Jangan hanya asupan makanan saja yang diperhatikan ya bun, asupan cairan pun sangat penting bagi ibu hamil. Ibu hamil yang kurang minum air atau kebutuhan airnya tak tercukupi maka metabolisme tubuhnya akan terganggu. Lantas, apa efeknya pada si kecil? Efek ke bayi tidak sampai mengubah genetika bayi, tapi tetap saja proses pengaliran nutrisi ke janinnya melambat atau berkurang dan tumbuh kembangnya bisa terhambat. Dampak terburuk pada janin apabila kurang minum yaitu air ketubannya berkurang sehingga dapat memengaruhi terhambatnya pertumbuhan janin dan kecilnya janin. Kemudian pada alat geraknya dapat menimbulkan kelainan anatomi atau bentuk. Lalu dapat mengakibatkan kematian pada bayi di dalam rahim bila air ketuban sangat kurang. Oleh karena itu ibu hamil perlu menyeimbangkan kebutuhan gizi, termasuk air untuk dirinya dan si janin.
Bukan berliter-liter minum air lho, Bun, tapi sesuaikan dengan aktivitas dan kebutuhan diri si ibu dan janin. Memilih air mineral dalam kemasan pun tak ada panduan khususnya. Nah kalau Bunda lagi ingin minum minuman kemasan, harus lebih cermat lagi dalam pemilihan minuman kemasan agar terhindar dari PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti diabetes, kolestrol dan sebagainya.
Jika ingin mengonsumsi minuman dalam kemasan, maka kita harus lebih cermat dalam memilih minuman yang sehat. Salah satunya dengan menjadi konsumen yang cerdas dengan memerhatikan kandungan gizi dan nutrisi yang ada di dalamnya.
Berapa Kebutuhan Air Minum Ibu Hamil?
Kadar air untuk ibu hamil pastinya lebih banyak dari orang normal. Karena kebutuhannya bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk si janin yang ada di kandungan. Jika saat nggak hamil disarankan minum 8-10 gelas per hari, maka ibu hamil perlu tambahan 10 sampai 20 persen asupan cairan atau sebanyak 2,5 liter per hari. Sedangkan, ibu menyusi disarankan minum air putih 2,7 liter per hari.
Apalagi, selama Bunda hamil, air putih turut berperan pada pembentukan otak anak, Bun. Kalau ibu hamil mau mengonsumsi minuman yang mengandung kafein boleh-boleh aja tapi jumlahnya dibatasi dan jangan terlalu sering ya.
Konsumsilah air putih paling telat tiap 4 jam karena produksi urine pada dasarnya setiap 4 jam sekali. Kalau dalam waktu 4 jam nggak buang air kecil, maka konsumsi air putihnya kurang,
Dampak Apabila Kurang Minum Air Putih
- Dehidrasi
Selama masa kehamilan, bunda sangat rentan mengalami dehidrasi. Hal ini karena morning sickness yang bunda alami saat trimester pertama berpotensi untuk menghilangkan banyak cairan dalam tubuh. Selain itu, janin yang semakin bertumbuh di dalam kandungan juga akan membuat bunda jadi sering merasa gerah sehingga akan mengeluarkan banyak cairan melalui keringat. Bila ibu tidak segera menggantikan cairan yang keluar itu dengan banyak minum air putih, maka akan terjadi dehidrasi pada ibu hamil yang sebenarnya tidak boleh.
Kondisi di mana ibu hamil mengalami kekurangan cairan enggak hanya bisa membahayakan kesehatan bunda, tetapi juga kondisi janin. Jadi, jangan sepelekan bila ibu mulai merasakan tanda-tanda dehidrasi, seperti pusing, mual, muntah, jantung berdebar-debar, dan urine berwarna pekat. Segeralah minum air putih yang banyak. - Persalinan Prematur
Dampak ibu hamil kurang minum air putih lainnya adalah persalinan prematur. Hal ini karena dehidrasi bisa memengaruhi volume cairan ketuban yang dimiliki ibu hamil. Cairan ketuban terlalu sedikit bisa memicu kontraksi sehingga bunda akhirnya akan melahirkan sebelum waktunya. Persalinan prematur tentu saja dapat menyebabkan bayi mengalami sejumlah komplikasi, antara lain gangguan pada organ tubuh, sistem pernapasan, menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan masih banyak lagi. - Cairan Ketuban Sedikit
Produksi cairan ketuban sangat bergantung dari cairan yang ada di dalam tubuh bunda. Itulah mengapa bila bunda tidak banyak minum air putih selama kehamilan, maka dikhawatirkan ibu hamil tidak akan memiliki cairan ketuban yang cukup. Padahal, cairan ketuban sangat penting karena berfungsi sebagai pelindung janin. Kekurangan cairan ketuban bisa menyebabkan dampak buruk bagi janin, mulai dari menghambat pertumbuhannya, meningkatkan risiko lahir cacat, berisiko terjadi komplikasi saat persalinan, sampai meningkatkan terjadinya keguguran. - Merusak Sistem Ginjal
Cairan di dalam tubuh juga berperan penting dalam membantu ginjal untuk menghilangkan limbah dari dalam tubuh. Apalagi saat hamil, rahim yang membesar akan menyebabkan sebagian urine tertahan saat buang air kecil. Sisa urine yang tidak terbuang ini bisa menjadi tempat yang baik bagi bakteri untuk berkembang biak. Bila ibu hamil tidak minum cukup air putih, maka ginjal tidak bisa berfungsi secara maksimal untuk membuang racun dari berbagai bagian tubuh. Akibatnya, lama-kelamaan sistem ginjal akan rusak sehingga urine yang tertimbun dalam tubuh bisa menjadi racun yang membahayakan tubuh dan janin. Karena itu, hindari dampak kurang minum air putih bagi ibu hamil agar ginjal tidak rusak. - Menghambat Sirkulasi Darah
Kurang minum juga bisa menyebabkan sirkulasi darah di dalam tubuh ibu hamil menjadi tidak lancar. Pasalnya, sel tubuh termasuk peredaran darah membutuhkan air untuk dapat berfungsi dengan baik. Bila ibu hamil tidak minum cukup air putih, maka tubuh akan “menyedot” air dari komponen lain dalam tubuh, yaitu dari darah. Kandungan air di dalam darah yang tersedot untuk keperluan tubuh akan membuat darah lama-kelamaan menjadi kental, sehingga peredarannya ke seluruh tubuh menjadi tidak lancar, termasuk aliran darah yang menuju ke janin. Akibatnya, pertumbuhan janin akan terhambat dan bunda berisiko melahirkan prematur.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.