Wanita yang menggunakan alat kontrasepesi hormon baik pil atau suntik tidak boleh lebih dari 2 tahun. Hal ini bukan berarti wanita tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi, tapi menganjurkan untuk menggantinya dengan metode kontrasepsi lain seperti IUD, kondom, alat kontrasepsi sederhana tanpa alat, dll.
Jumlah akseptor kontrasepsi suntikan semakin meningkat, maka perlu di waspadai dan antisipasi kemungkinan efek samping yang dapat terjadi. Efek samping antara lain, gangguan haid seperti (siklus memendek atau memanjang, perdarahan spooting, tidak haid sama sekali), penambahan berat badan, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat dan juga dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido dan penurunan kepadatan tulang. Penurunan kepadatan tulang ini akan kembali ke semula setelah 1-2 tahun pemberhentian kontrasepsi hormonal
Estrogen merupakan hormon reproduksi paling berperan pada perempuan. Hormon tersebut bukan hanya berperan penting dalam kesuburan atau siklus menstruasi tetapi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang dan perkembangan. Saat menstruasi pertama kali (menarche), estrogen menstimulasi tulang sehingga dapat tumbuh dengan pesat.
Bukan hanya pemakaian kontrasepsi hormon saja yang memperngaruhi kepadatan tulang. Faktor genetik, asupan kalsium dan vitamin D, berat badan, merokok, dan aktivitas fisik juga berperan dalam mempengaruhi kondisi tulang. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa wanita muda yang mengalami kerapuhan tulang dini karena menggunakan kontrasepsi hormonal berisiko menderita osteoporosis dan fraktur lebih awal dibandingkan dengan wanita tanpa kontrasepsi hormonal lain atau wanita yang telah menopause.
Wanita lebih beresiko terkena Osteoporosis dibanding Pria
Perubahan kadar hormon dapat memengaruhi kepadatan tulang. Pada wanita, hormon estrogen dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang. Namun yang terjadi setelah menopause adalah penurunan kadar estrogen dalam tubuh yang turut mengakibatkan penurunan kepadatan tulang secara drastis. Ini mengakibatkan wanita lebih berisiko terkena osteoporosis dibandingkan pria.
Perempuan yang mengonsumsi pil atau suntik, hormon dalam tubuhnya tidak akan berjalan dengan alami, melainkan hormon dalam tubuh akan di atur oleh pil/suntik KB. Selain itu, hormon dalam pil KB tersebut cenderung mempengaruhi tingkat hormon secara normal. Sehingga dapat menurunkan tingkat estrogen yang biasa beredar dalam tubuh dan kemudian mempengaruhi produksi tulang.
Dr Beatrice Chen, direktur dari Center for Family Planning Research di Magee-Women’s Hospital, University of Pittsburgh Medical Center menuturkan studi tentang hubungan antara kontrasepsi oral dan kepadatan tulang masih menjadi kontroversi. Sebaiknya perempuan yang ingin KB membicarakan dulu dengan dokter mengenai faktor-faktor risiko dan manfaat dari kontrasepsi tersebut.
Jika seorang perempuan khawatir mengenai kesehatan tulangnya, Chen mengatakan langkah yang tepat untuk mencegahnya adalah mengonsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup, ikut dalam latihan menahan beban serta berhenti merokok.
Cara Mengurangi Resiko Osteoporosis pada Penggunaan KB Suntik/Pil
a. Istirahat cukup
b. Olah raga Teratur
c. Konsumsi makanan yang sehat
d. Hindari rokok dan Alohol
e. Konsumsi Kalsium dan Vit D
f. Berjemur di pagi hari
g. Ganti metode kontrasepsi setelah maksimal 2 tahun dengan kontrasepsi non hormonal
Faktor Penyebab Meningkatnya Risiko Osteoporosis
a. Indeks massa tubuh di bawah atau sama dengan 19 (berat badan kurang)
b. Penderita gangguan makanan seperti anoreksia dan bulimia.
c. Konsumsi minuman keras secara berlebihan.
d. Merokok
e. Riwayat orang tua yang pernah mengalami retak tulang pangkal paha atau mengidap osteoporosis.
f. Ukuran tubuh yang lebih kecil menyebabkan berkurangnya kadar massa tulang yang berdampak kepada kepadatan tulang seiring bertambahnya usia.
g. Seorang yang pernah melalui operasi saluran pencernaan yang menyebabkan berkurangnya ukuran perut begitu juga serapan kalsium.
h. Kekurangan Nutrisi
i. Mal absorpsi yaitu ketidak mampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan, seperti dalam penyakit Celiac dan penyakit Crohn.
j. Obat-obatan yang dikonsumsi, terutama yang berdampak pada kadar hormon seperti pengobatan kanker prostat dan penggunaan obat kortikosteroid.
k. Tidak berolahraga atau tidak aktif bergerak untuk jangka waktu lama
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.