Ibu mana sih yang ingin anaknya kekurangan vitamin, termasuk vitamin D. Tidak jarang ibu memberikan suplemen tambahan untuk menambah asupan vitamin dan mineral pada tubuh anaknya. Lalu apakah bahaya jika si Kecil kekurangan vitamin, khususnya vitamin D ?
Anak yang kekurangan vitamin akan mudah sakit, mata kering, terlambat bicara, tinggi badan yang kurang, pertumbuhan gigi terlambat dan masih banyak lainnya.
Tapi jika anak kekurangan vitamin D yang berat dapat menyebabkan penyakit riketsia nutrisional. Riketsia umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 2,5 tahun, dengan gejala seperti kelemahan otot, keterlambatan perkembangan gerak motorik, pembesaran area pergelangan tangan dan lutut, tungkai berbentuk O, gangguan bentuk kepala, keterlambatan pertumbuhan gigi, penurunan kepadatan tulang, dan infeksi.
Faktor risiko yang berperan dalam terjadinya defisiensi vitamin D
- kurangnya paparan sinar matahari
- asupan makanan yang sedikit mengandung vitamin D
- pemberian ASI berkepanjangan tanpa suplementasi vitamin D.
Perlukah Suplemen Vitamin D Tambahan ?
Menurut penelitian, anak Indonesia hanya mengonsumsi sedikit makanan yang kaya vitamin D. Telur yang kerap dikonsumsi ternyata hanya mengandung sedikit vitamin D. Makanan – makanan yang tinggi vitamin D seperti ikan tuna, sarden, mackerel, dan keju jarang dikonsumsi oleh anak Indonesia. Di sisi lain, adanya anjuran pantang susu sapi pada alergi susu sapi, rendahnya ketersediaan makanan yang difortifikasi vitamin D, dan kurangnya asupan makanan yang mengandung lemak turut berperan dalam rendahnya kadar vitamin D di darah. Selain itu, ASI ternyata mengandung vitamin D dalam kadar yang rendah, sehingga pemberian ASI saja belum dapat mencukupi kebutuhan vitamin D harian pada anak. Sehingga anak membutuhkan suplemen vitamin D tanpa memandang jenis makanan ( ASI/susu formula)
Masalah defisiensi vitamin D merupakan masalah yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, namun kesadaran masyarakat masih tergolong rendah.
Beberapa Hal Yang Dianjurkan Untuk Mengurangi Angka Defisiensi Vitamin D
- Meningkatkan konsumsi makanan yang kaya vitamin D, yaitu ikan salmon, tuna, mackerel, keju, minyak ikan, jamur shiitake, dan sereal.
- Mendorong anak untuk lebih banyak bermain di luar serta menjemur bayi di bawah jam 09.00 atau di atas pukul 16.00
- Suplementasi vitamin D untuk bayi 0 – 12 bulan sebanyak 400 IU per hari, tanpa memandang jenis makanannya (ASI eksklusif atau tidak).
- Suplementasi vitamin D untuk anak >12 bulan, sebanyak 600 IU per hari, tanpa memandang jenis makanannya.
- Anak dengan riwayat defisiensi vitamin D yang disertai gejala harus diberikan suplementasi.
- Wanita hamil dan menyusui perlu mengkonsumsi vitamin D 600 IU per hari.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.