Persalinan adalah hal yang dinanti-nanti, karena akan lahirnya seorang buah hati untuk menemani keluarga. Namun persalinan tidak selamanya berjalan dengan semestinya. Adakalanya terdapat penyulit persalinan secara tiba-tiba tanpa adanya indikasi seperti retentsio plasenta. Retensio plasenta merupakan plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Seharusnya setelah bayi lahir dalam jangka waktu 10-30 menit akan disertai kelahiran plasenta.
Retensio plasenta dapat mengancam jiwa karena berpotensi terjadi perdarahan dan infeksi hingga kematian. Jika hal ini terjadi maka membutuhkan penanganan yang lebih serius.
Retensio plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh dan melekat lebih dalam atau sudah terlepas tetapi belum keluar karena lemahnya kontraksi rahim dan akan meyebabkan perdarahan yang banyak. Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan tetapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan
Faktor Risiko pada Wanita Bersalin yang Mengalami Retensio Plasenta
Terjadinya retensio plasenta dapat memberikan efek negatif pada kualitas kontak ibu dengan bayi yang dilahirkan maupun kesehatan nifasnya. Retensio plasenta juga, dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk berdekatan, menyusui dan berkenalan dengan bayi barunya serta dalam jangka panjang bisa menyebabkan ibu anemis. Pada kasus berat dapat menyebabkan perdarahan akut, infeksi, perdarahan post partum sekunder, histerektomi (pengangkatan rahim), dan bahkan kematian ibu. Retensio plasenta terjadi pada 3% kelahiran pervaginam sedangkan 15% retensio plasenta adalah ibu yang pernah mengalami retensio plasenta sebelumnya.
Tanda Gejala Retensio Plasenta
1. Plasenta belum lahir setelah 30 menit
2. Perdarahan segera
3. Kontraksi rahim baik
4. Tali Pusat putus akibat kontraksi berlebihan
5. Inversio uteri akibat tarikan (bagian dari dinding rahim bagian atas terbalik ke arah bawah bahkan terkadang sampai keluar menonjol sampai mulut rahim (serviks) dan ke dalam vagina.
6. Perdarahan lanjutan
Faktor Penyebab risiko retensio plasenta
1. Grandemultipara, yaitu wanita yang memiliki lebih dari 5 kelahiran sebelumnya berisiko karena telah terjadi penurunan sel–sel bekas luka rahim, akibat dari kuret berulang atau bekas operasi sesar berisiko karena plasenta dapat tertanam lebih dalam pada rahim
2. Kehamilan ganda (kembar), yang memerlukan penempelan plasenta yang luas.
3. Plasenta previa (letak penempelan plasenta menghalangi jalan lahir), karena tempat melekatnya terdapat di bagian yang mempunyai pembuluh darah sedikit, sehingga perlu melekat lebih dalam lagi.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.