Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan kesehatan pra nikah akan dapat membantu menyiapkan mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari sehingga dapat menjadi langkah antisipasi dan tindakan preventif (pencegahan) yang dilakukan jauh-jauh hari untuk menghindarkan penyesalan dan penderitaan rumah tangga.
Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu keturunan) menyatakan bahwa sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga bulan sebelum melakukan janji pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah seorang atau keduanya menderita gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan objektif.
Jenis-jenis Pemeriksaan
1. Cek darah
Untuk kaum wanita biasanya dilakukan cek darah, untuk memastikan si calon ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam medis, kadang kala ditemukan gejala anti phospholipid syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan sulitnya menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah , sehingga pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.
2. Pemeriksaan TORCH
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan toksoplasma, rubella, virus cytomegalo,dan herpes yaitu yang sering disingkat dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.
3. Pemeriksaan Sifilis dan Gonorrhea
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk dilakukan pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu banyak juga dari pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk memastikan kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam kapasitas ini, pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah sperma, gerakan sperma dan bentuk sperma.
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam pemeriksaan ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka waktu tiga bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon pengantin wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti terapi khusus dan intens secara berkelanjutan
4. Pemeriksaan jenis resus
Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk mengetahui jenis resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki resus darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus negatif. Karena itu, pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara seseorang seperti A, B, O biasanya resusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi. Hal itu karena perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan.
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka biasanya disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun pasangan ingin tetap mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan medis disebut sebagai kasus incompabilitas resus.
5. Pemeriksaan Darah Anti Cardiolipin Antibody
Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah anti cardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain itu, jika salah satu calon pengantin memiliki catatan down syndrome karena kromosom dalam keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi. Sebab, riwayat itu bisa mengakibatkan bayi lahir idiot
Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), dan Anda juga dapat mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan pasangan termasuk calon keturunan.
Prosedur Periksa Kesehatan Pra Nikah
Prosedur yang harus dilakukan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih dahulu dengan dokter spesialis atau dokter umum kemudian setelah melakukan wawancara singkat tentang sejarah kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan pemeriksaan fisik dan rangkaian tes radiologi dan laboratorium untuk mendeteksi kelainan-kelainan apa saja yang mungkin diderita. Idealnya, pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan menjelang pernikahan. Namun ukuran itu sebenarnya bersifat fleksibel dalam arti kapanpun dapat dilakukan asal pernikahan belum dilangsungkan, agar penyakit-penyakit yang mungkin terdeteksi dapat ditanggulangi terlebih dahulu.
Beberapa Vaksin bagi Pra Nikah
1. Vaksin Tetanus Toksoid
Vaksin TT adalah vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah sebagai syarat sebelum menikah. Fungsinya untuk memberi kekebalan bagi para wanita dan calon ibu terhadap Tetanus. Penyakit ini dapat membahayakan ibu dan bayinya sehingga pemberian vaksin dapat membantu menjaga kesehatan keduanya.
2. Vaksin MMR (Mups, Measles, Rubella)
Vaksin yang satu ini disarankan bagi kedua mempelai demi kesehatan reproduksi dan masa depan buah hati. Intinya vaksin MMR bertugas mencegah penyakit gondongan (mups), Rubella dan campak (measles). Penyakit gondongan dapat memicu kemandulan baik pada pria maupun wanita. Sementara rubella sendiri dapat menyebabkan bayi terlahir dalam keadaan cacat akibat congenital rubella syndrome.
3. Vaksin Varicella Zoster
Vaksin varicella zoster penting untuk melindungi ibu dan bayi dari cacar air dan herpes. Mitos kalau cacar air hanya bisa dialami sekali seumur hidup sering membuat salah kaprah dan menyepelekannya. Padahal jika ibu hamil menderita cacar air saat menjelang kelahiran maka sang bayi berisiko tertular infeksi varicella. Untuk itu sebaiknya lindungi calon ibu dengan vaksin VVZ.
4. Vaksin Hepatitis B untuk kedua mempelai
Hepatitis dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh, transfusi darah dan juga hubungan seksual. Tentu pria dan wanita yang akan menikah perlu saling melindungi diri dengan imunisasi ini. Vaksin ini diberikan dalam 3 rangkaian yang berjarak 1 bulan antara pemberian pertama dan kedua, kemudian 6 bulan untuk pemberian berikutnya.
5. Vaksin HPV
Human Papilloma Virus / HPV adalah pemicu kanker serviks yang menjadi momok bagi para wanita. Resiko kanker serviks meningkat ketika wanita sudah aktif melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu vaksin HPV penting bagi pasangan calon mempelai. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali. Jarak pemberian pertama dan kedua satu bulan, setelah itu pemberian berikutnya dilakukan 6 bulan kemudian.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.