
Seorang ibu harus menjadi teman cerita anaknya. Sehingga anak akan menceritakan apapun yang ia rasakan termasuk perasaan suka dengan lawan jenis. Karena anak akan mencari tahu apapun yang ia rasakan, maka jangan sampai ia salah mencari tau.
Lalu apa yang harus seorang ibu lakukan ketika anak bercerita menyukai lawan jenisnya. Padalah usianya masih sangat kecil, bahkan masih duduk dibangu SD. Yuk simak penjelasan berikut!
- Tetap Tenang dan Bersikap Netral
Anak mulai lebih banyak bersosialisasi dengan orang dari berbagai latar belakang ketika sekolah. Ketika di taman kanak-kanak, ada beberapa cerita ketika anak memanggil teman lawan jenisnya sebagai “pacar”. Begitu pun saat anak usia SD mulai terlihat berseri ketika membicarakan tentang teman lawan jenisnya.
Umumnya, orangtua langsung khawatir ketika mendengar anak usia lima tahun berbicara tentang pacar. Namun, sebenarnya ibu tak perlu khawatir, karena arti “pacar” bagi anak tidak sama dengan persepsi orang dewasa.
Para ahli sepakat bahwa respon yang tepat ketika menemui situasi seperti ini adalah dengan tetap bersikap netral. Ibu tak perlu mengekspresikan kekhawatiran atau ketakutan dalam bentuk ucapan atau gestur sekalipun. Ibu juga tak perlu mendorong perilaku tersebut. - Jadilah Teman Bicara yang Diandalkan Si Kecil
Masa pubertas adalah saat ketika lingkungan dan media mulai memengaruhi pikiran dan perilaku anak. Bahkan, ada kalanya anak lebih memercayai informasi dari orang lain dibandingkan dengan informasi yang ibu berikan.
Di momen ini, ibu perlu berusaha untuk mendapat kepercayaannya. Dengan begitu, ibu bisa menjadi sumber informasi yang paling anak percayai. Ketika anak tahu bahwa ibu bisa diandalkan, anak tak lagi mencari informasi dari luar, misal dari teman sekolah, yang bisa jadi malah memberi informasi yang kurang tepat terkait rasa penasarannya. - Pertimbangkan Perspektif Anak
Agar ibu bisa menjadi teman curhat andalan Si Kecil, penting untuk selalu mencoba memahami perspektif Si Kecil. Untuk itu, ibu sebaiknya tidak reaktif atau malah memarahi Si Kecil ketika ia bercerita tentang ketertarikannya dengan lawan jenis.
Ibu perlu menyadari bahwa ada dinamika sosial berbeda yang dialami Si Kecil di sekolah. Pemikirannya pun berbeda dengan ibu dan orang dewasa pada umumnya. Jadi, alih-alih menutup pintu diskusi dengan berkata, “kamu itu masih kecil, sudah ikuti saja!”, ibu perlu tenang agar bisa mendengar dan memahami apa yang Si Kecil alami. Dengan begitu, tak akan ada jarak antara ibu dan Si Kecil. Ibu juga bisa mencegah munculnya perilaku yang kurang baik pada anak.
Kesiapan mental ibu dalam menghadapi tantangan hubungan dengan anak selama masa prapubertas dan pubertas adalah bekal terpenting, agar hubungan ibu dan Si Kecil tetap harmonis. Hubungan yang sehat tentunya akan menjadi pondasi bagi kesehatan mental Si Kecil.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.