Sekarang lagi diperbincangkan mengenai kejadian meninggalnya anak kembar dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni. Menurut penjelasan dokter meninggalnya bayi mereka karena twin to twin transfusion syndrome. Apa itu twin to twin transfusion syndrome.
Terjadi saat suplai darah yang dibutuhkan janin kembar dalam kandungan tidak berimbang. Akibatnya, salah satu janin mendapatkan pasokan darah yang melimpah, sementara janin lainnya kekurangan.
Penyebab Twin To Twin Transfusion Syndrome
Penyebab twin to twin transfusion syndrome hingga saat ini belum diketahui dengan pasti. Namun, gangguan pembelahan sel setelah pembuahan diklaim menjadi penyebab dari kelainan plasenta dan pembuluh darah pada TTTS.
TTTS merupakan kondisi yang tidak boleh disepelekan. Ketidakseimbangan pasokan darah yang diterima janin kembar dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan menyebabkan kematian.
Janin yang menerima sedikit pasokan darah bisa mengalami hambatan pertumbuhan dan anemia. Sementara janin kembar lain yang mendapat pasokan darah terlalu banyak dan mengalami kelebihan cairan dapat mengalami gangguan pada sistem pernapasan, sistem pencernaan, jantung, dan otak.
Tanda Dan Gejala
Twin to twin transfusion syndrome diperkirakan terjadi pada 15 persen kehamilan kembar identik. Oleh karena itu, ibu yang mengandung bayi kembar perlu mengetahui gejala dari kondisi ini.
Berikut adalah tanda dan gejala twin to twin transfusion syndrome yang bisa dialami oleh ibu hamil:
- Pertumbuhan rahim yang cepat.
- Ukuran rahim dan perut yang lebih besar dari usia kehamilan pada umumnya.
- kenaikan berat badan berlebih
- Nyeri perut, sesak napas, dan kontrasepsi
- Pembengkakan pada kaki dan tangan di awal kehamilan.
Selain pemeriksaan USG, dokter kandungan mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lain, seperti ekokardiografi, atau MRI, untuk memastikan kondisi.
Cara Mengatasi Twin To Twin Transfusion Syndrome
Ibu hamil yang terdiagnosis mengalami TTTS akan disarankan untuk rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan. Penanganan untuk TTTS tergantung pada tingkat keparahannya. Jika TTTS tidak parah, dokter akan memantau kondisi janin secara berkala. Apabila kondisi TTTS dicurigai dapat menghambat dan mengganggu tumbuh kembang janin, dokter mungkin akan merekomendasikan:
Amnioreduksi
Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi cairan ketuban pada salah satu janin yang memiliki pasokan cairan berlebih. Salah satu metode yang paling sering digunakan pada aminoreduksi adalah amniocentesis. Tindakan ini bertujuan untuk membuat jumlah cairan ketuban menjadi normal dan memperbaiki sirkulasi darah pada janin.
Bedah fetoskopi laser
Jika amnioreduksi tidak efektif, maka prosedur fetoskopi laser bisa menjadi alternatif. Tindakan ini dilakukan dengan cara menyumbat pembuluh darah yang mengalami kelainan, sehingga janin bisa mendapatkan pasokan darah yang seimbang.
Persalinan dini atau prematur
Pada beberapa kasus, persalinan juga bisa menjadi pilihan untuk menyelamatkan janin. Tindakan ini biasanya disarankan jika paru-paru janin sudah matang.
Meski termasuk kondisi yang jarang terjadi, twin to twin transfusion syndrome tidak boleh disepelekan. Hal ini karena kondisi TTTS bisa berdampak buruk terhadap janin, mulai dari perkembangan yang terhambat, lahir dengan kondisi cacat, hingga kematian. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter kandungan.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.