Persalinan merupakan peristiwa keluarnya bayi, plasenta dan selaput ketuban. Dalam proses pengeluaran buah kehamilan secara pervaginam ini sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luar dan berbahaya. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga persalinan berikutnya.
Robekan perineum adalah robekan di antara vagina dan anus. Peristiwa tersebut lebih sering menimpa wanita yang baru pertama kali melahirkan melalui vagina dan besarnya robekan berkisar dari sekedar torehan kecil, lecet, sampai robekan dalam yang mempengaruhi beberapa otot dasar panggul.
Klasifikasi Robekan perineum
1. Robekan perineum derajat satu
Robekan yang paling ringan (tidak terlalu dalam) terjadi pada kulit perineum dan jaringan di sekitar mulut vagina atau lapisan terluar vagina tanpa melibatkan otot apapun. Robekan ini disebut juga dengan laserasi tingkat pertama (first-degree lacerations) dimana biasanya terlalu kecil sehingga tidak membutuhkan jahitan. Biasanya robekan tersebut sembuh dengan cepat dan hanya menyebabkan sedikit atau tidak sama sekali rasa sakit.
2. Robekan perineum derajat dua
Robekan tingkat kedua (second-degree lacerations) adalah robekan yang lebih dalam hingga menembus otot di bawah lapisan kulit. Robekan ini perlu dijahit setiap lapis demi lapisnya hingga tertutup sempurna. Hal ini akan membuat merasa tidak nyaman selama beberapa minggu sampai akhirnya sembuh. Benang untuk menjahit robekan akan larut sendiri selama masa penyembuhan.
3. Robkean perineum derajat tiga
Adapun robekan yang cukup serius, robekan jalan lahir ini nyaris sampai ke anus. Robekan semacam ini dapat menyebabkan rasa sakit selama berbulan-bulan serta meningkatkan resiko terjadinya inkontinensia anal. Nah, kondisi itulah yang disebut dengan laserasi tingkat ketiga. Laserasi tingkat ketiga yaitu adanya robekan pada jaringan vagina, kulit perineum, serta otot perineum yang membentang hingga sfingter anal (otot yang mengelilingi anus).
4. Robekan perineum derajat empat
Sementara itu, laserasi tingkat keempat lebih parah lagi karena robekan kini telah melewati sfingter anal hingga jaringan di bawahnya.
Robekan Selain Robekan Perineum
a. Robekan pada Sekitar Uretra
Ada juga wanita yang mengalami robekan di tempat lain. Misalnya robekan pada bagian atas vagina di dekat uretra (kondisi ini disebut laserasi periuretra). Robekan ini seringkali begitu kecil sehingga saat mengalaminya, hanya diperlukan beberapa jahitan atau bahkan tidak dijahit sama sekali.
Robekan tersebut juga tidak melibatkan otot, sehingga proses penyembuhan dapat berlangsung lebih cepat dan rasa sakitnya pun lebih ringan jika dibandingkan dengan laserasi perineum. Keluhan utama wanita yang mengalami robekan di sekitar uretra biasanya adalah rasa seperti terbakar saat buang air kecil.
b. Robekan Leher Rahim
Meski jarang terjadi, ada pula wanita yang mengalami robekan di area sekitar leher rahim, di labia (lipatan di kulit luar vagina) atau robekan dalam pada jaringan vagina (disebut juga dengan sulcus tear). Robekan ini akan menimbulkan rasa sakit atau terbakar pada vagina. Meski begitu, para wanita pastilah berharap robekan yang terjadi masih berada di tingkat rendah sehingga tidak perlu menerima pengobatan hingga berminggu-minggu.
Faktor Risiko Terjadinya Robekan Jalan Lahir
a. Riwayat robekean pada saat melahirkan melalui vagina dan pernah mengalami robekan tingkat ketiga atau tingkat keempat.
b. Pernah mengalami episiotomi
c. Bayi berukuran besar
d. Bayi lahir dalam posisi posterior (face-up).
e. Mengejan terlalu lama pada saat proses persalinan
f. Jarak di antara mulut vagina dan anus Bunda lebih dekat dibanding rata-rata wanita lain.
g. Persalinan dengan alat bantu seperti forsep atau vakum
Cara Mengobati Robekan Perineum
Apabila memiliki robekan spontan, episiotomi, atau bahkan keduanya, maka akan memerlukan beberapa jahitan. Pertama-tama obat bius akan diberikan disuntikkan pada area yang robek supaya kebas. Jika Bunda memiliki robekan yang lebar, maka Anda mungkin akan memerlukan blok pudenda, yakni injeksi berupa bius lokal yang disuntikkan ke dalam dinding vagina. Suntikan tersebut akan mengenai saraf pudenda dan membuat kebas seluruh daerah genital. Setelah itu dokter akan menjahit robekan perineum lapis demi lapis.
Setelah dijahit, maka Bunda danjurkan untuk mengompres area yang robek dengan es selama selama kurang lebih 12 jam. Jika Bunda memiliki lebih dari satu luka, maka rasanya pasti akan jauh lebih tidak nyaman. Selain itu, akan diberikan obat antiseptik dan pereda nyeri. Diusahakan obat yang diberikan dokter atau bidan harus diminum sampai habis.
Cara Perawatan Robeka Perineum
Rasa sakit yang dialami pasti semakin berkurang seiring waktu. Meski begitu, rasa tidak nyaman mungkin masih akan mengganggu Bunda selama kira-kira tiga bulan ke depan. Berikut tips untuk membantu masa pemulihan saat mengalami robekan tingkat ketiga atau tingkat keempaat:
a) Jika buang air kecil atau buang air besar seringkali menjadi aktivitas yang teramat
menyakitkan. Mintalah pada dokter agar diberikan pelunak feses. Ikuti petunjuk penggunaannya dan terus pakai selama setidaknya seminggu pertama pasca persalinan.
b) Jangan menahan diri untuk tidak buang air kecil dan buang air besar. Meski rasanya sakit, keluarkan saat Bunda benar-benar memerlukannya.
c) Tahan dulu dorongan berhubungan intim dengan pasangan Bunda. Tunggu sampai benar-benar pulih dan dokter sudah membolehkan hal tersebut.
d) Hindari memasukkan sesuatu ke dalam rektum, termasuk supositoria atau enema.
e) Wanita yang mengalami robekan sampai ke dalam sfingter hingga anus akan lebih mungkin terkena inkontinensia gas atau kotoran di kemudian hari. Beri tahu dokter atau perawat kalau Anda menderita karena hal itu.
Cara Untuk Mencegah Terjadinya Robekan
Anda dapat melakukan pijatan perineum di trimester ketiga masa kehamilan secara teratur. Cara ini akan membantu kulit perineum melebar dan mengurangi kemungkinan terjadinya robekan atau episiotomi.
Anda juga dapat meminimalisir terjadinya robek dengan cara mengontrol diri saat sedang mengejan. Lakukan persalinan dengan pelan sehingga ada cukup waktu bagi perineum untuk melebar dan mengakomodasi tubuh sang buah hati. Itu berarti, Anda harus bersabar menunggu dan melawan dorongan untuk mengejan saat kepala bayi mulai nampak. Ada juga hasil studi yang menyatakan bahwa penggunaan kompres hangat pada perineum selama akhir bukaan kedua saat persalinan juga turut mengurangi resiko terjadinya robekan serius.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.