Wanita yang tetap berkarir ketika sudah memiliki suami dan anak bukanlah hal yang mudah. Pembagian peran dan waktu antara pekerjaan, rumah tangga dan karir menjadi hal yang harus dihadapi setiap hari. Menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karir memiliki konsekuensi yang berat karena memerlukan persiapan fisik dan mental yang prima.
Pada zaman dulu memang wanita identik untuk diam di rumah, mengerjakan seluruh perkerjaan rumah lalu mengurus suami dan anak. Di zaman serba modern ini semuanya serba berubah, termasuk peran antara pria dan wanita yang kini sudah tidak ada batasnya lagi karena adanya kesetaraan gender. Tapi walaupun begitu banyak wanita karir yang sukses juga menjadi ibu rumah.
Tips sukses Ibu Rumah Tangga Dalam Berkarir
1. Bangun Lebih Pagi
Jika anda harus masuk kantor jam 7 pagi, maka bangunlah 2-3 jam lebih pagi. Hal ini dilakukan agar Anda punya waktu untuk menyiapkan sarapan, memandikan anak dan persiapan diri.
2. Mampu berperan ganda
Ibu rumah tangga harus mampu berperan ganda sebagai wanita karir karena adanya tuntutan kondisi keluarga. A[abila Anda sedang berada di rumah curahkan sepenuhnya perhatian untuk mengurus rumah, sedangkan jika di tempat kerja maka fokuskan pada pekerjaan yang tengah dijalani. Dengan demikian, Anda akan dapat menyelesaikan tugas rumah maupun kantor dengan lebih baik dan menunjukkan bahwa Anda mampu menjalani keduanya.
3. Mampu mengatur waktu dengan pasangan
Anda dan keluarga dapat mengatur waktu yang baik agar dapat menyusun jadwal yang harmonis kemudian patuhi aturan waktu yang sudah disepakati bersama. Misalnya pada hari tertentu Anda mempunyai urusan kantor sehingga tidak bisa mengantar anak pergi les, maka buatlah jadwal agar suami Anda dapat menggantikan Anda.
4. Mintalah dukungan keluarga
Sebelum meniti karir, mintalah dukungan keluarga terutama suami agar bisa memahami aktivitas Anda sebagai kedua peran. Tanpa dukungan dari mereka akan menghambat aktivitas Anda karena segala masalah Anda tangani sendiri.
5. Menghabiskan seluruh akhir pekan bersama keluarga
Hampir setengah hari setiap hari bekerja Anda dihabiskan di luar rumah, pulang dari kantor pun hanya memiliki waktu sebentar untuk bersama karena akan beristirahat. Maka di saat ada waktu untuk berlibur sejenak tentu harus dihabiskan bersama keluarga.
6. Memiliki fleksibilitas dalam menyelesaikan masalah rumah tangga
Jangan membuat aturan yang kaku mengenai pekerjaan dalam rumah tangga. Misalnya, istri harus masak sedangkan suami harus mengantar anak ke sekolah. Memang benar bahwa pembagian pekerjaan rumah tangga harus adil, namun buatlah fleksibel, misalnya sesekali suami menyiapkan makanan entah itu dengan cara memasak atau membeli di luar, dan istri yang mengantarkan anak ke sekolah. 0Fleksibilitas ini penting mengingat kedua pihak sama-sama bekerja sehingga jika terlalu terpatok pada hal-hal yang baku justru akan menghambat karir.
7. Jangan mudah cemburu
Sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir tentu Anda memiliki aktivitas padat baik di rumah maupun di tempat kerja. Apabila Anda terpaksa harus pulang malam karena harus menyelesaikan pekerjaan, tetaplah berkomunikasi dengan suami, jelaskan apa saja aktivitas di kantor sehingga tidak muncul rasa curiga yang tidak pada tempatnya. Jika perlu, ajaklah suami untuk menjemput Anda di tempat kerja.
8. Persiapkan rencana untuk hal-hal tak terduga
Kadangkala, ada masalah di rumah yang bersamaan dengan masalah tugas kantor. Misalnya anak mendadak sakit atau pengasuh anak tiba-tiba sakit sehingga tidak ada yang menjaga anak di rumah, padahal deadline tugas kantor sudah dekat. Agar bisa kompromi antara masalah karir dan rumah tangga, maka utarakan permasalahan ini pada atasan agar mereka memahami kesulitan yang Anda hadapi.
