Hamil, melahirkan dan menyusui adalah fitrahnya seorang wanita. Tiga hal demikian adalah momen-momen yang tidak akan bisa dilupakan, apalagi ketika melahirkan. Kenapa demikian? Karena saat melahirkan bunda melakukan perjuangan yang hebat hingga mempertaruhkan nyawa.
Baik itu melahirkan secara pervaginam ataupun operasi SC sama-sama membutuhkan perjuangan dan sama-sama memiliki resiko pada ibu dan bayinya. Nah kali ini bidan Citra akan share beberapa resiko yang bisa dialami bayi pada operasi Caesar. Simak di bawah ini ya bun!
Resiko Yang Dialami Bayi Operasi Caesar
- Gangguan pernapasan
Bayi yang lahir dengan operasi caesar lebih mungkin mengalami gangguan pernapasan. Biasanya komplikasi ini terjadi jika bayi dilahirkan sebelum berusia 39 minggu, ketika paru-parunya belum berkembang dengan sempurna.
Jika tidak disertai gangguan lain, Bumil tidak perlu khawatir, karena kondisi biasanya akan membaik dengan sendirinya. - Kulit tergores
Ketika operasi caesar, kulit bayi mungkin saja tergores secara tidak sengaja. Namun, biasanya goresan ini ringan dan bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas.
Melahirkan secara caesar maupun normal sama-sama memiliki manfaat dan risiko. Pada beberapa kondisi, seperti janin kembar, kepala janin yang terlalu besar, posisi janin tidak normal, tali pusar yang melilit janin, plasenta yang letaknya menutupi jalan lahir, dan ibu hamil dengan kondisi kesehatan tertentu, pilihan melahirkan secara caesar mungkin lebih aman. - Rentan alergi
Baik dari kondisi “kotor” di jalan lahir yang tidak dilalui si bayi yang dilahirkan secara sesar, maupun tertundanya pemberian ASI sesegera mungkin, membuat risiko alergi pada bayi jadi lebih tinggi. Belum lagi paparan antibiotik yang biasanya diberikan kepada bayi sesar sebagai langkah berjaga-jaga dari kemungkinan infeksi, juga meningkatkan risiko alergi. - Emosi cenderung rapuh
Meski belum terbukti melalui penelitian ilmiah, kondisi psikologis bayi sesar diduga cenderung lebih rapuh dibanding bayi yang dilahirkan secara normal. Faktanya, bayi yang lahir normal memang dihadapkan pada kondisi tidak nyaman dimana ia harus melewati jalan lahir yang sempit dan berliku disertai tekanan hebat akibat kontraksi rahim. Perjuangan inilah yang diyakini dapat melatih mental si kecil sejak dini. Boleh jadi faktor ini memberi kontribusi tersendiri terhadap kepribadian si anak kelak. Akan tetapi pola asuh yang diberikan orangtua dan bagaimana pengaruh lingkungan terbukti lebih ikut memberi warna apakah seseorang lebih tahan banting atau tidak ketika menghadapi stres kehidupan. - Terpengaruh anestesi
Kondisi ini mungkin saja terjadi. Karenanya, tim dokter yang terdiri dari dokter kebidanan dan kandungan, dokter anak, dan dokter anestesi harus berhitung secermat mungkin agar pembiusan pada bayi berpengaruh seminim mungkin. Untuk itu, umumnya anestesi yang digunakan adalah anestesi spinal yang berdosis rendah. Penggunaan bius total membuat bayi terlihat agak ngantuk karena dikeluarkan saat masih di bawah pengaruh anestesi. - Minim peluang IMD
Bayi sesar kurang mendapatkan kesempatan untuk menjalani IMD alias inisiasi menyusu dini. Ini karena kondisi bayi sesar berbeda dari kondisi bayi lahir normal yang bisa langsung ditempelkan di dada ibunya dengan refleks yang cukup kuat untuk mencapai payudara ibu. Sementara pada persalinan sesar, hal yang tak bisa segera dilakukan mengingat bayi biasanya langsung dipasangi infus dan selang oksigen guna membantu pernapasannya. Si ibu pun umumnya masih dalam keadaan “teler” akibat pengaruh obat anestesi. (Nakita/Theresia) - Rendahnya sistem kekebalan tubuh
Data berdasarkan evidance base memang belum ada. Namun pada proses persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang berlangsung lama dan melibatkan kontraksi selama berjam-jam. Saat lahir pun, mulut bayi tidak tertutup sehingga banyak kuman yang masuk ke dalam mulut, bahkan sampai ke pencernaan. Imbasnya, bayi mengalami kontak alami dengan mikroba floral dalam jalan lahir ibunya yang kemudian berkoloni di ususnya. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuhnya.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.