Kita sering mengenal infeksi toxoplasma yang dikatakan berbahaya bagi Ibu hamil. Sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa toxloplasmosis disebabkan oleh infeksi parasit (bukan bakteri atau pun virus) yang disebut parasit Toxoplasma Gondii. Banyak orang mengira bahwa parasit ini berasal dari hewan. Padahal bisa saja parasit ini berasal dari makanan seperti sayuran dan daging yang dimasak tidak terlalu matang. Namun memang perkembangan parasit ini terjadi pada saluran cerna hewan seperti pada usus kucing yang tidak terawat kebersihannya. Parasit ini masuk melalui makanan saat dimakan oleh hewan, kemudian berkembang pada saluran cerna lalu akan dikeluarkan lagi bersama kotorannya.
Gejala Toxoplasma Pada Ibu Hamil
1. Demam
Demam merupakan salah satu reaksi tubuh yang terjadi akibat adanya infeksi. Dikatakan bahwa demam merupakan salah satu metode tubuh untuk mempertahankan diri terhadap infeksi yang terjadi pada tubuh. Akibat adanya infeks, maka sel yang terinfeksi mengalami radang sehingga menimbulkan suatu mekanisme pelepasan suatu zat yang mampu menstimulasi pusat pengaturan suhu di otak. Terstimulasinya pusat pengaturan suhu menjadi demam, bertujuan untuk membunuh mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memang ada yang tidak dapat bertahan dengan suhu panas. Namun sayangnya hal tersebut tidak belaku untuk semua mikroorganisme. Pada toxoplasmosis atau penyakit toksoplasma terjadi akibat infeksi dari parasit yang disebut T. Gondii.
2. Nyeri otot atau pegal-pegal
Nyeri otot atau pegal-pegal dapat terjadi akibat infeksi dari toksoplasma. Walaupun gejala ini kurang ditemukan, namun dapat terjadi dan dialami oleh Ibu hamil. Gejala ini terjadi akibat infeksi yang telah masuk ke dalam tubuh.
3. Kelelahan
Umumnya orang dengan infeksi, cenderung metabolisme selnya meningkat. Peningkatan metabolisme sel atau kerja sel tentu akan meningkatkan kerja jaringan. Hal ini bertujuan agar sel-sel yang sehat dapat bertahan dan tidak mengalami sakit seperti sel yang terinfeksi. Sel yang terinfeksi atau rusak akan diregenaris, jika tidak maka akan dihancurkan oleh tubuh. Hal tersebut membutuhkan peningkatan kerja seluruh sel tubuh. Akibatnya hal tersebut dapat membuat tubuh menjadi rasa lelah. Selain itu, selama terjadinya infeksi biasa, Ibu hamil juga cenderung kurang makan. Sehingga asupan energi tubuh tidak mencukupi, terutama dikeadaan sakit dimana tubuh membutuhkan nutrisi yang besar untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
4. Radang tenggorokan dan flu
Gejala ini juga jarang dialami oleh penderita. Akibat dari infeksi toksoplasma ternyata juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan seperti tenggorokan yang mengalami radang hingga menyebabkan terjadinya nyeri. Selain itu pada Ibu hamil yang mengalmi toksoplasmosis juga bisa saja mengalami gejala flu layaknya flu biasa.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan reaksi tubuh terhadap adanya suatu infeksi. Dalam kasus ini, infeksi sendiri terjadi akibat invasi dari parasit T. Gondii. Akibatnya kelenjar getah bening akan mengalami fungsi melawan penyebab infeksi hingga dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar. Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya paling sering terjadi pada kelenjar getah bening yang ada disekitar leher. Pada Ibu hamil dengan pembengkakan kelanjar biasanya tidak mengalami nyeri.