9. Mampu membedakan emosional saat bekerja dan sebagai ibu
Terkadang wanita punya emosi yang lebih luar biasa dibandingkan pria saat bekerja. Jangan sampai urusan pekerjaan dicampurkan dengan urusan rumah tangga. Bisa gawat nanti nih ladies. Jangan sampai anak-anak dan suamimu sebagai pelampiasan amarah karena keadaan di kantor. Ingat lagi deh fungsi ibu dalam keluarga.
10. Perhatikan pertumbuhan anak melebihi pekerjaan
Perhatian terhadap keluarga juga harus seimbang ketika kita bekerja. Ini salah satu cara menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karir lho. Tips mengurus anak sambil bekerja bisa kamu pelajari nih ladies. Bagaimana kita bekerja dan teta tahu pertumbugan sang anak dari waktu ke waktu yaitu tentang sekolahnya, pertemanannya bahkan kehidupan remajanya.
Apabila Tips Tersebut Tidak Bisa Dijalani
Namun apabila dilema berlangsung berulang-ulang misalnya suami tetap menginginkan istrinya untuk mengurus rumah tangga secara total supaya anak-anak berada dalam pengasuhan yang terbaik, maka ada baiknya Anda menimbang kembali apakah tetap meneruskan karir atau memilih menjadi ibu rumah tangga mengingat keduanya sama penting.
Alasan Ibu Rumah Tangga Berkarir
1. Memperoleh Penghasilan Tambahan
Kebutuhan hidup semakin meningkat. Kondisi keluarga dimana penghasilan suami tidak bisa menjangkau semua kebutuhan. Hal itu membuat dan mengharuskan wanita untuk bergerak.
Dengan resiko mengurangi kuantitas interaksi dengan Keluarga.
Rasa bersalah pada Ibu yang bekerja di luar rumah umumnya lebih dirasakan saat anak-anak dalam usia 0-5 tahun. Karena masa ini adalah masa emas, perkembangan mereka. Wajar saja sebagai Ibu berharap untuk bisa menghabiskan setiap waktu bersama anak-anak. Bagi Ibu yang bekerja di rumah-pun mereka harus meluangkan waktu untuk tidak bersama anak-anak saat mereka harus menyelesaikan pekerjaannya. Jika tidak, mereka tidak akan bisa melakukan apa-apa karena tidak bisa fokus dengan pekerjaannya ataupun bahkan terganggu oleh anak-anak.
2. Orangtua Tunggal
Tidak ada alasan untuk tidak bekerja untuk orangtua tunggal. Kalau ia seorang ayah agaknya tidak terlalu masalah. Karena memang tugasnya mencari nafkah. Jika seorang ibu, cenderung lebih rentan terhadap perasaan bersalah ketika meninggalkan anak untuk berkarir. Karena tidak bisa mendampingi saat fase-fase emas pertumbuhannya.
Menitipkan anak pada kerabat adalah solusi yang bijak sebelum memasuki usia sekolah. Kondisi orangtua tunggal membuat kita tidak memiliki pilihan lain. Seorang Wanita yang menjadi Orangtua tunggal membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan anak dan dirinya.
3. Rasa tanggung jawab
Ibu yang bekerja terbebani tanggung jawab. Dengan bekerja, dia bisa memastikan ada makanan di meja.
Bagi keluarga berkecukupan, bisa jadi si Ayah memiliki bisnis yang sangat menguntungkan. Mungkin Ayah memiliki suatu pekerjaan dengan penghasilan tinggi yang sangat memuaskan untuk keluarga. Namun Ibu pewaris bisnis keluarga, tidak dapat diwariskan oleh orang lain. Mereka-pun terjebak oleh tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka.
4. Bekerja sebagai gaya hidup
Ada sebagian wanita yang menganggap bekerja adalah adalah bagian dari hidup. Terbiasa bekerja keras membuat wanita bekerja sepanjang waktu dan hanya mengambil cuti 3 bulan untuk melahirkan.
Wanita tipe ini tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang harus tinggal di rumah untuk mengurus kelarga. Apabila dipaksakan untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, bisa-bisa tipe wanita seperti ini akan mengalami depresi berat.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.