Kali ini Curhat Bidan akan mengulas sedikit tentang Plasenta Previa, serta tips terapi alternatif untuk mengatasi kondisi tersebut.
Plasenta Previa yang terjadi pada ibu hamil mengancam keselamatan ibu, serta meningkatkan resiko pendarahan pasca bersalin. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta tumbuh ditempat yang salah dan menyebabkan janin beresiko lahir dengan prematur. Jika kondisi ini segera mendapat penanganan ahli yaitu dokter ataupun bidan, maka Plasenta previa tidak akan berakibat fatal.
Mengenal faktor resiko Plasenta previa.
Walaupun penyebab pasti dari Plasenta previa belum pasti, namun ada segelintir faktor yang diduga dapat menjadi potensi dari resiko meningkatnya gangguan Plasenta ini pada ibu hamil. Diantaranya :
- Kebiasaan merokok.
- Pernah melahirkan sebelumnya.
- Pernah melakukan operasi pada rahim.
- Pengguna kokain.
- Pernah menjalani operasi caesar.
- Pernah keguguran.
- Memiliki usia 35 tahun atau bahkan lebih.
- Pernah melakukan operasi rahim seperti kuret ataupun pengangkatan Miom.
Menurut jenisnya, Plasenta previa terbagi kedalam 2 jenis berbeda. Yang pertama adalah jenis Plasenta previa minor. Plasenta previa minor adalah kondisi plasenta yang menjulur ke rahim bagian bawah tanpa menutup lubang serviks. Jenis satu lagi adalah Plasenta previa mayor. Dimana plasenta ini posisinya menghalangi atau menutup lubang serviks.
Cara penanganan Plasenta previa.
Rekomendasi dokter untuk ibu hamil yang mengalami Plasenta previa biasanya hanya meliputi istirahat dengan sebanyak mungkin. Lalu bisa melakukan transfusi darah jika memang dibutuhkan, dan operasi caesar. Penentuan cara penanganan berikut berdasarkan pada beberapa kondisi yakni :
- Ibu hamil mengalami pendarahan.
- Tingkat keparahan yang terjadi pada pendarahan.
- Pendarahan yang tidak berhenti.
- Mempertimbangkan kesehatan ibu dan juga janin di dalam kandungan.
- Usia kandungan, serta.
- Posisi bayi dan plasenta.
Terapi Alternatif Untuk Ibu Hamil Mengalami Plasenta Previa.
Plasenta yang letaknya memang rendah (dibawah) biasanya baik-baik saja. Namun, beberapa tips disarankan untuk untuk membantu mengembalikan plasenta ke posisi atas.
1. Istirahat.
Dijelaskan tadi jika beristirahat adalah salah satu cara terbaik yang direkomendasikan bahkan oleh dokter untuk ibu hamil yang mengalami Plasenta previa. Jika terjadi pendarahan, sebaiknya beristirahat di tempat tidur dengan menggunakan dua bantal di bawah kaki, lutut dan bagian pinggang. Saran dokter ini bertujuan agar ibu hamil tidak banyak bergerak dan bangun dari beristirahat hanya untuk makan ataupun ke toilet saja.
2. Metode akupuntur.
Cara kedua adalah dengan metode akupuntur. Cara ini lebih umum dilakukan di Cina untuk membantu penanganan Plasenta previa.
Para praktisi akupunktur sudah mengetahui dimana titik tusukan utama mereka memasukkan jarum, untuk membantu plasenta menjauh dari serviks. Titik tersebut dikenal dengan Du 20, yang letaknya pada bagian atas kepala. Terkadang, mengatasi hal tersebut dapat dengan menggunakan akupresure atau moxa di Du 20.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.