Wanita bahkan yang sudah menjadi ibu pun senang dengan media social. Ada yang bahkan tidak lagi memperdulikan kondisi keluarganya hanya karena sibuk update dengan media social. Sulit memang karena menghindari ini karena arus informasi begitu deras akibat perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Hampir semua orang sekarang menggunakan beragam media sosial, baik itu sebagai gaya hidup ataupun sebagai alat untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Tapi yang biasanya berlebihan terhadap social media adalah wanita.
Sebetulnya tidak masalah jika menggunakan social media dengan bijak, tapi yang jadi permasalahan adalah penggunaan media social yang berlebihan hingga terus-terusan menunda dan melupakan kewajiban. Bahkan jika berlangsung lama hal ini bisa menyebabkan gangguan jiwa lho! Jenis gangguan jiwa yang bagaimana yang disebakan oleh penggunaan media social berlebihan?
Jenis Gangguan Jiwa Pada Pengguna Media Sosial
- Narcissistic Personality Disorder
Narcissistic personality disorder atau kepribadian narsistik merupakan gangguan jiwa yang bisa timbul pada pengguna media sosial. Orang yang menderita gangguan ini sangat mengagumi dirinya sendiri secara berlebihan, egois, tidak punya empati dan tidak ingin mendengarkan orang lain serta tidak ingin semua perhatian lepas dari dirinya. Orang ini bahkan bisa memandangi dirinya sendiri di cermin selama berjam – jam tanpa melihat adanya kekurangan pada fisik dan mentalnya sendiri. - Munchausen Syndrome
Gangguan jiwa akibat sosial media yang satu ini menggambarkan penderitanya sebagai orang yang hobi mengarang cerita tragis mengenai kehidupannya sendiri untuk mendapatkan perhatian orang lain. Penderitanya akan mengarang cerita apapun untuk mendapatkan perhatian di media sosial dan ia tidak peduli jika apa yang di posting di media sosial tersebut bukanlah merupakan suatu kebenaran. Lama kelamaan cerita tersebut bahkan akan menjadi suatu yang semakin tragis dan ekstrem dengan tujuan mendapatkan sebanyak mungkin follower atau orang yang bersimpati kepadanya. - Body Dysmorphic Disorder (BDD)
Semua foto yang telah diunggah ke halaman sosial media masing – masing orang biasanya sudah melalui proses editan sedemikian rupa agar terlihat sempurna. Karena media sosial terbuka untuk umum, semakin banyak orang yang merasa perlu menampilkan dirinya yang paling baik secara fisik untuk dilihat oleh orang lain. Hal ini sehubungan dengan bebasnya orang lain yang asing berkomentar pada postingan siapa saja, dan tidak hanya berupa komentar yang baik. Gangguan BDD adalah kondisi dimana penderitanya merasa tidak aman, takut atau tidak percaya diri pada tubuhnya sendiri. Buat mereka, becermin adalah cara untuk mengingatkan dirinya sendiri mengenai keburukan fisiknya dan akan selalu ada bagian tubuhnya yang tidak sempurna. - Addiction
Salah satu gangguan yang sangat sering terjadi pada media sosial adalah kecanduan. Bentuk ketagihan ini bisa bermacam – macam. Antara lain, kecanduan untuk mengunggah sesuatu atau mengecek media sosialnya setiap saat, menonton youtube,bermain game online, membuat status di media sosial setiap saat, dan lain – lainnya. Kecanduan ini bahkan akan mengganggu aktivitas harian orang tersebut, kurang fokus, sulit tidur, kurang fokus, dan menjadi malas serta tidak produktif. Akibat jangka panjangnya, orang yang menderita kecanduan akan kehilangan kemampuan bersosialisasi dalam kehidupan nyata. - Compulsive Shopping
Maraknya pertumbuhan bisnis online membuat sebagian orang bisa sulit melepaskan diri dari kemudahan berbelanja di tempat tanpa perlu harus keluar rumah. Kebiasaan belanja ini berawal dari perasaan puas dapat menemukan apapun yang dibutuhkan hanya melalui layar smartphone, sehingga berkembang menjadi kebiasaan impulsif untuk membeli barang lain yang tidak dibutuhkan. - Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Keinginan untuk terlihat sempurna setiap saat juga bisa menimbulkan gangguan jiwa akibat sosial media berupa gangguan obsesif kompulsif. Seperti yang kita ketahui, dalam bermedia sosial sebagian besar adalah mengenai pencitraan diri yang semaksimal mungkin. Orang tidak ingin terlihat jelek di mata para pengguna media sosial lainnya, sehingga menciptakan obsesi mengenai kesempurnaan diri dan rela menghabiskan banyak waktu untuk terlihat sempurna di media sosial. Gangguan ini dalam tingkat yang lebih berat akan terlihat ketika penderitanya melakukan suatu hal secara berulang – ulang tanpa tujuan yang jelas. Perlu dilakukan cara mengatasi gangguan obsesif kompulsif akibat penggunaan media sosial. - Internet Asperger Syndrome
