×

Mari Deteksi Dini Kanker Serviks

Bagikan Artikel :

Kesehatan organ reproduksi wanita adalah aset  kaum wanita agar pasangan tetap harmonis. Mari deteksi dini  kesehatan organ reproduksi dari kanker serviks.

Kanker Serviks 

Kanker serviks paling sering menyebabkan kematian pada wanita. Setiap tahunnya sebanyak 490 ribu perempuan di dunia, dan 80% perempuan di negara berkembang terdiagnosa menderita Kanker serviks. Sekitar 240 ribu diantaranya meninggal dunia. Bahkan setiap satu menitnya ditemukan satu kasus baru dan setiap dua menit merupakan satu kematian. Ini merupakan angka kematian yang besar, yang dapat memicu stres baik dari segi emosional maupun fisik wanita (Ramli dkk. 2008). Diperkirakan pada tahun 2015 Kanker serviks menjadi penyebab utama mortalitas di seluruh dunia dan pada tahun 2030 diperkirakan terjadi kasus kanker baru sebanyak 20 hingga 26 juta jiwa dan 13 hingga 17 juta jiwa meninggal akibat kanker serviks.

Peningkatan angka kejadian kanker diperkirakan sebesar 1% per tahun (Nofa, 2011). Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada leher rahim, sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang (Prayetni, 2007).

Kanker serviks dimulai dengan adanya suatu perubahan dari sel leher rahim normal menjadi sel abnormal yang kemudian membelah diri tanpa terkendali. Sel leher rahim yang abnormal ini dapat berkumpul menjadi tumor. Tumor yang terjadi dapat bersifat jinak ataupun ganas yang akan mengarah ke kanker dan dapat menyebar (Rasjidi. I, 2007).

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada leher rahim dengan hiperplasi sel jaringan sekitar sampai menjadi sel yang membesar, menjadi borok/luka yang mengeluarkan cairan yang berbau busuk.Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel sel tersebut. Perubahan sel- sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker.

Gejala-Gejala kanker serviks

1. Perdarahan yang tidak wajar dari vagina (selain darah menstruasi), menstruasi yang lebih panjang, perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, setelah menopause, setelah buang air besar, atau setelah pemeriksaan panggul.

2. Siklus menstruasi jadi tidak teratur.

3. Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).

4. Nyeri saat berhubungan seks atau berhubungan seks.

5. Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.

6. Badan lemas dan mudah lelah.

7. Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.

Related Posts :

    8. Kehilangan nafsu makan.

    9. Cairan vagina yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.

    10. Salah satu kaki membengkak.

    Faktor-faktor Risiko

    1. Riwayat seksual

    Banyak jenis kegiatan seksual yang berkaitan dengan kanker serviks dan infeksi HPV. Misalnya seks sebelum usia 18 tahun, seks dengan banyak pasangan, dan seks dengan seseorang yang pernah memiliki banyak pasangan.

    2. Merokok

    Asap rokok adalah bahan kimia penyebab kanker yang memengaruhi organ selain paru-paru. Molekul berbahaya ini diserap melalui paru-paru dan dibawa dalam pembuluh darah ke seluruh tubuh. Wanita yang merokok dua kali lebih beresiko terkena kanker serviks daripada wanita bukan perokok.-zat ini dapat merusak DNA sel-sel serviks dan berkontribusi terhadap pertumbuhan kanker serviks.

    3. Penggunaan pil KB

    Wanita yang pernah menggunakan obat kontrasepsi oral seperti pil KB selama lebih dari lima tahun mengalami peningkatan risiko untuk kanker serviks, tetapi risiko ini kembali normal dalam beberapa tahun setelah berhenti menggunakan pil.

    4. Diet

    Orang-orang yang dietnya tidak mencakup buah-buahan dan sayuran akan lebih berisiko untuk terkena kanker serviks.

    5. Riwayat keluarga (genentik)

    Wanita yang memiliki saudara perempuan atau ibu yang pernah terkena kanker serviks dua atau tiga kali lebih berisiko mengidap kanker serviks.

    6. Kelebihan berat badan

    Wanita yang kelebihan berat badan lebih berisiko untuk terkena adenokarsinoma serviks.

    7. Kehamilan kurang dari 20 tahun

    Organ reprodusi wanita belum siap untuk mengalami kehamilan du usia 20 tahun sehingga berisiko untuk terkena kanker serviks.

    8. Imunosupresi

    Pada kebanyakan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, virus HPV akan hancur dengan sendirinya dalam tubh dalam 12-18 bulan. Namun, orang dengan HIV atau penyakit kesehatan lainnya atau yang menggunakan obat-obatan yang membatasi sistem kekebalan tubuh berisiko tinggi terkena kanker serviks.

    Cara Mencegah Kanker Serviks

    1. Rutin melakukan pemeriksaan pap smear

    Pap Smear merupakan salah satu cara terbaik sebagai lini pertahanan pertama untuk mencegah kanker serviks. Metode screening satu ini berfungsi untuk mendeteksi sel-sel dalam leher rahim yang berpotensi menjadi kanker. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear pertama kali pada usia 21 tahun, jika anda sudah pernah melakukan hubungan seksual.

    Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin setiap tiga tahun sekali (tanpa disertai tes HPV), bagi Anda yang berusia 21-30 tahun. Sedangkan bagi Anda yang berusia lebih dari 30 tahun, Anda disarankan untuk melakukan pap smear (disertai dengan tes HPV) setiap lima tahun sekali. Lakukan pemeriksaan pap smear secara rutin untuk mengurangi risiko kanker serviks. Jangan lupa, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum Anda memutuskan melakukan pemeriksaan ini.

    2. Mendapatkan vaksinasi HPV

    Cara lain yang tidak kalah penting untuk mencegah kanker serviks adalah melakukanvaksinasi HPV. Wanita yang sudah aktif secara seksual harus melakukan pemeriksaan pap smear terlebihdahulu sebelum mendapatkan vaksin HPV. Jika hasil pap smear normal, Anda boleh langsung mendapatkan vaksin HPV. Namun, jika pemeriksaan pap smear tidak normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melakukan diagnosis lebih lanjut.

    3. Hindari merokok

    Anda bisa mengurangi kemungkinan terkena kanker serviks dengan tidak merokok. Tidak merokok adalah cara penting lainnya untuk mengurangi risiko kanker serviks. Pasalnya, racun rokok bersifat oksidatif sehingga bisa memicu sel kanker muncul dan bertambah ganas.

    4. Lakukan seks yang aman

    Lebih dari 90 persen kanker serviks disebabkan karena terinfeksi virus HPV. Penyebaran virus ini terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, maka gunakankondom ketika berhubungan seksual untuk mengurangi risiko tertular HPV.
    Selain itu, risiko tertular HPV juga meningkat apabila sering bergonta-ganti pasanganseksual. Wanita yang hanya memiliki satu pasangan pun bisa terinfeksi virus ini jika pasangannya memiliki banyak pasangan seksual lain.

    5. Menjaga kebersihan vagina

    Selain melakukan pap smear untuk mencegah kanker serviks, Anda juga harus menjaga kebersihan vagina terutama saat menstruasi dan keputihan.

    Pengobatan Kanker Serviks

    Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.

    a. Pembedahan

    Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

    b. Terapi penyinaran

    Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi, yaitu :

    • Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.

    • Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

    Efek samping dari terapi penyinaran

    a. Iritasi rektum dan vaginab.

    b. Kerusakan kandung kemih dan rektum

    c. Ovarium berhenti berfungsi.

    c. Kemoterapi

    Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.

    d. Terapi biologis

    Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.

    Selain pengobatan di atas, dianjurkan juga untuk mengonsumsi bersih wanita setiap hari. Ternyata bersih wanita ini mampu membantu penyembuhan dan ampuh mencegah kanker serviks hingga 10 tahun ke depan.

    bersih wanita
    Untuk konsultasi dan pemesanan klik tombol WhatsApp di bawah ini

    About : Citra Dewi Amd. Keb

    Citra Dewi Amd. Keb

    Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.

    Untuk konsultasi via WhatsApp klik disini :

  • Bagikan Artikel :

    Terkahir Di Edit : July 25, 2018

    Pertanyaan Pengunjung :

    Pijat Bayi

  • Oleh : alberta6265
  • 7 tahun, 4 bulan yang lalu

    Siang bu bidan. Saya mau tanya, bayi saya usia 6 bulan apa sudah boleh dipijat ? Bagaimana langkah-langkah memijat bayi yang benar ?

    Saya bulan april kb suntik 1 bulan

  • Oleh : Sharah Desna
  • 4 tahun, 2 bulan yang lalu

    Di bulan ke 5 saya mengajukan berenti kb kepada bu bidan, dan udah berjalan mau 3bulan saya masih belum haid, itu gmana caranya yah biar bisa cepet haid, karna ingin nambh anak lagi

  • Oleh : Sharah Desna
  • telat haid

  • Oleh : ursulakimmel80
  • 6 tahun, 6 bulan yang lalu

    kenapa ya saya telat haid 1 minggu, memang sih 5 bulan kebelakang haid saya sempat tidak teratur, suka mundur. tapi 3 bulan kebelakang sempat teratur dan sekarang tidak teratur lagi. udah di tespek juga cuma 1 garis, takut kenapa-napa 🙁

    Ejakulasi

  • Oleh : Eddy Ningmabin
  • 5 tahun, 7 bulan yang lalu

    Mba bagaimana memiliki ketahanan dari ejakulasi dini?

    Masalah Payudara

  • Oleh : Imi Yanti
  • 3 tahun, 9 bulan yang lalu

    Bismillah

    Akak, saya Imi dari Bandung, umur saya 23 dan belum menikah
    Saya dapat wabsite ini dari youtube Curhat Bidan TV,,
    Maaf kak mau tanya, kalau payudara sebelah kiri bawah saya terdapat benjolan kecil disertai rasa sakit, itu kenapa yah? Dan saya coba tekan rasanya nyeri gt, tapi gak ada cairan yang keluar, itu kenapa yah dok?

  • Oleh : Imi Yanti
  • Tanya Bidan