×

Anak Anda Disleksia? Lakukan Ini!

Bagikan Artikel :

Anak Anda Disleksia? Lakukan Ini!

Tidak semua anak-anak tumbuh dan berkembang dengan normal. Ada beberapa yang mengalami gangguan seperti misalnya disleksia. Disleksia ini merupakan salah satu jenis penyakit mental pada anak-anak, yang dikenal juga dengan gangguan belajar. Kondisi ini membuat anak kesulitan untuk membaca, menulis, mengeja, atau berbicara dengan jelas.
Kemampuan berpikir mereka mungkin di atas rata-rata; mereka dapat berpikir dengan cepat dan kreatif dengan kemampuan penalaran yang kuat. Sayangnya, mereka akan tetap mengalami kesulitan dalam proses memahami pelajaran dari segi visual atau suara.

Penyebab Penyakit Disleksia

• Genetik. Penyebab disleksia adalah cacat pada gen DCD2, ini yang paling umum. Biasanya kondisi ini diwariskan dari anggota keluarga. Kondisi yang ditandai dengan tidak berfungsinya cerebrum, yaitu bagian otak yang mengatur aktivitas berpikir dan bergerak.
• Cedera atau kondisi lainnya. Selain faktor keturunan, penyebab disleksia adalah gangguan yang dialami anak setelah mereka dilahirkan seperti cedera otak, stroke, atau trauma lainnya.

Related Posts :

    Apakah penyakit disleksia bisa disembuhkan?

    Disleksia adalah masalah yang umum muncul pada usia anak-anak, tapi akan terus dialami hingga usia dewasa. Bahkan, banyak orang dewasa yang tidak menyadari mereka mengidap penyakit ini.
    Gangguan belajar ini tidak dapat disembuhkan. Seseorang akan tetap memilikinya seriring dengan bertambahnya usia. Namun, dengan perawatan dan dukungan yang tepat, anak disleksia tetap bisa berkarya dan menjadi orang yang sukses saat dewasa seperti anak lainnya.

    Tanda dan gejala umum orang yang memiliki disleksia

    1. Kesulitan belajar membaca
      Banyak anak disleksia yang memiliki kecerdasan normal seperti anak lainnya. Namun, mereka kerap kali terlihat berusaha keras untuk belajar membaca. Seperti lebih lama untuk mempelajari huruf, sulit untuk mengucapkan atau menerka huruf atau angka, atau terbalik memosisikan mainan huruf.
      Untungnya, ini bisa diatasi dengan pengajaran yang tepat dan dukungan dari orang-orang di sekeliling anak atau orang dengan disleksia.
    2. Kemampuan berbicara yang sangat lambat
      Anak dengan gangguan belajar mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar berbicara. Mereka sering salah mengucapkan kata-kata atau kesulitan untuk membedakan bunyi kata yang berbeda.
      Walaupun mereka sudah belajar mengenali huruf, kemungkinan besar ia akan lupa dengan pelajaran yang sebelumnya yang sudah dipelajari.
    3. Milestone tercapai lebih lama
      Anak disleksia dapat belajar merangkak, berjalan, berbicara, atau mengendarai sepeda seperti biasa, tetapi lebih lambat daripada anak lain seusianya.
    4. Mengalami kesulitan koordinasi
      Anak disleksia mungkin akan terlihat lebih lemah dibanding teman sebanya. Mereka kadang kesulitan untuk menangkap bola, akibat koordinasi mata dengan tangan yang kurang baik. Jika koordinasi anak memang sangat buruk, kemungkinan anak memiliki kondisi lain seperti dispraksia.
    5. Sulit konsentrasi dan mudah sakit
      Anak-anak dengan gangguan belajar ini biasanya sulit untuk konsentrasi pada suatu hal. Kondisi ini mempersulit proses belajar dan memahami sesuatu. Selain itu, anak disleksia juga lebih mungkin terkena masalah sistem imun, seperti mudah sekali demam, memiliki alergi, eksim, atau asma.

    Apakah perlu ke dokter?

    Belajar mengenal huruf, membaca, mengeja, menulis, dan merangkai kata biasanya sudah dipelajari oleh anak-anak prasekolah. Kemampuannya akan semakin terasah setelah memasuki sekolah dasar. Jika Anda melihat tanda-tanda anak tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik, belum tentu itu menjadi pertanda anak memiliki gangguan belajar.
    Akan tetapi, pada umumnya anak dengan kondisi ini biasanya tidak dapat memahami dasar-dasar dari pelajaran yang seharusnya dimengerti oleh anak seusianya. Konsultasikan dengan dokter atau psikolog, jika Anda merasa khawatir dengan kondisi anak.

    Hal Yang Harus Orangtua Lakukan

    Orangtua harusnya cepat tanggap dan peka terhadap kondisi buah hati yang mulai menunjukkan gejala atau ciri gangguan sulit belajar ini sejak dini. Hal ini dapat berimbas kepada kondisi psikologis anak yang ikut terbawa.
    Anak bisa merasa depresi dan akan menurunkan kepercayaan diri serta sosialisasinya di lingkungan sekolah karena ketidakmampuannya tersebut.
    Sama seperti autisme, tidak ada obat untuk menyembuhkan gangguan belajar ini. Disleksia pada dasarnya juga bukanlah penyakit berbahaya. Namun, terapi rutin bersama psikolog atau konsultan pendidikan dan anak disleksia adalah salah satu cara melatih anak bisa berlaku normal di masyarakat.

