×

Anak Di Atas 2 Tahun Tidak Membutuhkan Susu

Bagikan Artikel :

Anak Di Atas 2 Tahun Tidak Membutuhkan Susu

Memberikan ASI memang dianjurkan hingga si Kecil berusia 2 tahun. Setelah tamat ASI, biasanya orangtua masih memberikan susu bubuk atau UHT untuk anak. Hal ini pun didukung oleh berbagai promosi konsumsi susu yang diyakini dapat mempercepat perbaikan gizi. Namun tahukah Anda, para ahli dan dokter yang tergabung dalam Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) justru tidak mengindahkan pemberian susu tambahan pada anak? Mengapa demikian? Mari kita kupas satu persatu.

Related Posts :

    Anak Usia 2 Tahun Tidak membutuhkan Susu

    Bayi sampai dengan usia 6 bulan hanya butuh air susu ibu (ASI). Lalu si Kecil akan membutuhkan MPASI, karena ASI saja tidak cukup untuk memenuhi nutrisi anak. Namun ASI tetap diberikan hingga usia 2 tahun. Selebihnya bagaimana? Untuk seterusnya anak tidak butuh susu Setelah anak berusia lebih dari dua tahun, anak sudah bisa mengunyah dan makan sendiri. Ini artinya, kebutuhan gizi anak sudah bisa disandarkan pada pola makan sehat seimbang.

    Mencukupi gizi anak-anak di Indonesia tidak harus dengan susu. Ada makanan lain yang memiliki gizi sama dengan susu, tetapi pasokannya jauh lebih berlimpah untuk mencukupi kebutuhan seluruh anak Indonesia. Makanan tersebut tidak lain adalah ikan.

    Anak Boleh Diberikan Susu Asalkan

    Produk susu bisa saja diberika pada anak. Dengan catatan, ada resep dari dokter dan anak memiliki kebutuhan khusus. Risiko susu pada anak Para pemerhati GKIA mengatakan, susu pabrik justru bisa berisiko membahayakan kesehatan anak karena tingginya prevalensi intoleransi laktosa akibat konsumsi susu di kalangan anak Indonesia. Saat anak intoleran terhadap laktosa dalam susu, hal ini akan mengakibatkan alergi susu dan gangguan pencernaan. Kasus gangguan pencernaan akibat intoleransi laktosa di Indonesia cukup tinggi dan terus meningkat sesuai pertambahan usia, yaitu 21,3 persen pada usia 3-5 tahun, 57,8 persen pada usia 6-11 tahun dan 73 persen pada usia 12-14 tahun.

    Apa Itu Intoleransi Laktosa?

    Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan mencerna laktosa dalam susu atau makanan dari produk susu, dengan gejala berupa nyeri pada perut, kembung dan diare. Intoleransi laktosa terjadi akibat bekurangnya enzim laktase secara fisiologis saat bayi atau balita mulai disapih. Artinya, saat konsumsi makanan padat meningkat, tubuh mengurangi kemampuan untuk mencerna susu dalam volume besar. Selain itu, intoleransi laktosa juga bisa menimbulkan alergi susu sapi. Setidaknya 2-7 persen bayi terbukti mengalami alergi susu sapi dan 23 persen mengalami dermatitis atopik alias penyakit yang membuat kulit ruam dan gatal.

    Anak dengan alergi susu sapi bisa memiliki gejala ringan (gangguan menelan) sampai berat (diare, nyeri perut, gangguan pertumbuhan). Risiko kontaminasi saat susu tidak disimpan secara tepat juga bisa menyebabkan munculnya penyakit tertentu yang dihantarkan lewat makanan.

    Lupakan 4 sehat 5 sempurna Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk mengganti paradigma lama “4 sehat 5 sempurna” yang menekankan konsumsi susu sebagai penyempurna menu makanan sehari-hari. Sebagai gantinya, menu gizi seimbang di kalangan anak sekolah adalah berupa konsumsi berbagai jenis makanan bergizi dari sumber bahan pangan lokal seperti buah, sayur, ikan, tempe, dan telur.

