Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk dari turunya peranakan, yaitu turunnya rahim beserta jaringan penunjangnya kedalam liang atau rongga vagina. Turunnya peranakan dapat terjadi karena adanya kelemahan pada otot besar panggul sehingga satu atau lebih organ didalam panggul turun.
Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot yang membentuk dasar panggul. Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan, menopause, persalinan lama, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi/robekan dinding vagina bawah, penatalaksanaan pengeluaran plasenta oleh tenaga kesehatan dan reparasi otot-otot dasar panggul menjadi melemah.
Faktor Penyebab Terjadinya Prolaps Uteri
1. Faktor bawaan. Sebagian wanita akan mengalami masalah ini jika dalam keluarga mereka khususnya ibu, saudara dari ibu, atau nenek mereka mengalami masalah yang sama.
2. Kekenduran atau kelemahan otot ini juga dapat dipengaruhi oleh pola makan dan kesehatan yang agak rendah dibandingkan dengan mereka yang sehat dan makanannya seimbang dan tercukupi dari segi semua zat seperti protein dan vitamin.
3. Faktor usia/Menopause. Keadaan menopause atau kekurangan hormon berlaku secara natural yaitu ketika berumur 50 tahun keatas, ataupun akibat pembedahan oleh karena penyakit seperti pengangkatan ovari dapat menyebabkan kelemahan otot dan ligamen peranakan. Proses penyusutun jaringan otot rahim dalam jangka panjang dapat menyebabkan prolapsus uteri. Nyata sekali prolaps yang parah sering terjadi pada wanita yang berumur 60 tahun keatas akibat kekurangan hormon karena menopause. Semakin bertambahnya usia, otot-otot dasar panggul pun akan semakin melemah.
4. Riwayat persalinan multiparitas (lebih dari 4 kali) melahirkan yang berulangkali dan terlampau sering dapat menyebabkan kerusakan otot-otot maupun saraf-saraf panggul sehingga otot besar panggul mengalami kelemahan, bila ini terjadi maka organ dalam panggul bisa mengalami penurunan.
5. Faktor lain yang dapat menyebabkan rahim turun adalah peningkatan tekanan di perut menahun. Misalnya disebabkan obesitas,batuk berbulan-bulan, adanya tumor di rongga perut, tumor pelvis, serta konstipasi atau susah buang air besar berkepanjangan
Gejala Gejala Prolapsus Uteri
1. Perasaan ada benda mengganjal atau menonjol di depan vagina sehingga sangat mengganggu ketika berjalan atau bekerja. Kadang timbul luka pada rahim yang menonjol tersebut dikarenakan gesekan celana dalam atau benda yang diduduki dan dari luka tersebut bisa menimbulkan infeksi.
2. Sering timbul keputihan karena luka tersebut atau karena sumbatan pembuluh darah di daerah mulut rahim
3. Rasa sakit dan pegal pada pinggang. Keluhan sakit ini akan hilang bila wanita tersebut berbaring
Komplikasi pada Prolapsus Uteri
1. Keratinasi mukosa vagina dan portio uteri (mukosa vagina dan serviks uteri menjadi tebal serta berkerut dan berwarna keputih-putihan)
2. Dekubitus (Kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.)
3. Hipertropi servik uteri dan elangasio kolli (radang serviks)
4. Gangguan miksi (BAK) dan stress incontinence
5. Infeksi saluran kemih
6. Kemandulan
7. Kesulitan pada saat Melahirkan
8. Hemoroid (wasir)
9. Inkarserasi usus halus
Penanganan dan Pengobatan
1. Latihan-latihan otot dasar panggul.
Tujuannya untuk menguatkan otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi (BAK). Latihan ini dilakukan selama beberapa bulan. Caranya adalah, penderita disuruh menguncupkan anus dan jaringan dasar panggul seperti biasanya setelah BAB atau penderita disuruh membayangkan seolah-olah sedang mengeluarkan air kencing dan tiba-tiba menghentikannya. Latihan ini bisa menjadi lebih efektif dengan menggunakan perineometer menurut Kegel. Alat ini terdiri dari obturator yang dimasukkan ke dalam vagina, dan yang dengan satu pipa dihubungkan dengan suatu manometer. Dengan demikian, kontraksi otot-otot dasar panggul dapat diukur.
2. Pengobatan dengan pesarium.
Pengobatan dengan pessarium sebenarnya hanya bersifat paliatif, yakni menahan uterus di tempatnya selama dipakai. Oleh karena jika pessarium diangkat, timbul prolaps lagi. Prinsip pemakaian pesarium adalah alat tersebut mengadakan tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus tidak dapat turun dan melewati bagian-bagian bawah.
3. Ventrofiksasi
Pada wanita yang masih tergolong muda dan masih menginginkan anak dilakukan operasi untuk membuat uterus Ventrofiksasi, dengan cara memendekkan ligamentum Rotundum atau mengikatkan ligamentum rotundum ke dinding perut atau dengan cara operasi Purandare.
4. Hysterektomi (Operasi pengangkatan rahim)
Pada kasus histerektomi, maka wanita tidak bisa hamil lagi
5. Manchester – Fothergill
Dasarnya ialah memendekkan ligamentum Cardinale. Disamping itu dasar panggul diperkuat ( Perineoplasty ) dan karena sering ada elongasio coli dilakukan amputasi dari portio (mulut rahim).
6. Kolpocleisis ( Neugebauer – Le Fort )
Pada wanita tua yang seksual tidak aktif lagi dapat dilakukan operasi sederhana dengan menghubungkan dinding vagina depan dengan bagian belakang, sehingga lumen vagina ditiadakan dan uterus terletak diatas vagina yang tertutup itu. Akan tetapi operasi ini dapat mengakibatkan tarikan pada dasar kandung kemih kebelakang, sehingga dapat menimbulkan inkontinensia urine (tidak dapat mengontrol buang air kecil), atau menambah inkontinensia yang telah ada. Hubungan seksual tidak mungkin lagi setelah operasi.
7. Operasi transposisi dari Watkins ( interposisi operasi dari Wertheim )
Prinsipnya ialah menjahit dinding depan uterus pada dinding depan vagina, sehingga korpus uteri dengan demikian terletak antara dinding vagina dan vesika urinaria dalam hiperantefleksi dan ekstra peritoneal. Disambing itu dilakukan amputasi portio dan perineoplasty. Setelah operasi ini wanita tidak boleh hamil lagi, maka sebaiknya dilakukan dalam menopause.
Pencegahan Prolapsus Uteri
Mencegah terjadinya turunnya peranakan atau prolapsus uteri yaitu dengan cara hindari terlampau sering melahirkan anak, karena persalinan yang banyak ini akan berakibat turun/lemahnya otot/sendi penyokong alat reproduksi seorang wanita, hindari mengedan yang terlalu lama dan hindari berat badan yang berlebihan. Selain itu bagi seseorang yang sulit melakukan buang air besar sebaiknya makanlah makanan yang banyak seratnya, perbanyak makan sayur dan minum. Bagi kelompok wanita menopause bisa menggunakan terapi hormon atau pengganti estrogen.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.