Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan fungsi, sistem serta proses reproduksi, melainkan keadaan seseorang yang sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh. Bau vagina adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dialami oleh banyak kalangan wanita. Kejadian ini disebabkan oleh beberapa penyebab dan banyak wanita yang tidak tahu cara membersihkan daerah vagina yang benar sehingga menyebabkan masalah kesehatan vagina yang menimbulkan bau. Bau vagina yang asam datang dari koloni bakteri alami serta cairan yang diproduksi vagina. Koloni bakteri dan cairan ini bersifat asam, yaitu dengan pH normal 4,5.
Nutritionist Dr Marilyn Glenville mengatakan, bau tidak sedap yang muncul pada setiap vagina wanita bisa berbeda-beda tergantung cara menjaga higienis vaginanya. Namun yang perlu diketahui, vagina memiliki bakteri sehat. Jadi ketika vagina bertemu sesuatu yang mengganggu ekosistem seperti lembap atau kotor maka bakteri yang tidak sehat seperti Bacterial vaginosis dapat mengambil alih.
Bau vagina bisa berubah-ubah seiring dengan siklus menstruasi wanita. Anda mungkin merasakan bau yang lebih kuat setelah selesai haid. Pada kebanyakan kasus, biasanya hal ini disebabkan oleh perubahan hormon atau sisa-sisa lapisan dinding rahim (endometrium) yang ikut luruh.
Penyebab Bau Vagina
a. Penggunaan vaginal douche
Vaginal douche mengacu pada praktik mencuci atau membilas bagian dalam vagina, penyemprot berisi air yang dicampur dengan beberapa cairan lain, seperti baking soda, cuka, yodium, dan parfum atau wewangian. Douching membilas keluar seluruh bakteri baik yang menetap dalam vagina untuk melawan infeksi, sehinga akan lebih meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri dan infeksi vagina lain yang terkait dengan vagina bau.
b. Celana dalam yang ketat
Celana dalam yang super ketat menyebabkan frekuensi gesekan jadi lebih sering, yang dapat menyebabkan berbagai macam masalah mulai dari iritasi kulit hingga rambut yang bertumbuh ke dalam. Selain itu, celana dalam ketat dan lembap dari keringat adalah salah satu faktor risiko yang berkontribusi terhadap perkembangan infeksi ragi. Kombinasi panas dan kelembapan yang bersarang di daerah vagina dan menjadi ekosistem yang sangat ideal bagi jamur dan bakteri. Hal ini juga mampu menjadi kendaraan transportasi unik untuk menyebarkan E. coli dari anus ke daerah vagina. Kehadiran bakteri asing dalam vagina tak hanya akan membuatnya lebih bau, namun juga dapat mengancam kesehatan vagina Anda. Bahan terbaik untuk celana dalam adalah kain yang memungkinkan kulit untuk bernapas seperti katun murni. Kain sintetis, seperti nilon, polyester, sutera, lycra, dan renda-renda lebih cenderung mengiritasi daerah vagina sekaligus menempatkan Anda pada risiko untuk mengembangkan ragi dan infeksi bakteri penyebab vagina bau.
c. Teknik Membilas vagina yang salah Setiap mandi dan buang air
Upayakan untuk membersihkan organ intim dari arah depan ke belakang. Jangan membasuh vagina dari belakang ke depan karena akan berisiko memindahkan mikroba dari area anus ke vagina dan saluran kemih. Setelah dibasuh, pastikan vagina kering. Baru Anda bisa mengenakan pakaian dalam. Jangan lupa untuk mengusap vagina dengan handuk bersih dan kering. Hindari menggunakan bedak di sekitar area vagina karena bisa berisiko menimbulkan iritasi.
d. Jarang mencuci vagina
Vagina memiliki mode pembersihan otomatis. Leher rahim dan dinding vagina memproduksi sejumlah kecil kendir yang akan luruh membawa sisa darah menstruasi, sel-sel tua, dan partikel-partikel asing lainnya keluar dari vagina. Tapi ini bukan berarti Anda jarang membersihkan vagina, terutama setelah berkeringat dari olahraga, selama menstruasi atau keputihan yang lebih banyak dari biasanya, atau bahkan setelah berhubungan seksual. Menjaga kebersihan pribadi yang baik penting untuk menghindari masalah vagina bau. Pastikan Anda menyeka dari depan ke belakang saat membilas dan keringkan daerah vagina dengan baik dengan menepuk-nepuknya, jangan digosok, agar kelembapan tidak berlama-lama tinggal di dalam sana dan menyebabkan infeksi ragi. Pakai pakaian dalam yang kering dan bersih setiap hari.