    Cara Meningkatkan Kemampuan Belajar Anak Disleksia

    1. Menerapkan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kondisinya
      Karena anak dengan kondisi ini tidak bisa mengikuti proses belajar seperti anak normal, maka teknik belajar harus diubah sesuai dengan kondisi anak. Pembelajaran akan lebih melibatkan kemampuan anak untuk mendengar, melihat, dan merasakan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Ini bisa dilakukan jika anak mengikuti home schooling.
      Sementara, jika anak mengikuti sekolah umum dan merasa tertinggal banyak pelajaran, Anda bisa mendaftarkan anak ke tempat les khusus untuk membantunya membaca. Biasanya kegiatan ini diadakan oleh lembaga, yayasan, komunitas, atau Anda bisa menyewa guru privat yang bisa mengajarkan anak Anda dengan baik.
      Yang terpenting, sesuaikan jadwal les dengan perkembangan belajar anak, setidaknya satu atau dua kali pertemuan setiap minggu. Jangan membuat jadwal belajar anak semakin padat, justru ini akan membuat anak jadi malas dan enggan atau bahkan sakit.
      Jangan lupa untuk selalu memantau perkembangan belajar anak di sekolah, menemani, dan membantu anak untuk menyelesaikan pekerjaan sekolahnya di rumah.
    2. Mendukung anak untuk terus belajar membaca
      Mengajari anak untuk membaca bukan hanya peran bagi pengajar, tapi juga Anda sebagai orangtua. Semakin sering anak berlatih membaca, semakin meningkat juga kemampuannya. Jadi, akan lebih baik jika Anda juga ikut mendukung anak untuk terus berlatih membaca,
    3. Menunjukkan perhatian dan kasih sayang Anda sebagai orangtua
      Agar anak tetap semangat untuk belajar, Anda harus menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Caranya mudah, seperti memuji atau merayakan setiap kemajuannya dalam belajar. Luangkan satu hari untuk memanjakan anak atas keberhasilannya.
      Kemudian, bantu anak untuk memahami kondisinya. Dengan begitu, anak tidak akan merasa dirinya lebih buruk atau tidak beruntung dibandingkan teman-temannya. Ini penting guna membangun kepercayaan diri anak untuk bersosialisasi dengan orang lain.
      Tetap beri anak kebebasan untuk melakukan berbagai hal yang disukainya seperti melukis, bermain bola, atau bermain musik.

    About : Citra Dewi Amd. Keb

    Citra Dewi Amd. Keb

    Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.

    Untuk konsultasi via WhatsApp klik disini :

  • Bagikan Artikel :

    Terkahir Di Edit : February 18, 2020

    Pertanyaan Pengunjung :

    Berhubungan saat haid

  • Oleh : Aulia Aulia fahra
  • 3 tahun, 10 bulan yang lalu

    Dok saya mau tanya, Saya itu berhubungan suami istri saat saya haid hari ke 4, saya kira saat itu sudah tidak keluar lagi, tapi ternyata waktu saya berhubungan kok tiba2 saya haid lagi. Tapi masih sempat mengunakan kondom sih dok, kira2 apakah saya dan suami aman ? Ataukah saya bisa hamil ya dok, soalnya keesokan harinya darah haidku sudah hilang lalu suami tidak mengunakan kondom lagi dok. Mohon sawabannya

  • Oleh : Aulia Aulia fahra
  • Apakah Nyeri Haid Mempengaruhi Kesuburan ?

  • Oleh : Risky nur
  • 8 tahun, 5 bulan yang lalu

    Assalamualaikum bu bidan, saya sering mengalami sakit ketika sedang menstruasi, rasa sakitnya seperti di remas atau dililit dan ini selalu membuat tubuh saya lemas. Apa itu berbahaya ? Lalu apa ada pengaruhnya pada kesubura ? Makasih bu bidan sebelumnya.

  • Oleh : Risky nur
  • Mioma

  • Oleh : Dian Puspita sari
  • 3 tahun, 5 bulan yang lalu

    Selamat malam,bu
    Bu,sy dian..sy mau tanya seputar kehamilan yg ada miom nya bu. Usia kandungn sy skrg 22 mgg,tapi ketika kemarin usg ada miom berukuran 13 cm,kira2 upaya apa yang harus sy lakukan y bu?

  • Oleh : Dian Puspita sari
  • apakah ini hamil atau tidak

  • Oleh : muhammad faiz
  • 3 tahun, 9 bulan yang lalu

    halo dok saya mau tanya jika remaja melakukan hubungan seks dan tidak menggunakan alat pengaman, tetapi ia mengeluarkan nya di luar di sekitaran perut apakah ada kemungkinan remaja tersebut mengalami kehamilan ?

  • Oleh : muhammad faiz
  • Gangguan di rahim

  • Oleh : Rahmi megarina mega
  • 5 tahun, 7 bulan yang lalu

    selamat malam dokter saya mau tanyak saya pernah ke dokter kandungan dan dokter spesialis kandungan it bilang klu di rahim ada lemakx kenapa bisa terjadi seperti it? Bagaimana cara mengatasix agar bisa hamil? Tlong penjelasanx terimakasih

    Tanya Bidan