×

Pilihan Alat Kontrasepsi Bagi Wanita dengan Hipertensi

Bagikan Artikel :


Sebagian besar wanita di Indonsesia menggunakan KB hormonal untuk mencegah dan menunda kehamilan. Pilihan KB hormonal juga perlu dipertimbangkan berdasarkan usia, jumlah kehamilan, indeks massa tubuh dan riwayat keluarga.

Salah satu yang perlu diperhatikan pada aseptor KB hormon adalah riwayat hipertensi. Bagi penderita hipertensi sebaiknya tidak memilih KB hormon seperti pil, suntik dan implan. Hal ini disebabkan karena penggunaan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga pada penderita hipertensi diwaspadai mengalami stroke.

Perubahan tekanan darah terjadi disebabkan adanya pengaruh hormon gonadotropin dan progesteron. Perubahan tekanan darah menyebabkan pompa jantung lebih kuat sehingga arteri akan kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dalam bersirkulasi sehingga tekanan darah menjadi meningkat.  Meski bisa mempengaruhi tekanan darah, bukan berarti penggunaan kontrasepsi hormonal ini buruk. Penggunaan kontrasepsi hormonal sudah terbukti aman dan diterima di seluruh dunia. Di samping itu, kontrasepsi juga sangat bermanfaat dalam mewujudkan keluarga berencana. Namun KB hormon ini memiliki kontra indikasi untuk digunakan. Salah satunya pada wanita dengan hipertensi

Alat Kontrasepsi Bagi Wanita dengan Hipertensi

1. Kontrasepsi Sederhana

Kontrasepsi Sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat. Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontarsepsi sederhana dengan alat dapat dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet).

2. Kontrasepsi Modern/Metode Efektif

Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi permanen. Kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau sering disebut juga IUD. Sedangkan cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria).

Efek Samping Penderita Hipetensi Yang Menggunakan KB Hormon

Sebuah penelitian menyebut pemakaian KB hormonal memiliki risiko lebih besar dalam meningkatkan tekanan darah tinggi. Naiknya tekanan darah tinggi sering tidak disadari sehingga menimbulkan dampak berbahaya. Penggunaan KB hormonal pada penderita hipertensi bisa menyebabkan darah tinggi tiba-tiba melonjak tanpa adanya gejala. Selain itu bisa menyebabkan stroke dan kematian mendadak. Jika telah mulai merasa gejala seperti lemas dan sakit kepala, segera cek tekanan darah. Bila tekanan darah sudah hampir selalu naik melebihi 140 mmHg segera mengganti metode ber KB.

Kontra Indikasi Penggunaan KB Hormonal

1. Usia lebih dari 35 tahun

2. Perokok

3. Penderita penyakit hati aktif atau punya riwayat tumor hati

4. Diabetes

Related Posts :

    5. Punya riwayat penyakit jantung, stroke dan hipetensi

    6. Perdarahan vagina yang tidak bisa dijelaskan

    7. Penderita kanker payudara, punya riwayat kanker payudara atau mengalami pertumbuhan abnormal pada payudara

    8. Punya riwayat masalah pembekuan darah

    9. Penderira migrain

    About : Citra Dewi Amd. Keb

    Citra Dewi Amd. Keb

    Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.

    Untuk konsultasi via WhatsApp klik disini :

  • Bagikan Artikel :

    Terkahir Di Edit : July 20, 2018

    Pertanyaan Pengunjung :

    Apakah saya hamil?

  • Oleh : uye (wanita)
  • 8 tahun, 10 bulan yang lalu

    selamat pagi bu bidan. Saya mau tanya, saya baru saja menikah bulan maret kemarin. Dan setelah menikah hingga sekarang saya hanya mengalami satu kali datang bulan yaitu pada tanggal 15 april lalu. kemudian saya mencoba tes menggunakan tespack. Namun hasilnya negatif. Saya dan suami masih penasaran. Hingga seminggu kemudian kamipun tes ulang menggunakan tespeck, namun hasilnya masih negatif. apa yang terjadi pada saya bu bidan? apa saya hamil? tetapi mengapa hasil di tespeck negetif? mohon jawabannya bu bidan..

    Tentang penyakit saya

  • Oleh : Missy Dwi
  • 4 tahun, 3 bulan yang lalu

    Permisi dokter saya mau nanyak umur saya masih 19tahun tapi beberapa hari ini awalnya sya merasa skit kepala dibagian belakang kiri kanan stelah itu hilang habis itu dok saya sesak dijantung sama maag saya dok stelah tu kenak skit ke payudara beberapa hari itu kenapa iya dok

  • Oleh : Missy Dwi
  • tips kehamilan dengan diabetes

  • Oleh : francesca21c
  • 8 tahun, 3 bulan yang lalu

    Selamat pagi ibu bidan, saya mau tau dong ada ga tips sehat yang harus dilakukan ibu hamil penderita diabetes?

    Insomnia Akut

  • Oleh : Alfiyah
  • 8 tahun, 6 bulan yang lalu

    Dok saya mau bertanya, akhir akhir ini saya sering kali merasakan susah tidur atau insomnia. Akibat insomnia, di kantorpun kerjaan menjadi menumpuk dan konsentrasi tidak seperti biasanya. Saya mau bertanya, bagai mana cara mengatasi insomnia akut ini?

  • Oleh : Alfiyah
  • Normalkan Merasakan Tegang Di Perut Dalam Kehamilan

  • Oleh : Silvia Rizkiana Sari
  • 6 tahun, 8 bulan yang lalu

    selamat siang ibu bidan, yang saya ingin tanyakan tentang kehamilan saya apakah normal perut terasa seperti kram, tegang dan sakit padahal kehamilan baru masuk trimester pertama dan ini pengalaman pertama saya hamil, apakah ini berbahaya atau tidak ya bu? Ditunggu jawabannya.

    Tanya Bidan