Gangguan jiwa akibat sosial media ini merupakan gangguan yang menyebabkan seseorang menjadi berubah sikap di dunia maya, walaupun biasanya yang lebih umum adalah sindrom asperger pada anak. Jika di dunia nyata orang tersebut biasanya merupakan orang yang pendiam, di dunia maya ia biasanya menjadi orang yang sangat bertolak belakang. Kasar, kejam dan senang melontarkan komentar – komentar jahat di postingan orang lain. - Low Forum Frustration Tolerance
Penderita gangguan jiwa ini merasa bahwa dirinya haus akan pengakuan diri dari pengguna media sosial lainnya, sehingga ia akan bersedia untuk melakukan apa saja di media sosial demi pengakuan tersebut. Apabila ia merasa pengakuan tersebut tidak didapatkannya, maka penderitanya akan merasa frustrasi dan bisa saja mengalami depresi. - Hipokondriak
Ini adalah salah satu gangguan psikologis ketika penderitanya merasa cemas berlebihan mengenai kesehatan tubuhnya, atau ia selalu merasa dirinya memiliki gejala penyakit serius. Orang ini akan semakin buruk kondisinya karena saat ini ia mudah mengakses informasi beragam penyakit yang ada di media sosial, sehingga memperkuat kecenderungannya untuk merasa cemas akan berbagai penyakit di tubuhnya. - Social Media Anxiety Disorder
Gangguan ini memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan kecanduan. Para penderitanya merasa tidak bisa lepas dari media sosialnya. Sehingga mereka akan selalu mengecek media sosialnya kapan saja mereka beraktivitas dan dimana saja. Mereka juga akan merasa terganggu apabila jumlah follower atau jumlah orang yang berkomentar dan menyukai postingannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga lebih seperti terobsesi dengan media sosial. Orang yang mengalaminya harus melakukan cara mengatasi anxiety disorder. - Borderline Personality Disorder (BPD)
Gangguan jiwa akibat sosial media lainnya berupa gangguan kepribadian borderline atau gangguan kepribadian ambang bisa dialami karena seseorang merasa tersisih dan khawatir setiap kali ia melihat suatu acara di media sosial teman – temannya yang berlangsung tanpa melibatkan atau mengundang dirinya. Pada awalnya, gangguan tersebut hanya sebatas kesal dan kecewa karena tidak dilibatkan, namun lama kelamaan bisa berkembang menjadi perasaan ditolak oleh lingkungannya. Ketahuilah ada perbedaan bipolar dan borderline, yang seringkali disamakan oleh orang awam.
Cara Bijak Menggunakan Media Sosial
- Puasa’ media sosial
Jika dulu yang kita cari adalah informasi, sekarang yang harus kita lakukan justru adalah menyaring informasi. Kehadiran media sosial membawa dampak ‘overshare’ yang cukup mengganggu. Maka dari itu, sebaiknya kita tidak terlalu sering untuk mengakses media sosial.
Dikutip dari Psychologies, sebuah penelitian dari Departemen Psikologi University of Leeds bahkan menemukan bahwa, orang-orang yang terlalu sering mengakses media sosial cenderung lebih muda merasa cemas, tidak bahagia dan memicu depresi. Sekarang, coba lah untuk mengatur intensitas untuk bermain media sosial. Berpuasa media sosial sehari saja tidak akan membuat hidupmu berantakan, kok! - Hindari akun atau postingan yang negatif
Apakah kamu sering mendapati konten negatif yang muncul di timeline atau laman explore di media sosial? Hal ini tentu saja mengganggu karena banyaknya ujaran kebencian atau kalimat yang sarat dengan nada provokasi.
Jika dirasa sudah meresahkan, kamu bisa coba untuk menghindari konten-konten negatif itu dengan memblokir atau me-report akun tersebut. Ingat, sebagai pengguna media sosial yang bijak, jangan mudah terpancing untuk ikut terlibat dalam perdebatan di kolom komentar. Hal tersebut hanya akan buang waktu dan menguras energi kamu untuk hal yang enggak penting. - Berpikir sebelum bertindak
Jika merasa emosi kamu sedang tidak stabil, sebaiknya jauhkan diri dari handphone. Kita tidak tahu efek yang akan ditimbulkan jika kamu mem-posting sesuatu dalam keadaan gusar misalnya. Atau, ketika kamu ‘gatal’ ingin mengomentari postingan teman namun kamu tidak tahu betul apa yang sedang dirasakan teman kamu. Bisa saja maksud ingin bercanda malah membuat teman kamu jadi tersinggung. - Berinteraksi secara nyata
Kebiasaan untuk mengakses media sosial terlalu sering dapat membuat kamu teralihkan dari dunia nyata. Bahkan, waktu makan pun bisa berlangsung lebih lama karena kamu sibuk terpaku mengurus media sosial.
Cobalah untuk berinteraksi di dunia nyata. Kamu bisa ikut terlibat dalam sebuah komunitas atau menekuni hobi baru. Sesekali, hindari media sosial ketika sedang berkegiatan. Misalnya, ketika kamu sedang dalam perjalanan, nikmati saja hal-hal di sekitar yang bisa kamu amati.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.