Hubungan seks suami istri tidak dilarang dalam kehamilan. Walaupun hubungan seksual tidak dihalangi, namun pada timester pertama wanita hamil seringkali merasa lelah dengan penurunan libido, selama trimester kedua dan trimester ketiga beberapa wanita hamil merasa kehilangan gairah seksualnya karena takut akan melukai bayinya, merasa bahwa orgasme atau ejakulasi dianggap dapat mencederai bayi, takut menyebabkan bayi lahir premature atau karena hubungan seksual dirasakan tidak nyaman secara fisik karena dapat mempengaruhi bayi.
Sedangkan pada saat berhubungan seksual, penis tidak dapat menembus vagina. Cairan ketuban dan otot-otot yang kuat dalam rahim melindungi bayi, serta lendir tebal yang menutupi leher rahim membantu melindungi bayi dari bahaya infeksi. Selama berhubungan seksual, penis tidak dapat menembus vagina, sehingga tidak akan mencapai bayi.
Orgasme saat melakukan hubungan seksusal dapat menyebabkan kontraksi rahim yang bersifat sementara, tetapi tidak berbahaya. Mengalami orgasme juga berhubungan dengan peluang yang lebih rendah untuk melahirkan lebih awal. Jika ibu hamil mengalami kontraksi saat berhubungan seksual ibu cukup melakukan rileksasi sampai kontraksi hilang. Oleh sebab itu hubungan seksual pada kehamilan harus dilakukan dengan nyaman dan tidak terlalu agresif agar j tidak terjadi kontraksi yang dahsyat untuk menghindari pecah ketuban.
Hubungan seksual pada usia kehamilan 9 bulan menjadi anjuran untuk membantu kelancaran proses kehamilan. Saat berhubungan seksual, prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat mengakibatkan kontraksi guna membantu penekanan sehingga kepala bayi dapat masuk ke bagian bawah panggul.
Wanita Hamil Yang Tidak Dianjurkan Melakukan Hubungan seksual
a) Riwayat keguguran
b) Riwayat perdarahan vagina atau bercak darah sering selama kehamilan
c) Sering sakit perut atau kram selama diketahui masa kehamilan
d) Rahim ibu hamil cenderung lemah
e) Anda hamil kembar atau lebih dari dua bayi dalam kandungan
f) Janin memiliki plasenta yang rendah (plasenta previa)
g) Penyakit menular seksual seperti herpes genital, gonorea, atau bahkan HIV AIDSDisarankan pasangan Anda mungkin harus menggunakan kondom jika menderita penyakit menular seksual, demi mencegah risiko infeksi yang bisa menular ke ibu maupun janin.
Gaya dan Cara Aman Berhubungan Seksual Saat Kehamilan
Salah satu cara menikmati seks sepanjang kehamilan adalah dengan menghindari penetrasi yang dalam dan kuat, Anda bisa melakukannya secara lembut.
1. Posisi misionaris
Anda bisa mencoba posisi misionaris (pria di atas, dan ibu hamil di bawah) setelah trimester pertama, tempatkan bantal di bawah punggung ibu hamil agar perut ibu tetap stabil dari guncangan. Lalu pastikan pasangan Anda tidak memiliki berat badan yang berlebih sehingga tidak terjadi topangan berlebih saat penetrasi dan perut ibu hamil aman dari beban apapun.
2. Woman on top
Bisa dibilang, posisi ini posisi ternyaman dengan wanita sebagai pengendali dari gaya, daya dan kedalaman penis yang masuk. Posisi woman on top dilakukan dengan mengangkangi pasangan Anda, memang ibu hamil akan lebih lelah pada posisi ini. Tetapi dengan begitu, perut yang besar tidak akan membebani ibu hamil dan dapat mengontrol kedalaman penetrasi saat bercinta.
