Tanya Bidan – Perkembangan janin dalam kandunagn sebenarnya berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu pada tahapan pre embrionik atau berawal dari pertemuannya sel sperma dan sel telur hingga terjadinya sebuah proses nidasi atau tertanamnya bakal janin pada dinding rahim, biasanya usia kehamilan ini berkisar 4-5 minggu, tahap embrionik atau proses pembentukan organ bayi, ini terjadi pada usia kehamilan 5-10 minggu dan selanjutnya tahap fetus atau masa penyempurnaan organ, mulai usia kehamilan 10 minggu sampai persalinan terjadi.
Dan supaya janin dirahim ibu bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan optimal, maka sangat penting bagi ibu untuk menghilangkan faktor faktor yang bisa menghambat perkembangan janin.
Faktor yang Menghambat Perkembangan Janin
Guna meniadakan faktor penghambat perkambangan janin, maka dari itu ibu dianjurkan untuk mengenali penyebab yang bisa menghambat janin berkembang berikut ini.
Faktor Penghambat Tahap Pre embrionik
- Ketidaksempurnaan janin
Pada tahap ini bisa meningkatkan resiko untuk terjadinya keguguran atau tidak berkembangnya bayi dalam kandungan. Kelainan kromosom, adanya infeksi sampai dengan adanya faktor gizi yang bisa menghambat proses ini sampai menimbulkan keguguran dan kematian mudigah atau kematian bakal janin didalam kandungan yang diduga diakibatkan oleh adanya masalah kelainan kromosom sehingga memerlukan tindakan kuretase. - Kekurangan asam folat
Akibat dari terlambatnya mengkonsumsi asam folat selama kehamilan maka ini bisa meningkatkan resiko cacatnya tempurung kepala dan tulang punggung bayi. Tidak hanya itu infeksi aktif toksoplasma juga berpotensi menimbulkan cacat hingga keguguran - Mengalami Obesitas
Obesitas sendiri bisa meningkatkan proses peradangan pada sel sel tubuh. Hal ini yang akan meningkatkan produksi radikal bebas yang mana berpotensi menimbulkan gangguan pada saat terjadinya proses nidasi. - Mengalami Penyakit Tertentu
Mengindap penyakit tertantu dimasa kehamilan bisa menimbulkan cacat janin, sehingga memberikan vaksinasi, seperti halnya varicella dan MMR (measles, Mumps, dan Rubella) perlu untuk diberikan kepada pasangan suami istri yang sedang merencanakan program kehamilan.
Baca Juga : Pengobatan Alternatif yang Aman Dilakukan Oleh Ibu Hamil
Faktor Penghambat Embrionik
- Kekurangan atau kelebihan gizi.
kelebihan
gizi atau mengalami kekeurangan gizi seperti asam folat, AA/DHA, zink
magnesium, kalium, fosfor, tembaga dan vitamin lainnya seperti vitamin
A, B dan D yang bisa meningkatkan resiko kecacatan pada bayi. Seperti
contohnya kelebihan vitamin A yang bersifat teratogenik atau bisa
meimbulkan cacat pada bayi, sementara pada kekurangan asam folat hal ini
bisa menimbulkan kecacatan pada tempurung kepala dan tulang punggung.
Ada beberapa hal lainnya seperti penyakit autoimun atau infeksi pada ibu
hamil, bisa membahaykan pertumbuhan janin dalam kandungan. - Pada
tahap ini kehamilan memerlukan hormon hormon yang penting guna
menyongkong, dan yang terpenting adalah progesteron. Kekurangan hormon
progesteron bisa menimbulkan terjadinya keguguran pada trisemester
pertama.
Faktor Penghambat Perkembangan Fetus
- Ibu hamil yang mengalami demam saat hamil.
Jika
terjadi hal ini bisa meningkatkan beberapa resiko pada bayi seperti
autisme dan juga kematian. Oleh karena itu ibu harus selalu waspada
dengan demam saat hamil dan segera melalukan pemeriksaan ke dokter atau
bidan kandungan terdekat bila ibu merasa peningkatan suhu tubuh yang
dialami diatas normal. - Infeksi didalam kehamilan
Seperti
halnya campak, campak jerman dan cacar air hal ini sering kali
berdampak pada bayi. Vaksinasi sebelum kehamilan bisa menjadi salah satu
cara guna mencegahnya. Bahkan saat ini telah ada vaksinasi untuk
influenza yang mana boleh diberikan pada ibu hamil. Beberapa infeksi
menular seksual contohnya hlamydia, trichomoniasis, dan bacterial
vaginosis yang bisa ikut menular juga pada janin atau bisa menimbulkan
pertumbuhan janin terlambat. - Adanya keputihan berlebih
Keputihan
merupakan salah satu bentuk infeksi yang berpotensi membahayakan janin.
Keputihan saat sedang hamil juga bisa dibilang normal, selama tak
disertai dengan perubahan bentuk, warna, jumlah bau dan gatal. Penyebab
keputihan sangat bervariasi, mulai dari adanya infeksi bakteri, virus,
sampai dengan jamur. Keputihan ini sebaiknya diperiksa di laboratorium
atau kultur sebelum dilakukannya pengobatan supaya diberikan obat yang
sesuai dengan jenis kumannya - Pola hidup yang tidak sehat
Menjalani
pola hidup yang tidak sehat dan masalah lain misalnya kelainan
autoimun, bisa menurunkan fungsi plasenta. Dampak dari penurunan fungsi
plasenta sebelum waktunya ini akan menghambat tumbuh kembangnya janin.
Guna mengetahui ada tidaknya penurunan fungsi plasenta ini dapat kita
cek dengan menggunakan USG sejak akhir terisemester ke 2 dimasa
kehamilan.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.