Masa kehamilan adalah masa yang sangat membahagiakan bagi setiap wanita. Namun, kehamilan bukan merupakan hal yang mudah untuk dijalani. Saat hamil, Anda cenderung mudah stres. Jika Anda termasuk salah satu wanita karir, maka stres akan lebih mungkin untuk terjadi.
Jika ibu hamil mengalami stres yang berkepanjangan, dampak buruknya terhadap janin turut bisa bertahan lama. Ketika stres, tubuh mendapat sinyal menyerupai keadaan bahaya, shingga secara alami melepaskan hormon kortisol dan hormon lainnya sebagai langkah antisipasi. Denyut jantung pun menjadi lebih cepat dari biasanya.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai bagaimana stres pekerjaan bisa memicu gangguan kehamilan :
- Keguguran
Stres dapat menyebabkan otak mengeluarkan hormon yang disebut dengan corticotropin. Para peneliti telah mengungkapkan bahwa stres juga meningkatkan intensitas hormon yang disebut kortisol pada ibu. Ini bersama-sama dapat menyebabkan keguguran di awal kehamilan.
- Efek berbahaya pada otak
Sangat normal untuk khawatir tentang apa yang Anda makan dan minum yang bersangkutan dengan kesehatan bayi. Jika Anda bekerja selama lebih dari 32 jam seminggu dalam pekerjaan stres, ada kemungkinan Anda mempertaruhkan kesehatan anak yang belum lahir. Jadi, penting untuk mengetahui apakah Anda benar-benar sampai ke tugas sebagai seorang ibu. Stres yang dialami wanita selama kehamilan dapat menanggung pengaruhnya selama 17 minggu setelah pembuahan. Dan ini berarti ada kemungkinan hal tersebut memiliki efek yang berpengaruh pada otak dan perkembangan janin.
- Pre-Eklampsia
Wanita hamil yang bekerja selama berjam-jam cenderung menghadapi risiko lebih besar terkena pre-eklampsia. Pre-Eklampsia sebelumnya dikenal dengan toksemia. Ini adalah suatu kondisi yang bisa saja berkembang karena stres kerja. Kondisi ini biasanya muncul pada paruh kedua kehamilan, terutama selama trimester kedua atau ketiga. Bahkan bisa terjadi lebih dulu dari itu.
- Barat badan lahir rendah
Selama kehamilan tubuh berjalan melalui banyak perubahan, dan ketika hormon cenderung mudah berubah, maka mood Anda pun akan terpengaruh. Ketika Anda terlalu banyak stres, maka Anda akan mengalami kesulitan tidur dan bahkan kehilangan nafsu makan dan ini bisa berbahaya bagi perkembangan bayi. Tingkat stres yang tinggi bisa menyebabkan tekanan darah tinggi yang menimbulkan risiko yang lebih besar dan menyebabkan kelahiran prematur. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan stres dapat berdampak negatif terhadap kehamilan dengan menyebabkan komplikasi seperi berat badan lahir rendah.
Mengelola stres dengan baik dapat membantu tubuh untuk kembali pada titik keseimbangan awal. Sebaliknya, stres yang dibiarkan saja atau tidak dikelola dengan baik berisiko mengubah sistem manajemen stres alami yang dimiliki oleh tubuh. Akibatnya, ibu hamil justru bereaksi berlebihan dan meicu respons yang berkobar-kobar. Hal inilah yang tidak baik untuk kesehatan kehamilan serta mengundang masalah pada perkembangan janin.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.