Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Anak sulung tentu berbeda dengan anak bungsu, begitu pula dengan anak yang ke dua. Memang urutuan laahir bisa mempengaruhi sifat dan kepribadian anak. Hal ini dipengahuri dari cara orang tua berkomunikasi.
Anak sulung selalu menjadi anak yang paling deperhatikan. Dan anak bungsu selalu menjadi anak yang dimanja. Nah bagaimana dengan anak yang kedua? Kadang anak yang kedua ini melihat orang tua begitu merasa dirinya terabaikan. Padahal ia sama seperti kakak dan adiknya yaitu segalanya. Berikut ada beberapa karakter anak kedua yang perlu parents ketahui.
• Cari perhatian
Anak kedua diapit oleh anak pertama dan bungsu, karenanya ia akan berusaha untuk bersaing mendapatkan perhatian dari orangtuanya dengan saudara lainnya. Anak kedua cenderung merasa bukan anak yang difavoritkan oleh orangtua dan perlu memperlihatkan kemampuan yang tidak dimiliki saudara lainnya.
• Cenderung memiliki self-esteem yang rendah
Anak kedua cenderung memiliki self-esteem atau keberhargaan diri yang rendah karena kurangnya atensi di rumah dan merasa kurang unik di antara saudara-saudaranya.
• Memiliki hubungan yang kuat dengan teman
Fakta anak kedua yang berikutnya adalah memiliki hubungan yang erat dengan teman. Anak kedua biasanya mencari hubungan lain di luar keluarga karena cenderung merasa diabaikan oleh orangtuanya.
• Mudah bergaul
Anak kedua mudah berkompromi dan karenanya lebih gampang untuk mengikuti aliran percakapan, serta mudah untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
• Lebih mudah beradaptasi
Menurut Alfred Adler, pencetus kepribadian berdasarkan urutan kelahiran, anak kedua lebih cenderung bisa beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Anak kedua cenderung lebih liar, mandiri, kompetitif, cinta damai, dan senang menyenangkan orang lain.
• Suka menegakkan keadilan
Uniknya, anak kedua lebih cenderung menjadi penegak keadilan yang berfokus pada keadilan dan selalu berusaha untuk memahami kebutuhan tiap orang. Mereka lebih bisa berempati dengan orang-orang yang ditindas.
• Pandai negosiasi
Faktanya, anak kedua mudah untuk bernegosiasi dan memanipulasi. Mereka mampu melihat suatu masalah dari berbagai sisi dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan penilaiannya. Mereka juga lebih mungkin untuk berkompromi dan sabar.
• Menjadi mediator
Tidak hanya pandai bernegosiasi, anak kedua juga cenderung menjadi mediator dalam keluarga dan menyeimbangkan hubungan antar saudara. Hal ini juga dikarenakan sifat anak kedua yang cenderung cinta damai.
• Lebih mandiri
Anak kedua tidak merasa memiliki tanggung jawab sebesar anak pertama dan tidak bergantung pada keluarga seperti anak bungsu. Anak kedua lebih bisa memecah dirinya dari bagian keluarga dan menjadi lebih independen.
• Tidak mudah menyerah
Anak kedua tidak gampang tertekan dan lebih cenderung tidak menekankan ekspektasi berlebih pada dirinya sendiri.
• Efek negatif yang bisa berlangsung hingga dewasa
Anak kedua sering tidak diperhatikan dan perlakuan yang dilakukan oleh orangtuanya dapat berdampak hingga anak tersebut menjadi dewasa. Misalnya, anak bisa mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.