CurhatBidan.Com,- Kewajiban bagi setiap ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan asupan nutrisi mereka. Selain untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, ibu hamil juga akan mendapatkan manfaat yang sama baiknya. Namun karena hal ini bukan berarti ibu bisa mengkonsumsi semua makanan. Terlebih ibu yang sedang dalam masa kehamilan, sebaiknya tetap mengontrol konsumsi makanan agar tidak terjadi kemungkinan bayi membesar dalam kandungan.
Ada beberapa faktor yang jadi penyebab kenapa bayi terlahir besar. Diantaranya ibu hamil punya riwayat diabetes (hormonal), kenaikan berat badannya memang berlebih saat hamil & adanya faktor keturunan. Meskipun tampak menggemaskan saat melihat bayi gemuk & lucu, sebenarnya proses persalinan dari bayi besar ini sangat berisiko.
Tapi, bukankah bayi membesar itu baik? Artinya mereka tumbuh dengan baik. Ternyata anggapan ini sedikit salah, sebab jika ada kemungkinan bayi membesar lebih dari ukuran normal maka dapat memiliki berbagai resiko yang kurang baik untuk kesehatan.
Misalnya, ukuran bayi baru lahir dengan usia kandungan ckup, yaitu 37 minggu sampai 42 minggu normal jika memiliki berat diantara 2.500 gram sampai 4.000 gram. Berbeda jika bayi tersebut memiliki berat badan lebih dari 4.000 gram, bahkan sesaat setelah dia lahir ke dunia. Dalam kondisi ini, ada sebagian dari ibu hamil yang mengalami kondisi ini. Dalam istilah medis kondisi ini disebut sebagai Macrosomia.
Tentu saja kejadian ibu melahirkan bayi besar atau Macrosomia ini ada penyebabnya. Beberapa penyebab diketahui terjadi dikarenakan faktor-faktor seperti :
- Ibu mengalami kenaikan berat badan berlebih saat hamil.
- Ibu memiliki riwayat Diabetes (hormonal).
- Dan faktor keturunan.
Ingat, walaupun bayi terlihat menggemaskan saat dia gemuk, tapi proses persalinan dengan mengandung bayi besar memiliki resiko berbahaya.
Resiko melahirkan bayi besar.
Adapun resiko yang kemungkinan besar terjadi pada ibu dengan kehamilan besar (bayi besar), yaitu :
- Saat persalinan lebih rentan terkena cedera baik itu pada ibu dan juga janin.
- Memiliki robekan pada jalan lahir yang lebih luas.
- Adanya peregangan pada tulang simfisis yang berlebihan pada panggul. Saat melahirkan, harus dengan bantuan alat forseps ataupun vakum.
- Memiliki potensi melahirkan dengan jalan operasi Caesar akibat ketidaksesuaian ukuran panggul dengan kepala bayi.
Begitu pun pada sang bayi, resiko yang kemungkinan terjadi pada mereka diantaranya :
- Mengalami cedera patah tulang karena kemacetan bahu bayinya saat melewati jalan lahir.
- Memiliki resiko mengalami cerebralpalsy atau kelumpuhan saraf otak dikarenakan cedera kepala saat ia melewati jalan lahir.
- Saat ia berada di luar rahim, bayi akan lebih mudah mengalami penurunan pada kadar gula darah secara berlebihan (Hipoglikemia).
Selain itu, bayi besar juga beresiko tinggi mengalami gangguan pernapasan terutama jika bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan 37 minggu. Walaupun terlihat besar, namun usia kandungan belum cukup bulan. Hal inilah yang akhirnya memungkinkan paru-paru bayi belum memiliki perkembangan yang sempurna. Saat pada periode pertumbuhan selanjutnya, bayi bisa berisiko mengalami Obesitas.
Penting untuk Anda ketahui, berat badan seorang ibu hamil memang cenderung bertambah, seiring dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Pertambahan berat badan ibu juga penting terhadap keberhasilan di dalam proses kehamilan terutama saat trimester kedua dan ketiga kehamilan serta sebagai persiapan proses menyusuinya kelak. Akan tetapi, penambahan berat badan tidak boleh berlebihan.
Peningkatan berat badan pada seorang wanita hamil selain disebabkan oleh adanya penimbunan lemak pada jaringan tubuhnya, ada juga yang terjadi karena faktor lain seperti penumpukan cairan tubuh (edema), ada pembentukan plasenta, air ketuban dan janin.
Setelah mengetahui apa saja bahaya saat ibu memiliki bayi yang tumbuh terlalu besar dalam kandungan, saatnya untuk Anda mengetahui Tips Mencegah Bayi Terlalu Besar Dalam Kandungan.
- Tetap menjaga kenaikan berat badan.
Hal ini harus jadi perhatian terutama bagi ibu yang menderita Obesitas dan Diabetes. Untuk para ibu hamil dengan berat badan normal, kenaikan berat badannya selama hamil adalah sekitar 10 kg sampai 13 kg. Akan tetapi jika berat badan sebelum hamil kurang dari 45 kg, atau pada saat sebelum hamil sudah memiliki berat badan berlebih, maka kenaikan berat badannya disesuaikan dengan anjuran dari bidan atau dokter Anda.
- Patuhi diet dan pengobatan yang teratur.
Untuk ibu hamil dengan riwayat penyakit Diabetes sebaiknya selalu mematuhi saran diet atau aturan pada pola makan sesuai anjuran dari dokter secara teratur, dengan mengikuti program terapi diabetes yang disarankannya. Mulai dari pemberian insulin hingga obat minum. Jangan lakukan diet sendiri tanpa arahan dokter saat hamil karena akan berisiko bagi kesehatan janin Anda.
- Melakukan pemeriksaan secara teratur.
Periksakan kondisi kehamilan Anda secara teratur untuk memantau dengan pasti tentang berat badan Anda. Pada setiap kunjungan secara berkala tersebut, bidan ataupun dokter akan membantu untuk memantau berat badan setiap wanita hamil dengan pertimbangan BMI (Body Mass Index) masing-masing.
- Memperbanyak konsumsi buah dan sayur, terutama saat memasuki trimester ketiga.
Buah-buahan dan sayuran segar bisa didapat dan diolah menjadi jus untuk memudahkan konsumsi. Baik buah ataupun sayur, pilihlah yang banyak kandungan serat di dalamnya. Hindari camilan junkfood serta camilan yang memiliki banyak kandungan zat gula seperti eskrim dan puding yang memiliki kadar gula tinggi. Minuman sirup dengan pemanis juga sebaiknya mulai dikurangi.
- Tetap berolahraga.
Jangan karena alasan hamil, ibu jadi kurang bergerak. Justru hal ini akan membuat kalori tubuh menumpuk dan tersimpan dalam bentuk lemak yang nantinya akan menjadi cadangan kalori tubuh. Lakukan senam hamil atau dengan sering jalan kaki terutama saat pagi hari dengan rutin akan sangat membantu Anda untuk mencegah kenaikan berat badan yang berlebih saat hamil.
Demikian selengkapnya tentang kondisi ibu hamil yang memiliki bayi besar dalam kandungan, juga beberapa resiko yang bisa terjadi akibat kondisi tersebut. Semoga tips diatas dapat bermanfaat dan ibu tetap sehat sampai saat kelahiran si buah hati tiba.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.