Setiap orang berharap bisa bahagia setelah menikah. Tapi pada kenyataanya tak jarang mendapatkan beberapa kekecewaan. Ya begitulah, sehingga tak jarang bayak pasangan yang menyerah di tengah jalan.
Pernikahan tidak hanya dianggap “sakral-agamis” oleh pelakunya, tetapi juga sebagai bagian dari tujuan hidup final seseorang. Puncak dari pencarian jatidiri, karir, serta puncak dari jabatan selalu bermuara pada pernikahan. Bahkan banyak orang rela “jungkir balik”, kepala dikaki kaki dikepala bekerja keras sekuat tenaga, hanya untuk menabung sebagai keperluan biaya pernikahan.
Sangat disayangkan apabila pernikahan yang disiapkan dengan berbagai usaha malah terjadi perpisahan. Oleh karena itu pasangan harus paham masa-masa kritis hubungan pernikahan. Apa sajakah itu ?
- Tahun pertama : tahap realisasi
Fase menyesuaikan diri dengan kebiasaan pasangan, menyamakan tujuan financial, mendiskusikan hubungan dengan keluarga besar dan lain-lain. Yang harus anda lakukan adalah bicara hal sensitive dengan jujur dan lebih banyak berkompromi dengan perbedaan yang ada - Tahun ke 3 dan 4 : fase comfort zone yang berbahaya
Kita mulai mengaggap pasangan sebagai hal yang biasa, tidak mengistimewakannya lagi seperti awal pernikahan. Yang haru Anda lakukan adalah sering memuji pasangan dan jangan langsung memojokan pasangan saat berargumen. - Tahun ke 5 sampai ke 6 : the seven year itch
Ada istilah the seven year itch untuk menggambarkan betapa rantannya hubungan pernikahan di usia ini. Suami dan istri sudah sama-sama settle, kenal luar dalam, dan frekuensi hubungan intim berkurang. Yang harus Anda lakukan adalah selalu terbuka dengan pasangan, selesaikan konfilik sesegera mungkin dan diskusikan rencana masa depan bersama. - Tahun ke 10 sampai ke 15 : masa yang sulit
Tanggung jawab makin besar karena mengasuh anak remaja, bekerja dan juga mengurus rumah. Yang harus anda lakukan adalah kamu dan pasangan harus lebih sering tertawa bersama dan jika berhasil melewati fase ini, hubungan pernikahan kamu akan berjalan lancer sampai ke tahun 20. - Tahun ke 20 hingga ke 30 : krisis paruh baya
Masa krisis ini terjadi saat anak sudah tambah besar, merantau, dan di rumah hanya ada kamu dan pasangan saja. Kamu dan pasangan merasa kosong karena misi utama membersarkan anak sudah selesai. Yang harus Anda lakukan adalah rencanakan hal-hal untuk dilakukan bersama, seperti traveling, belajar bahasa baru atau melakukan aktivitas lain yang tak akan kamu lupakan.
Tips Melewati Masa Kritis
- Berjuanglah untuk menyelamatkan pernikahan meski hanya sendiri
- Perpisahan akan membuat kamu dan pasangan makin jauh bukan makin dekat
- Talk less, do more saat menghadapi masalah dalam pernikahan
Oh ya bunda, menurut bunda ada nasehat tambahan bagi pasangan suami istri gak? Yuk share di kolom komentar ya!
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.