Jenis kelamin merupakan dua pembagian yang ditentukan secara bilogis yang melekat pada organ reprodukis seseorang. Misalnya, manusia dengan jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, skrotum dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi sel telur, memilikii vagina dan mempunyai alat untuk menyusui.
Jenis kelamin sudah ditentukan sejak dalam kandungan. Namun tidak selamanya bayi yang dilahirkan mudah untuk dibedakan jenis kelaminya. Ada beberapa bayi dengan bentuk alat kelamin luar yang tidak secara jelas menunjukkan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Keadaan ini disebut kelamin ganda (ambiguous genetalia).
Ambiguous genitalia adalah suatu kelainan di mana penderita memiliki organ reproduksi yang sulit dibedakan laki-laki dan perempuan karena memiliki ciri-ciri keduanya. Pada kelahiran bayi dengan ambiguous genitalia, biasanya orang tua kerap tergesa-gesa untuk menetapkan jenis kelamin bayi baru lahir dan menjadikannya sebagai identitas bagi bayi tersebut. Namun penetapan yang tergesa-gesa ini sangat rawan terjadi kesalahan.
Kesalahan dapat diketahui ketika anak masih kecil atau bahkan sudah mencapai usia pubertas. Tubuh dan alat genital anak tersebut mulai mengalami perkembangan ke arah jenis kelamin yang semestinya. Seperti munculnya sifat, sikap, perilaku atau perubahan tubuh yang cenderung tidak sesuai dengan jenis kelamin yang telah ditetapkan baginya sejak bayi.
Akibat Kesalahan Menetapkan Jenis Kelamin pada Ambiguous Genetalia
Kesalahan dalam menetapkan jenis kelamin dapat berdampak terhadap segala aspek kehidupan anak, terhadap orang tua, lingkungan, dan juga hukum karena terkait dengan data pada dokumen kependudukan. Anak telah menjadi korban kesalahan pola asih, asuh dan asah orang tua dan lingkungan di masa lalu, yang tentunya cenderung disesuaikan dengan jenis kelamin.
Anak laki-laki diberi pakaian dan mainan yang berbeda dari anak perempuan, demikian pula dengan cara mengasuh dan mendidiknya. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi sikap, perilaku, mental dan psikologis anak. Pada anak yang masih kecil mungkin belum terjadi masalah psikososial, tetapi pada anak yang lebih besar dapat terjadi suatu krisis identitas. Misalnya seorang remaja yang awalnya memiliki kelamin ganda dan telah dilakukan operasi pada masa bayi menjadi jenis kelamin pria sedangkan ketika pubertas tumbuh payudara. Hal ini bisa menjadi dilema bagi orangtua dan identitas remaja tersebut.
Perbedaan Ambiguous Genetalia (Kelamin Ganda) dengan Transgender
Ambiguous genetalia tidak sama dengan transgender. Transgender merupakan suatu kelainan psikologis, bentuk alat kelamin pada penderita transgender sangat jelas laki-laki atau perempuan, tetapi perasaan yang dimiliki tidak sesuai/berlawanan dengan jenis kelaminnya itu sehingga bersikap dan bertingkah laku menurut perasaannya. Bahkan beberapa di antaranya berupaya untuk merubah bentuk anatominya (ganti kelamin) agar sesuai dengan perasaan dan keinginannya itu. Sedangkan Ambiguous genetalia adalah kelainan jenis kelamin sejak lahir sehingga memiliki ciri-ciri organ reproduksi yang berbeda pada anatomi kelaminya.
Manifestasi Ambiguous Genitalia
1. Tampak sebagai laki-laki
Testes tidak teraba, lubang uretra (saluran kencing) tidak normal dan disertai kantung skrotum terbelah serta kantung skrotum yang kosong
2. Meragukan (memiliki dua jenis kelamin)
Terdapat penis, labia mayora dan labia minora (bibir vagina)
3. Tampak sebagai perempuan
Pembengkakan pada klirotis dalam berbagai derajat, vulva dangkal dan hanya terdapat satu lubang
Beberapa Pemeriksaan untuk Menentukan Jenis Kelamin
Diperlukan beberapa macam pemeriksaan untuk memastikan jenis kelamin bayi yang sebenarnya, dan untuk sementara waktu tidak memberikan identitas pada bayi sampai mendapatkan hasil dari pemeriksaan medis secara detail. Ada beberapa cara pemeriksaan pada ambiguous genitalia yaitu :
1. Pemeriksaan radiologi (USG/scanning) diperlukan untuk melihat organ reproduksi bagian dalam
2. Pemeriksaan biokimia untuk menentukan kadar hormon dalam tubuh
3. Pemeriksaan genetika untuk mengidentifikasi DNA.
Beberapa Karakteristik Kelamin Ganda/Ambiguous Genitalia
a. Klitoris membesar, menyerupai penis kecil.
b. Saluran kencing tampak di atas maupun di bawah klitoris.
c. Labia (bibir vagina) menutup, kadang-kadang membentuk lipatan menyerupai skrotum.
d. Terbentuk benjolan mirip testis di labia yang menutup
e. Penis sangat kecil dengan ujung saluran kencing lebih dekat ke skrotum.
f. Saluran kencing dan sperma tidak sepenuhnya memanjang hingga ujung penis.
g. Tidak adanya testis
Penyebab kelahiran bayi dengan ambiguous genitalia
a. Produksi hormon pria (androgen) berlebih. Akibatnya terjadi maskulinisasi pada perkembangan organ seksual.
b. Adanya tumor di sekitar organ reproduksi pada saat kehamilan
c. Paparan zat-zat yang mengandung hormon pria selama dalam kandungan.
d. Kelainan genetik
e. Riwayat keluarga
Komplikasi yang Terjadi pada ambiguous genitalia
1. Kematian bayi tanpa sebab yang jelas.
2. Kemandulan, siklus menstruasi yang tidak teratur, dan pertumbuhan rambut halus di wajah yang berlebihan pada wanita.
3. Ketidaknormalan genital.
4. Pertumbuhan fisik yang tidak normal selama masa puber. Misalnya pada wanita tidak tumbuh payudara.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.