e. Jarang ganti pembalut
Darah menstruasi akan terkontaminasi dengan organisme bawaan tubuh. Saat haid, para pakar kesehatan merekomendasikan Anda untuk mengganti pembalut setiap 4-6 jam sekali (lebih sering, jika perdarahan Anda berat) adalah praktik kebersihan pribadi yang baik demi mencegah vagina berbau anyir tak sedap.
f. Berlama-lama memakai baju renang basah
Kebanyakan kolam renang mengandung klorin yang berfungsi untuk membunuh bakteri dalam air. Umumnya ini adalah hal yang baik, karena jika tidak, air kolam renang bisa menjadi tempat segala macam bakteri untuk berkembang biak. Ketika Anda berlama-lama menetap dalam baju renang yang lembap, sisa klorin yang menempel di bahan kain dapat masuk terlalu dalam ke dalam vagina dan membunuh koloni bakteri baik yang seharusnya membantu vagina tetap sehat. Sehingga tidak mengherankan jika Anda akan mulai merasa sedikit aneh, dari gatal-gatal yang tak terkendali, bau tidak sedap hingga iritasi dan peradangan kulit yang berkaitan dengan segala macam masalah kesehatan vagina infeksi ragi, bacterial vaginosis, hingga vaginitis. Solusi terbaik adalah untuk secepatnya menanggalkan baju renang basah setelah Anda selesai berenang (atau pakaian dalam yang lembap sehabis berolahraga).
g. Berpakaian sebelum sepenuhnya kering
Berpakaian lengkap sebelum tubuh sepenuhnya kering tidak sehat untuk kondisi vagina. Memakai celana dalam saat Anda masih setengah kering sama saja Anda membiarkan daerah vagina menjadi ladang infeksi jamur. Ragi menyukai tempat hangat dan lembap. Semua wanita memiliki ragi dan bakteri dalam vagina, tapi ketidakseimbangan inilah yang memicu peradangan infeksi
h. Konsumsi obat
Konsumsi obat tertentu seperti antibiotik, membuat keadaan bakteri di vagina terganggu dan kemudian menghasilkan bau
i. Perubahan hormonal
Perubahan hormonal yang terjadi karena menstruasi atau perubahan pemakaian alat kontrasepsi bisa mengubah tingkat pH vagina dan menjadikannya bau. Wanita yang mengalami menopause juga bisa mengalami hal yang sama karena perubahan hormonal tersebut.
j. Makanan penyebab bau pada vagina
Makanan yang berbau kuat, menyengat dan berempah memiliki potensi sebagai penyebab vagina bau, misalnya kafein (kopi), bawang-bawangan, kari, rokok dan rempah-rempah lainnya. Konsumsi daging merah, susu dan produk susu, serta alkohol, yang berlebihan juga dapat mengubah aroma vagina Anda. Diet tinggi probiotik, seperti gandum utuh serta sayur dan buah-buahan dapat membantu menjaga keseimbangan pH alami vagina dan menghasilkan aroma yang lebih ringan. Selain disarankan untuk banyak minum air, Anda pun perlu menghindari minuman yang mengandung terlalu manis seperti, minuman instan dan minuman berkarbonasi.
Cara Merawat dan Menghindari Bau Vagina
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam hal merawat kebersihan vagina diantaranya :
a) Ganti celana dalam minimal dua kali sehari
Jika celana dalam terasa lembab atau basah, segera ganti. Akan lebih baik jika Anda membawa celana dalam cadangan dalam dompet kecil, sehingga dapat Anda pakai sewaktu-waktu. Atau gunakan pantyliner jika perlu.
b) Hindari menggunakan sabun pembersih vagina, apalagi yang mengandung parfum.
Jika ingin menggunakan pembersih vagiana jangan dilakukan setiap hari, karena pembersih vagina bisa membuat bakteri yang menguntungkan ikut mati. Sebetulnya membersihkan vagina dengan air bersih sudah cukup.
c) Pastikan tangan Anda sudah dicuci bersih sebelum menyeka atau membasuh vagina.
