Berhubungan seksual adalah suatu kebutuhan yang perlu dipenuhi bagi pasangan suami istri. Oleh karena itu meskipun istri sedang hamil, hubungan seksual boleh tetap dilakukan. Bahkan seks saat hamil bisa memberikan manfaat bagi Bumil dan pasangan, antara lain meningkatkan keharmonisan dan mengurangi stres selama hamil. Seks juga merupakan salah satu bentuk olahraga yang baik untuk Bumil.
Namun, ada beberapa kondisi ibu hamil yang memang tidak dianjurkan untuk berhubungan seksual demi kesehatan janin maupun ibu hamil sendiri. Kondisi apa saja yang bisa membahayakan kehamilan saat hubungan seksual ? Yuk kita simak di bawah ini!
- Ibu mengalami hyperemesis gravidarum
Saat ibu hamil mengalami hyperemesis gravidarum sebaiknya hubungan seksual ditunda dulu. Karena jika dalam kondisi ini dipaksakan untuk bergungan intim maka akan beresiko mengalami stress hingga dehidrasi - Pernah melahirkan prematur
Melahirkan secara prematur adalah kondisi ketika ibu hamil bersalin di usia kehamilan sebelum 37 minggu atau belum cukup bulan.
Ada beragam faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang ibu hamil untuk melahirkan terlalu dini, mulai dari infeksi, kelainan genetik pada janin, gangguan rahim atau leher rahim, gangguan tumbuh kembang janin, kekurangan nutrisi, hingga stres berat.
Ibu hamil yang memiliki riwayat persalinan prematur juga bisa mengalaminya kembali. Oleh karena itu, bila Bumil memiliki riwayat melahirkan secara prematur, dokter mungkin akan melarang Bumil untuk berhubungan seksual guna mengurangi risiko terjadinya hal tersebut kembali. - Hamil bayi kembar
Ibu yang hamil bayi kembar juga perlu berpikir dua kali untuk melakukan hubungan seksual. Bukannya dilarang, ibu hanya perlu hati-hati agar tidak mengalami kontraksi, sehingga bayi lahir lebih cepat dari waktunya. Ibu yang hamil gemeli atau kembar sangat mudah mengalami kontraksi. Dan hubungan seksual bisa memicu kontraksi. - Mengalami keputihan
Keputihan selama hamil perlu diwaspadai bila Bunda ingin melakukan hubungan seksual. Keputihan bisa menyebabkan asenden infeksi dari bawah ke atas, yakni dari vagina ke ostium uteri internum.
Keputihan ini menjadi kontraindikasi relatif pada ibu hamil yang melakukan hubungan seksual. Sebab, infeksi yang disebabkan keputihan nantinya bisa berbahaya bagi janin. Untuk mengatasinya, Ayah dan Bunda perlu ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. - Berisiko tinggi mengalami keguguran
Keguguran adalah kondisi berhentinya kehamilan dengan sendirinya sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu atau dalam trimester pertama. Penyebab terjadinya keguguran bisa bermacam-macam, yaitu kelainan genetik pada janin, infeksi selama kehamilan, efek samping obat-obatan, masalah pada rahim, atau penyakit tertentu, seperti diabetes. Keguguran juga bisa terjadi kembali, jika Bumil pernah mengalami kondisi ini sebelumnya. Jika Bumil mengaIami kondisi tertentu yang berisiko menyebabkan keguguran, dokter mungkin akan menganjurkan Bumil untuk tidak berhubungan seksual selama kehamilan. - Memiliki gangguan plasenta
Ibu hamil yang mengalami gangguan plasenta, seperti plasenta previa dan solusio plasenta, umumnya dilarang atau dianjurkan untuk membatasi hubungan intim. Alasannya karena orgasme dapat merangsang kontraksi rahim, sehingga berisiko menyebabkan perdarahan vagina saat hamil. Ketika hal ini terjadi, kondisi ibu hamil dan janin bisa bermasalah. - Mengalami perdarahan vagina
Perdarahan selama kehamilan, khususnya pada trimester pertama, adalah hal yang cukup umum terjadi pada sebagian ibu hamil. Biasanya kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan, karena perdarahan di awal kehamilan mungkin menandakan terjadinya implantasi atau menempelnya embrio (bakal janin) ke dinding rahim.
Namun, perdarahan saat hamil juga bisa menjadi tanda adanya kondisi serius yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin, terutama jika perdarahan tidak kunjung berhenti atau disertai nyeri berat pada rahim.
Untuk mengetahui penyebab pasti perdarahan vagina yang Bumil alami, Bumil perlu memeriksakan kandungan ke dokter. Jika perdarahan tersebut merupakan hal yang berbahaya, dokter mungkin akan menganjurkan Bumil untuk tidak berhubungan seksual sementara waktu, karena bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran. - Memiliki gangguan serviks
Berhubungan seksual ketika memiliki gangguan serviks atau leher rahim, misalnya leher rahim lemah atau pendek, bisa membahayakan kehamilan sewaktu-waktu. Oleh karena itu, ibu hamil yang memiliki gangguan pada serviks sebaiknya tidak berhubungan intim guna mencegah terjadinya keguguran atau persalinan prematur. Berhubungan seksual saat hamil bukanlah hal yang harus dihindari, asalkan kondisi Bumil dan janin sehat. Namun, jika Bumil mengalami salah satu atau beberapa kondisi yang telah dipaparkan di atas, ada baiknya Bumil dan pasangan menundanya. Ingatlah bahwa kesehatan Bumil dan janin adalah hal yang sangat penting dan perlu menjadi prioritas untuk saat ini. Guna meningkatkan keintiman selama kehamilan, ada cara yang bisa Bumil dan pasangan lakukan selain berhubungan seksual, yakni menghabiskan lebih banyak waktu bersama untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti menonton film, memasak, membaca buku, atau berolahraga.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.