3. Samping menyamping menjadi satu
Posisi berbaring miring menuju satu arah dengan pasangan, boleh Anda coba ketika berhubungan intim saat hamil. Posisikan tubuh Anda ke samping, lalu pasangan Anda akan menyamping pula ke arah yang sama dengan hadapan Anda. Pada posisi ini, ibu hamil bisa menaruh bantal di bawah perut dan di belakang punggung. Angkat kaki yang miring bagian atas, setelah itu penetrasi bisa dilakukan, tetapi penetrasi cenderung dangkal jika melakukan seks pada posisi ini.
4. Gaya bentuk gunting
Gaya seks yang satu ini, membutuhkan Anda dan pasangan untuk berbaring miring berhadapan. Sehingga pada kedua tubuh bagian atas akan membentuk huruf V, dan jika dilihat dari keseluruhan, posisi Anda berdua akan membentuk gunting. Taruhlah bantal di bawah punggung ibu hamil, untuk mendukung kekuatan hentakan penetrasi yang diberikan oleh lawan bercinta. Lalu ibu hamil dapat meletakan kaki di atas pinggul pasangan. Sayangnya, posisi ini akan memberikan sedikit beban pada perut ibu hamil.
5. Doggy style
Perhatikan untuk posisi ini lebih baik dilakukan jika kehamilan baru memasuki trimester awal. Jika melebihi trimester tersebut, dikhawatirkan akan memengaruhi kelelahan dan tegang pada bagian perut ibu. Caranya, ibu hamil boleh melakukan dengan posisi merangkak, lalu lawan akan berlutut pada bagian belakang dan mengikuti ketinggian posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi ini, lagi-lagi memerlukan bantalan pada bawah tubuh wanita serta stamina yang kuat menunjang beban yang ibu hamil bawa pada perutnya.
6. Posisi berpangku di kursi
Berhubungan intim saat hamil yang dilakukan di kursi nyatanya dapat menjadi alternatif tersendiri untuk kepuasan bercinta. Anda hanya membutuhkan kursi yang kokoh dan dapat menahan beban Anda, janin, dan lawan main Anda. Pada posisi ini, pria akan duduk dengan paha terbuka lebar, lalu ibu hamil bisa duduk di atas paha pria tersebut. Gunakan juga kursi dengan pegangan atau tangan yang kokoh sehingga posisi ibu hamil bisa stabil.
7. Bercinta di tepi ranjang
Posisi berhubungan intim yang satu ini, hampir mirip dengan posisi misionaris pada penjelasan di atas. Perbedaannya, posisi ini dilakukan pada tepi kasur atau pun tepi sofa. Ibu hamil hanya perlu berbaring biasa di tepi kasur, sedangkan pasangan bersiap di samping kasur. Posisi tubuh dan gerakan pria, tergantung pada ketinggian tempat tidur, bahkan pasangan Anda bisa berlutut atau berdiri
Frekuensi Hubungan Seksual Saat Kehamilan
Dalam melakukan frekuensi hubungan seksual selama kehamilan, perlu diperhatikan bagaimana riwayat kehamilan selama kehamilan dan riwayat kehamilan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak serius selama dan setelah melakukan hubungan seksual, jika pada kehamilan sebelumnya perna keguguran, sebaiknyahubungan seksual dan masturbasi sampai mencapai orgasme tidak dilakukan terutama selama 3-4 bulan. Hal ini dapat menimbulkan gerakan rahim yang justru lebih hebat. Selain itu, keguguran dapat disebabkan oleh adanya protaglandin yang terdapat pada sperma menimbulkan kekejangan otot rahim.
Frekuensi hubungan seksual mempengaruhi kualitas sebuah perkawinan. Hal ini dikarenakan masing-masing kebutuhan pasangan akan ada yang tidak terpenuhi dandapat menyebabkan rasa frustasi karena kurangnya perhatian dari pasangan untuk hal seks. Hubungan intim pada suami istri tidak memiliki batasan baku terkait frekuensi, hal ini tergantung kepada mood atau suasana hati dan keinginan mereka yang memang bersifat spontan, jika hal ini memiliki jadwal, dikhawatirkan hubungan seksual tersebut akan dirasakan sebagai bentuk pemaksaan.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.