Jika tangan kotor sebaiknya bersihkan dulu dengan menggunakan sabun
d) Bersihkan vagina dari arah depan ke belakang
Hal ini untuk menghindari perpindahan bakteri dari dubur (anus) ke vagina
e) Jangan pernah menggunakan krim, gel, tablet, pil yang dimasukkan ke dalam vagina
Hindari obat-obatan yang dimasukan dalam vagina dengan asumsi bisa mengencangkan, merapatkan atau mengharumkan. Hindari membeli barang-barang tersebut yang dijual secara bebas.
f) Mencukur rambut pubis (vagina) dengan teratur dan rutin
Saat melakukan pencukuran rambut yang tumbuh di sekitar vagina sebaiknya dilakukan secara teratur dan rutin. Agar kebersihan vagina bisa terkontrol dan aktivitas sehari–hari bisa dikerjakan dengan nyaman. Dan hindari terlalu sering melakukan cukur pada rambut pubis karena tidak disarankan untuk kesehata vagina
g) Ganti pembalut setidaknya 4 jam sekali saat Anda sedang menstruasi.
Wanita yang jarang mengganti pembalut dan membiarkan pembalutnya penuh mduah terserang infeksi di daerah kemaluan
h) Mengonsumsi makanan alami yang kaya vitaman seperti buah-buahan dan sayur-sayuran
Hidrasi memang kunci untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk membuat vagina berfungsi untuk melakukan sistem pembersihan sendiri. Asupan nutrisi yang cukup bisa meningkatkan pelumasan dan menjaga keseimbangan PH di daerah vagina.
i) Minum air putih delapan gelas per harinya atau setara dengan 1,5-2 liter.
Ketika Anda minum air putih, tubuh akan membuang racun buruk dan bakteri yang berbahaya, sekaligus menghilangkan gula ekstra dari tubuh yang menjadi salah satu alasan utama timbulnya keputihan dan bau pada vagina.
Dampak Serius Bau pada Vagina
1. Penyakit Menular Seksual
Beberapa Penyakit Menular Seksual dapat menyebabkan bau tidak enak pada vagina. Penyakit Menular Seksual yang sering menyebabkan bau pada vagina adalah klamidia dan gonore. Penyakit ini dapat mudah diobati jika segera ditangani, tetapi bisa terjadi komplikasi jika tidak segera diobati. Gejala klamidia dan gonore sering tidak dirasakan. Biasanya hanya bau yang berbeda dari biasanya dan rasa nyeri saat buang air kecil. Pemeriksaan secepatnya pada dokter sangat diperlukan, hindari hubungan seksual yang tidak aman.
2. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul terjadi ketika bakteri (biasanya menular secara seksual) berjalan melalui vagina ke dalam rahim. Penyakit ini sering tidak terdeteksi hingga terjadi kesulitan saat hamil. Jika Anda mencium aroma tidak sedap pada vagina, nyeri panggul, demam, sering merasa nyeri saat berhubungan seksual dan saat buang air kecil, segera periksakan ke dokter kandungan. Efek buruk penyakit ini tidak hanya bau pada vagina, tetapi juga kemandulan dan masalah kehamilan.
3. Bacterial Vaginosis atau Bakteri Vagina
Organ reproduksi wanita secara alami dihuni oleh bakteri ini yang bahkan berfungsi merawat kesehatan vagina. Namun, jika jumlah bakteri alami ini berlebih, maka aroma tak sedap akan menjadi lebih parah dan sangat menyengat. Gejala lain yang timbul adalah gatal dan nyeri pada vagina. Untuk mengatasi masalah ini, segera periksakan ke dokter. Biasanya pengobatan tidak terlalu banyak, antibiotik sudah bisa mengatasi masalah bau pada organ reproduksi akibat bakteri alami yang berlebih ini.
4. Infeksi Jamur
Infeksi jamur adalah hal yang sering menjadi penyebab bau pada organ reproduksi wanita, dan membuat tidak nyaman. Ciri-cirinya adalah aroma yang tidak biasa (bau tidaksedap), cairan keputihan warna putih susu dan agak kental, area vagina terasa gatal dan panas. Antibiotik dan sabun organ reproduksi tidak akan menyelesaikan masalah infeksi jamur, Anda disarankan mengunjungi dokter jika mengalami gejala infeksi jamur.
5. Kanker Serviks
kanker Serviks bisa dilihat dengan keputihan yang dialami wanita. Salah satu gejalanya adalah keputihan yang berbau tak sedap.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.