    Hal ini pun sudah dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Dalam Permenkes tersebut disebutkan, susu masuk dalam kategori “Lauk pauk sumber protein” bersama ikan, telur, unggas, daging, dan kacang-kacangan serta hasil olahannya (tahu dan tempe). Dalam daftar pangan sumber protein hewani, satu porsi ikan segar setara dengan 1 gelas susu sapi atau 4 sendok makan tepung susu.

    Protein hewani dan nabati perlu dikonsumsi bersama kelompok pangan lainnya, agar jumlah dan kualitas zat gizi yang dikonsumsi mencapai gizi seimbang yang direkomendasikan, dengan porsi protein 25 persen dari porsi makanan sehari-hari. Pilihan sumber protein hewani yang lebih baik dibanding susu adalah telur, daging, ikan, dilengkapi dengan sumber protein nabati dari kacang-kacangan.

    About : Citra Dewi Amd. Keb

    Citra Dewi Amd. Keb

    Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.

    Untuk konsultasi via WhatsApp klik disini :

  • Bagikan Artikel :

    Terkahir Di Edit : June 10, 2021

    Pertanyaan Pengunjung :

    Masalah Pencernaan, Susah BAB saat hamil

  • Oleh : Mbak aty
  • 6 tahun, 11 bulan yang lalu

    Selamat pagi,
    Saat ini saya tengah hamil dan memasuki trimester ketiga. Namun, saya mengalami masalah pada pencernaan yang membuat saya susah BAB atau sembelit. Mau minum obat, takutnya kenapa-kenapa. Adakah solusi lain yang bisa mengatasi masalah pencernaan saya selama masa kehamilan?

    Mual dan Muntah Saat Menjalankan Ibadah Puasa

  • Oleh : Ratna Fitria Febriani
  • 7 tahun, 3 bulan yang lalu

    Selamat siang bu bidan, saya mau tanya. Saya ini kan lagi hamil dan sekarang ini saya lagi puasa. Tapi belakangan ini saya sering merasa mual dan muntah lagi. Padahal di waktu awal-awal saya gak mengalami gangguan apapun. Tapi saya terus saja coba menyelesaikan puasa saya, dan sampai sekarang mungkin bisa dihitung yang batalnya. Yang saya takutkan itu, apakah kondisi yang saya alami ini bisa mengganggu kehamilan atau tidak ? Bagaimana solusinya bu bidan ? Terimakasih

  • Oleh : Ratna Fitria Febriani
  • Saya hamil tapi sakit saat kencing

  • Oleh : Amel Sapiteri
  • 3 tahun yang lalu

    Dok saya mau nanya ,saya kecing terus ,tapi kencing nya sedikit ,disaat saya mau kencing ,saya tidak tahan ,jadi saya kencing ditisu ,ternyata setelah kencing warna kencing nya merah dan berdarah ,itu kenapa ya dok?

    menstruasi yang tidak normal

  • Oleh : Intan Nuraini
  • 2 tahun, 9 bulan yang lalu

    assalamualaikum bu bidan saya boleh nanya? sebelumnya kenalin nama saya intan umur 14 tahun keluhannya saya sudah 1 setengah tahun tidak mens apakah itu wajar? terakhir saya mens itu kelas 8 kemarin bu bidan

    penyebabnya apa ya bu terimakasih

  • Oleh : Intan Nuraini
  • Makanan Pendamping ASI

  • Oleh : Putri Kintamani
  • 6 tahun, 11 bulan yang lalu

    Selamat sore, saya mau tanya bu bidan. Apa yang bisa menjadi menu paling tepat sebagai makanan pengganti ASI untuk si kecil ? Mohon dijawab, Terimakasih

  • Oleh : Putri Kintamani
  • Tanya Bidan