Endometriosis adalah radang yang berhubungan dengan hormon estradiol/estrogen berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim.
Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun dan kulit putih.
Faktor Risiko Endometriosis
1. Wanita yang siklus menstruasinya kurang dari 27 hari
2. Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
3. Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama lebih dari 8 hari
4. Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi
5. Tidak pernah melahirkan
6. Salah satu anggota keluarga (ibu, tante, atau saudara perempuan) memiliki riwayat penyakit ini
7. Keluarnya darah menstruasi dari tubuh terhambat oleh suatu kondisi medis
8. Pernah mengalami infeksi pelvis
9. Memiliki kelainan pada rahim
10. Mengalami menstruasi pertama sebelum berusia 11 tahun
11. Bentuk abnormal pada rahim, leher rahim, atau vagina yang menghambat atau memperlambat menstruasi
Gejala-gejala Endometriosis
1. Sakit yang luar biasa pada saat menstruasi.
2. Sakit saat buang air besar dan kecil ataupun saat berhubungan seks.
3. Mengalami pendarahan menstruasi yang berlebihan ataupun perdarahan di tinja atau urine.
4. Tidak kunjung hamil setelah mencoba selama 12 bulan
5. Tidak dapat mengendalikan aliran urine
Penyebab Endometriosis
1. Menstruasi retrograde
Menstruasi retrograde, atau menstruasi dua arah, terjadi ketika sel endometrium dan jaringan yang seharusnya terbuang ke vagina juga ikut mengalir ke arah leher rahim dan tuba falopi. Sel endometrium ini menempel pada dinding pelvis dan permukaan organ pelvis, tumbuh, terus menebal, dan berdarah sepanjang siklus menstruasi. Dalam banyak kasus, menstruasi retrograde merupakan penyebab endometriosis yang paling sering terjadi.
2. Perubahan sel embrio
Penyebab lain endomentriosis adalah perubahan sel embrio. Sel embrio menghasilkan sel yang melapisi perut dan rongga panggul. Apabila satu atau beberapa area kecil dari lapisan perut berubah menjadi jaringan endometrium, hal ini bisa jadi penyebab endometriosis. Kondisi ini umumya dipengaruhi oleh hormon estrogen yang tidak seimbang.
3. Gangguan sistem imun
Penyebab lainnya dari endometriosis adalah gangguan sistem imun. Apabila sistem imun Anda memiliki masalah yang membuat tubuh tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim, penyakit ini dapat terjadi.
4. Bekas luka bedah
Jika Anda pernah menjalani operasi seperti histerektomi atau operasi Caesar, implantasi bekas operasi yang terbentuk dapat membuat sel menempel sehingga bisa jadi penyebab endometriosis.
5. Pengedaran sel endometrium
Apabila sel endometrium dihantarkan oleh pembuluh darah atau cairan jaringan ke bagian tubuh lainnya, hal ini bisa jadi penyebab endometriosis.
Prosedur Pemeriksaan
• Pemeriksaan pelvis. Pada pemeriksaan pelvis, dokter akan menggunakan tangan atau kekuatan fisik untuk memeriksa adanya kelainan pada pelvis, seperti kista pada organ reproduksi atau luka di belakang rahim.
• Ultrasound. Ultrasound memerlukan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menciptakan gambar dari bagian dalam tubuh. Dengan ultrasound imaging dokter dapat mengenali kista yang terkait dengan penyakit ini.
• Laparoskopi. Apabila penanganan di atas tidak dapat memastikan kondisi Anda, direkomendasikan untuk ahli bedah melihat bagian dalam perut dengan prosedur operasi laparoskopi. Dengan bantuan laparoskopi, dokter dapat mengetahui lokasi, tingkat, dan ukuran implan endometrium untuk membantu memilih alternatif penanganan terbaik.
Penanganan Endometriosis
1. Minum obat pereda nyeri
Dokter Anda mungkin akan menyarankan pasiennya mengonsumsi obat pereda nyeri. Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri jenis NSAID seperti ibuprofen atau naproxen untuk meringankan nyeri haid yang menyakitkan.
Obat-obatan tersebut dapat Anda dapatkan tanpa resep dokter di toko obat atau apotek. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa obat-obatan pereda nyeri terdiri dari beberapa tingkatan dari obat untuk nyeri skala ringan hingga nyeri skala berat. Penggunaan obat-obatan pereda nyeri skala berat harus berada di bawah pengawasan dokter karena dapat berdampak buruk jika digunakan secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Terapi hormon
Terapi hormon terkadang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit akibat gejala penyakit ini. Meski begitu, terapi hormon bukanlah pengobatan permanen untuk kondisi ini. Gejala penyakit ini bisa saja kambuh kembali setelah Anda menghentikan pengobatan. Berikut ini beberapa terapi hormon yang digunakan untuk mengobati penyakit endometriosis:
• Kontrasepsi hormon. Pil KB, patch, ataupun cincin vagina dapat membantu menghambat proses penebalan jaringan endometrium setiap bulan. Sebagian besar wanita melaporkan menstruasinya jadi lebih ringan dan lebih sebentar ketika menggunakan kontrasepsi hormon.
• Terapi progestin. Terapi yang hanya mengandung hormon progestin saja seperti seperti kontrasepsi implan atau suntik dapat meringankan gejala endometriosis.
3. Operasi endometriosis
Operasi endometriosis adalah tindakan medis paling akhir jika berbagai pengobatan yang sudah disebutkan di atas tidak berjalan maksimal. Meskipun operasi tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, setidaknya ini dapat mengendalikan gejala endometriosis yang dirasakan.
Selain terapi hormon dan operasi, endometriosis bisa ditangani dengan mengonsumsi bersih wanita setiap hari. Bersih wanita ini ampuh untuk mengatasi dan mencegah seluruh masalah organ reproduksi wanita termasuk endometriosis. Sudah lebih dari 1000 wanita mengonsumsi obat ini untuk kesehatan organ reproduksinya.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.