
Setelah berjuang mempertaruhkan nyawa pada saat proses persalinan, perjuangan ibu tidak hanya sampai disitu. Harus menyusui anak pagi, siang, sore dan malam, merawatnya dan menenangkan saat menangis. Rasa lelah, sakit, stres, khawatir, bentuk tubuh jelas berubah, dan berbagai perasaan lainnya tentu akan dirasakan ibu yang baru saja melahirkan.
Sehingga tidak jarang ibu yang baru melahirkan merasakan post partum depresion atau baby blues setelah melahirkan. Maka dari itu, banyak orang yang baru melahirkan akan lebih sensitif dan butuh dukungan positif bukan hanya dari keluarga melainkan dari lingkungan sekitarnya juga. Nah, untuk mendukung teman atau keluarga pasca melahirkan, coba yuk untuk menahan perkataan negatif seperti berikut ini, yang mungkin saja secara tidak sadar sering kita ucapkan!
- “Anaknya kurus ya, ASI nya kurang deh itu!
Di masyarakat umum sering sekali mengklaim kalau bayi gendut adalah bayi sehat, tapi bukan berarti gak gendut gak sehat yah. Selama kenaikan berat badan normal sesuai usia maka bayi dalam keadaan sehat. - “Kok masih gendut ya setelah melahirkan?”
Siapa sih yang tidak sebal dibilang gendut? Pernah nggak kamu mendengar ucapan ini saat sedang mengunjungi teman yang habis melahirkan? Atau jangan-jangan kamu sendiri yang pernah mengucapkannya?
Hargai teman yang habis melahirkan dengan tidak mengucapkan hal ini ya. Kamu saja mungkin tidak suka dibilang gendut, apalagi mereka yang habis melalui perjuangan berat? - “Wah lahiran sesar ya? Kenapa nggak normal?”
Pertanyaan ini juga bukan pertanyaan yang ingin didengar oleh siapapun yang habis melahirkan, terutama bagi mereka yang habis menjalani operasi caesar.
Kamu kan tidak tahu apa yang melatarbelakangi temanmu hingga mereka jadi melahirkan caesar. Mungkin ada beberapa hal urgent yang membuat mereka harus sampai melahirkan caesar, padahal mereka ingin sekali melahirkan normal. Atau memang ada keputusan yang mereka pilih sehingga mengambil langkah untuk caesar. Apapun pilihannya, seharusnya itu bukan menjadi urusanmu, bukan?
Yang terpenting Mama dan bayinya sehat, dan hal tersebut adalah yang terpenting. Dibandingkan memberi pertanyaan tersebut, kamu bisa coba untuk memberi selamat dan ucapan semoga selalu sehat dibanding bertanya hal ini. - “Akan beri ASI eksklusif atau campur formula?”
Coba untuk rem rasa ingin tahu berlebihan kamu ini, supaya tidak menanyakan hal ini jika berkunjung menjenguk teman atau keluarga yang baru saja melahirkan.
Pasalnya, pemberian ASI tentu adalah keputusan pribadi dari seorang ibu. Semua Mama tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, dan ia tahu apa yang ia lakukan untuk anaknya.
Jikalaupun ada hambatan pemberian ASI jangan tanyakan hal ini kecuali jika memang kamu yang ditanyakan atau dimintai pendapat. - “Ih anaknya item banget ya” atau “Hihi lucu ya idungnya pesek banget”
BIG NO NO untuk mengomentari fisik ya. Apalagi mengomentari fisik bayi. Ibarat macan yang baru saja melahirkan, mungkin kamu bisa diterjang jika Mamanya mendengar hal tersebut.
Bagaimana tidak, setelah berjuang hidup dan mati melahirkan seorang anak, kamu sebagai pengunjung seenaknya mengomentari fisik anaknya tanpa merasa bersalah.
Meski mungkin yang kamu komentari adalah teman dekat, yang sehari-hari sering bercanda dan bicara asal denganmu, tapi coba untuk hargai mereka setelah melahirkan. Karena tentu mereka juga punya perasaan. Jadilah teman yang baik, tanpa harus komentar iseng sesekali. - “Wah nggak mirip mamanya ya, papanya banget” atau “Kok nggak mirip kalian berdua sih?”
Masih seputar mengomentari fisik, ada juga yang tidak suka jika orang berkomentar seperti ini. Faktanya, wajah bayi masih bisa berubah-ubah sampai umurnya 1 tahun lho!
Jadi mungkin saja awal baru dilahirkan ia terlihat jiplakan papanya, tapi lama kelamaan kamu akan melihat kemiripan dengan mamanya. Atau tidak mirip karena memang wajah Si Kecil percampuran antara wajah Mama dan Papanya. Yang pasti, hal ini juga bukanlah hal baik yang seharusnya diucapkan saat berkunjung. - “Payudaranya kecil ya, ada isinya nggak tuh?”
Mungkin kamu melontarkan ucapan ini pada teman dekatmu. Tapi coba deh untuk tidak mengomentari hal yang sekiranya bikin kesal.
Kamu boleh kok sindir menyindir atau saling melempar candaan pada teman dekatmu, tapi coba jangan lakukan di awal-awal setelah melahirkan ya.
Tunggu sampai temanmu sudah mulai stabil secara emosional, anaknya sudah cukup besar, dan ia sudah terlihat terbiasa mengurus bayinya, baru mungkin kamu bisa memulai untuk melontarkan komentar-komentar candaan kembali. - “Kok wajahnya lesu dan kusut sih?” atau “Kok kamu keliatan dekil, belum mandi ya?”
Wajah lesu dan kusut wajar terjadi pada perempuan setelah melahirkan. Jadi sebenarnya tidak perlu dikomentari.
Karena tentunya mereka sedang beradaptasi dengan status barunya, kurang tidur, sibuk mengurus anaknya, berusaha untuk tetap istirahat meski mungkin sering khawatir takut anaknya menangis, kelaparan, pup, atau pipis.
Coba yuk untuk mengganti kata-kata negatif ini dengan kalimat positif namun bukan menggurui, seperti menanyakan kabar, mendoakan semoga sehat, memberi semangat atau mungkin menawarkan bantuan.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.