Akibat Toxoplasma Pada Ibu Hamil
1. Abortus (Keguguran)
Arbotus atau keguguran sering terjadi pada masa kehamilan trimester awal. Hal ini terjadi pada sekitar awal 12 minggu awal kehamilan atau 3 bulan awal kehamilan. Hal ini karenakan karena Ibu yang mengalami toksoplasmosis yang berasal dari infeksi primer. Darah yang terdapat infeksi berupa T. gondii, kemudian melaluibaliran darah masuk menembus plasenta. Infeksi yang terjadi pada plasenta menyebabkan plasentitis. Plasentitis kemudian menyebabkan keadaan plasenta tidak sehat dan menjadi faktor resiko tidak dapat tumbuhnya plasenta dan janin sehingga dapat mengalami keguguran. Selain dapat menyebabkan keguguran pada Ibu hamil dengan trimester awal, toksoplasmosis juga bisa menyebabkan janin mengalami cacat bawaan.
2. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan keadaan dimana bayi mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak dan kemudian menekan otak. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya infeksi pada saat masa kehamilan. Sehingga ketika lahir bayi secara perlahan-lahan mengalami keluhan berupa rewel, seiring waktu pertumbuhan kepala semakin membesar dan dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan mental pada masa pertumbuhan.
3. Bayi Lahir Prematur
Akibat infeksi parasit kedalam tubuh Ibu hamil, akan menginfeksi melalui pembuluh darah plasenta sehingga menyebabkan plasenta menjadi radang plasentitis dan menyebabkan mudah terjadinya partus atau persalinan dini walaupun usia kehamilan belum mencukupi.
Keadaan bayi prematur sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh penyakit toksoplasma atau toksoplasmosis. Ada banyak faktor resiko lain yang bisa menyebabkan kejadian bayi lahir prematur. Namun keadaan terinsfeksi toksoplasma juga menjadi faktor resiko.
4. Cacat Bawaan dan Bayi Mati dalam Kandungan (IUFD)
Wanita hamil dengan Toksoplasmosis dapat menularkan penyakitnya kepada janin yang dikandungnya. Toksoplasma menyebar melewati rintangan plasenta. Dengan demikian penyakit tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus, kematian janin, pertumbuhan janin terhambat, partus prematurus dan kematian neonatal. Bayi yang lahir hidup dapat menderita cacat bawaan, seperti hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningo-ensefalomielitis dengan perkapuran-perkapuran di otak, korioretinitis, iridosiklitis, atrofi nervi optici, iritis, nistagmus dan lain – lain.
Cara Mencegah Toxoplasma
1. Hindari makan makanan yang dimasak mentah atau setengah matang.
2. Bersihkan dan cucilah buah-buahan atau sayuran sebelum dimakan.
3. Bersihkan tangan, alat-alat dapur.
4. Minum susu yang sudah di sterilkan (dimasak)
5. Bila akan membersihkan sampah atau tempat sampah, gunakan sarung tangan, dan cucilah tangan dengan benar.
6. Pakailah sarung tangan bila ingin mengerjakan pekerjaan kebun atau perkarangan, untuk menghindari kontak langsung dari kotoran hewan yang terinfeksi.
7. Bila memelihara kucing, periksakan kucing ke dokter hewan untuk diberikan vaksin.
8. Mencuci tangan setiap selesai bermain dengan kucing yang dipelihara.
9. Jangan menanam atau meletakan kotoran kucing di dekat kebun atau taman.
10. Jangan biarkan kucing yang dipelihara didalam rumah makan daging mentah, dan tidak menangkap burung atau tikus.
11. Lakukan pemeriksaan skrinig toxoplasma
12. Lakukan imunisasi TT bagi pranikah dan ibu hamil
Pengobatan Toxoplasma
Pengobatan pada ibu yang terinfeksi akut toksoplasma diberikan oleh dokter yaitu antibiotika spiramycin yang diikuti pyrimetamin dan sulfadiazine, pemberian antibiotika bertujuan menurunkan risiko menurunnya infeksi pada jabang bayi. Sebaiknya pada wanita yang terinfeksi diperiksa juga Protein C Reaktif (PCR) dari cairan amnion , untuk menilai adakah infeksi pada bayinya. Bila Test PCR positif pengobatan cukup dengan pirymthamin dan sulfadiazine, sedangkan bila tes PCR negatif spyramicin dilanjutkan untuk mencegah risiko infeksi lanjutan bagi bayinya.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.