Proses naluriah bayi dalam mencari dan mendapatkan putting susu secara mandiri pada awal kehidupannya sangat penting dan tak ternilai. Awal kontak kulit ke kulit (skin to skin) dengan meletakkan bayi telanjang pada dada ibu segera setelah lahir menimbulkan sensasi sentuhan antara kulit ibu dan bayi yang berefek pada kedekatan ikatan kasih sayang dan perasaan hangat bagi keduanya.
Momentum ini hanya didapatkan saat bayi menyusu dengan sendirinya untuk pertama kali setelah lahir. Proses ini dikenal sebagai Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Cara bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini tersebut dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara.
Manfaat IMD
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir memiliki dampak luar biasa terhadap masa depan bayi. Beberapa penelitian menyebutkan, kelebihan kolostrum (ASI awal) diantaranya :
a. Mengandung zat yang kaya akan antibodi sehingga mampu membunuh kuman penyakit yang berada di dalam usus bayi serta berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir sehingga saluran bayi siap untuk menerima makanan yang akan datang.
b. Imunoglobulin yang terkandung dalam kolostrum berfungsi melapisi usus dan melindungi ususbayi dari infeksi bakteri dan virus. Bayi yang segera setelah lahir mendapatkan ASI, jarang menderita infeksi dan keadaan gizinya dalam tahun pertama usianya jauh lebih baik, dibandingkan bayi yang terlambat mendapatkan ASI segera setelah lahir.
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) akan berpengaruh pada produksi ASI karena hormon oksitosin yang berpengaruh pada produksi ASI akan dilepaskan jika dipacu dengan isapan bayi pada putting saat menyusu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mortalitas/kesakitan ibu dapat ditekan dengan efektif saat bayi diberikan kesempatan untuk bersama ibunya, dengan kontak kulit melalui proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan membiarkan mereka bersama-sama minimal 1 jam.
d. Kontak kulit bayi dengan kulit ibu segera setelah bayi lahir dalam satu jam pertama kehidupan bayi sangat penting karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypotermi)
e. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi menjadi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.
f. Bounding (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga, setelah itu bayi akan tidur dalam waktu yang
lama
g. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan akan lebih lama di susui.
h. Adanya hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada putting ibu dapat merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang berguna untuk membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan bagi ibu, merangsang produksi hormone lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaan bahagia dan merangsang pengaliran ASI dari payudara.
Faktor yang Menghambat IMD
Ada beberapa intervensi yang dapat menghambat kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Penghambat kemampuan alami bayi tersebut diantaranya adalah obat kimiawi yang diberikan kepada ibu, dapat sampai ke janin melalui plasenta dan memungkinkan dapat menyebabkan bayi sulit menyusu pada ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan seperti Sectio Caesar, vakum, bahkan perasaan sakit di daerah kulit akibat episiotomi dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini.
Pada ibu dengan persalinan secara Sectio Caesar seringkali mengalami kesulitan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap bayi. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu tidak dilakukannya rooming in (rawat gabung), kondisi sayatan pada abdomen ibu dan kondisi lemah akibat pengaruh anestesi yang diberikan sebelumnya.
Tata Laksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Persalinan Pervaginam
Tatalaksana IMD yang dilakukan pada persalinan pervaginam yaitu :
1. Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
2. Menyarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan yaitu dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing.
3. Membiarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok, berdiri dan miring.
4. Setelah lahir, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan dengan segera, sedangkan kedua kedua telapak tangan yang terpapar lemak putih (vernix) sebaiknya dibiarkan.
5. Bayi ditengkurapkan di dada dan perut ibu. Membiarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum 1 jam atau setelah menyusu awal selesai. Bayi di atas dada dan perut ibu diselimuti dan diberi topi.
6. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut tetapi tidak memaksakan bayi ke putting ibu 7)
7. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Membiarkan bayi bersentuhan kulit dengan kulit ibu, walaupun ia telah berhasil menyusu kurang dari satu jam. Membiarkan bayi tetap di perut dan dada ibu sampai berhasil menyusu pertama.
8. Memberi kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti operasi Caesar walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
9. Prosedur penerimaan bayi baru lahir seperti menimbang, mengukur dan mencap) dapat dilakukan setelah proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berhasil. Tahap prosedur yang bersifat invasif misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.
10. Melakukan rawat gabung (rooming in) ibu dan bayi dalam satu kamar
Tata Laksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Operasi Caesar
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan atau bidan yang mendukung
2. Mengkondisikan suhu ruangan antara 20-25?C. Menyediakan selimut untuk menutup punggung bayi dan badan ibu, serta topi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
3. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana persalinan pervaginam. Jika keadaan ibu dan bayi belum memungkinkan segera setelah lahir, maka bayi diberikan kepada ibu saat kesempatan tercepat.
4. Jika dilakukan anastesi local, maka sambil tim operasi melakukan penjahitan abdomen, bayi dengan dibantu petugas kesehatan dapat di letakkan di dada ibu dengan posisi menyamping. Jika dilakukan anastesi umum, kontak ibu dan bayi dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah sadar dan dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh anastesi.
Tahapan Perilaku Bayi Dalam Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Semua bayi dalam proses Inisiasi Menyusui Dini akan melalui lima tahapan perilaku sebelum ia berhasil menyusui. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. 30 menit pertama
Dalam 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga (rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak dan sesekali mata terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bounding (hubungan kasih sayang) merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman.
b. 30 – 40 menit
Pada masa ini, bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Mengeluarkan air liur Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya, mulai bergerak ke arah payudara, menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar dan melekat dengan baik.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.