anak bisa leluasa melompat sesuka hati dan menjadi aktivitas fisik sambil bermain yang menyenangkan bagi anak selain olahraga. Permainan ini bisa dimainkan di dalam ruangan atau di alam terbuka, misalnya halaman rumah. Namun, perlu Anda ketahui bahwa permainan ini tidak boleh sembarangan dilakukan.
Dikutip dari situs Rider’s Digest, permainan lompat memantul ini berkembang pesat tahun 90-an. Meski populer, angka cedera akibat permainan ini juga terus melonjak hingga 98% di tahun 1999. Lebih dari 100.000 orang di Amerika Serikat harus dirawat karena cedera. Salah satunya, Colton, balita usia tiga tahun yang mengalami patah tulang paha saat bermain trampolin.
Banyaknya kasus cedera dalam permainan ini, membuat American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Academy of Orthopaedic Surgeon menyarankan bahwa trampolin bukan permainan yang cukup aman untuk balita. Permainan trampolin meningkatkan risiko cedera tinggi pada anak, seperti keseleo atau patah tulang di lengan dan paha serta cedera bagian kepala dan leher. Kenapa?
Permainan lompat memantul ini sangat berisiko bagi si kecil karena tulangnya masih muda, belum cukup kuat, dan lebih lembut. Gerakan melompat yang berulang saat bermain trampolin menyebabkan tulang menerima tekanan dari berat tubuh secara berulang, tulangnya menjadi stres. Akibatnya, bisa terkilir atau patah tulang.
Kapan Anak Boleh Main Trampolin?
Dr. Randall Loder, seorang ahli bedah ortopedi di Riley Hospital for Children di Indiana mengungkapkan pendapatnya bahwa tidak ada usia yang aman bagi anak untuk bermain trampolin karena permainan ini sangat berisiko bagi anak. Menurutnya, anak bisa memainkan permainan anak lain yang lebih aman.
Sementara AAP menetapkan bahwa anak usia di bawah 6 tahun, tidak boleh melakukan permainan ini. Anak dengan usia tersebut belum dapat menyeimbangkan tubuh dan pendaratan dengan baik. Apalagi masih ceroboh dalam bermain.
Tips Agar Si Kecil Aman Bermaian Trampoline
- Gunakan jaring pengaman yang dirancang untuk mengelilingi trampolin. Ini mencegah anak melompat ke luar dari area bermain yang kurang aman. Selain itu, tempatkan trampolin pada area luas tanpa pohon atau tidak di dekat pagar dan beri bantalan empuk untuk anak melakukan pendaratan di samping trampolin.
- Pasang trampolin di atas permukaan tanah, jangan di atas permukaan yang lebih tinggi dari tanah. Ini bisa membahayakan keselamatan anak.
- Beritahu anak untuk tidak bercanda, seperti melakukan gerakan jungkir balik, saling dorong, melompat terlalu tinggi di atas trampolin. Batasi waktu bermain trampolin dan harus izin dulu pada Anda sebelum melakukan permainan. Pastikan banyaknya orang yang main dengan luas trampolin dan awasi anak setiap melakukan permainan ini.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.