×

Si Kecil Suka Memukul Temannya? Lakukan Ini Bun!

Bagikan Artikel :

my son hit his friend
Bully boy pushing friend illustration

Siapa sih yang gak panic dan kecewa jika melihat atau mendengar bahwa si Kecil memukul temannya bahkan hingga menangis? Pasti semua bunda akan panic, sedih, marah dan kecewa. Meski demikian, Bunda jangan frustrasi dengan perilaku anak seperti ini, karena semua itu ada alasannya dan ada beragam cara pula untuk mengatasinya.

Tindakan Orangtua Ketika Anak Memukul Temannya

Jika Bunda melihat si Kecil hendak memukul temannya segera cegah/menahannya. Tapi jika si sudah memukul, maka tenangkan anak ya Bun. Lalu segera bawa anak ke area yang lebih sepi. Setelah itu, jelaskan dengan suara yang lembut dan tenang ke anak kalau perilaku memukul itu nggak baik

Dengarkan alasan si Kecil memukul temannya ya Bun, dan jangan langsung menyalahkan si Kecil karena secara tidak langsung akan mengarah ke bullying. Tetapkan aturan pasti tentang apa yang akan didapat anak kalau dia memukul. Misalnya nih Bun, kalau anak memukul, dia nggak boleh nonton film kartun kesukaannya selama lima menit. Ingat ya Bun, kita mesti konsisten menerapkan peraturan ini setiap kali si kecil memukul.

Kalau anak sudah mulai tenang, ajak dia untuk minta maaf dan bersalaman dengan temannya. Dalam keseharian, hindari ya Bun menonton acara TV, film, atau main games yang mengandung unsur kekerasan biar nggak ditiru sama si kecil. Waktu melihat tanda-tanda si kecil mau memukul, kita juga bisa Bun memberi aktivitas fisik untuk menyalurkan energi anak.

Alasan Anak Memukul Temannya

  1. Mencoba mempertahankan area atau miliknya
    Balita yang posesif terhadap mainannya bisa memukul jika mainannya diambil. Selain itu, dia juga mungkin memukul jika habis kesabaran karena anak lain tidak mau bergantian menggunakan mainan.
    Jika kata-kata Si Kecil tidak lagi digubris oleh anak lain, ia mungkin akan mencari perhatian dengan memukul.
  2. Tidak mampu mengungkapkan perasaannya
    Balita belum memiliki perbendaharaan kata yang banyak, sehingga sangat mungkin dia tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk mengekspresikan kebutuhan atau keinginannya. Ketika frustrasi, balita terkadang memilih memukul sebagai cara untuk mengekspresikan diri.
  3. Merasa tidak nyaman
    Balita juga bisa memukul saat merasa lelah, lapar, haus, bosan, atau merasakan ketidaknyamanan. Bunda dapat mengurangi kemungkinan ini dengan memastikan Si Kecil sudah cukup makan dan tidur sebelum bermain dengan temannya.
  4. Perubahan dalam keluarga
    Balita bisa saja tiba-tiba menjadi suka memukul atau menggigit ketika ada perubahan besar dalam keluarga. Contohnya adalah pindah rumah, kelahiran adik baru, atau kekerasan dalam rumah tangga.
  5. Kurang kegiatan untuk menyalurkan energi
    Terkadang, balita bisa memukul karena mereka tidak punya ruang untuk menyalurkan energinya. Masa balita adalah masa ketika anak ingin menjelajahi banyak hal. Jika tidak mendapatkan ruang untuk beraktivitas, balita bisa menyalurkannya dalam bentuk pukulan.

Agar Si Kecil Tidak Memukul Temannya

  1. Hindari menggunakan kekerasan
    Memukul, mencubit, atau melakukan tindakan fisik apa pun yang termasuk kekerasan pada anak justru akan membuatnya semakin agresif. Untuk memberi pelajaran pada Si Kecil, cobalah melakukannya dengan cara yang lembut, seperti memeluknya dengan tenang seraya menasihatinya, meskipun dengan tegas.
  2. Jauhkan dari anak-anak lain
    Apabila memungkinkan, jauhkan Si Kecil dari anak-anak lain ketika Bunda melihat ia memukul karena mainannya direbut. Untuk mengalihkan perhatiannya, arahkan ia ke mainan lain. Namun, jika Si Kecil yang mengambil mainan anak lain, sebaiknya hindarkan ia dari mainan tersebut agar ia tahu bahwa bersikap kasar membuatnya tidak mendapatkan apa pun.
  3. Ajak minta maaf
    Mintalah Si Kecil untuk meminta maaf apabila ia telah memukul temannya. Meski ia menolak atau tidak tulus, setidaknya Bunda sudah mencoba menanamkan kebiasaan baik. Si Kecil mungkin belum bisa membayangkan dirinya ada di posisi anak yang dipukulnya. Namun, sikap terpuji ini perlahan-lahan akan meresap dalam dirinya dan membuat ia menyadari konsekuensi dari tindakannya.
  4. Diskusikan tindakannya
    Saat Si Kecil sudah merasa tenang, ajak ia berdiskusi tentang alasannya melakukan pemukulan seraya menasihatinya dengan lembut tapi tegas. Bunda juga bisa menjelaskan kepada Si Kecil bahwa emosi sesekali itu tidak apa-apa, tetapi ada batasan untuk tidak sampai memukul, apalagi menyakiti teman.
  5. Ajarkan untuk menggunakan tangan dengan baik
    Bunda perlu memberikan banyak waktu untuk memeluk, membelai, atau memijat Si Kecil agar ia belajar untuk menggunakan tangan dengan cara lembut. Mungkin jika ia ingin mulai memukul, Bunda dapat mengalihkannya, misalnya dengan gerakan “Tos!”
  6. Berikan konsekuensi bila mengulangi perbuatannya
    Memberikan hukuman tidak harus berupa kekerasan. Ada banyak cara lain yang bisa Bunda lakukan sebagai konsekuensi atas tindakan Si Kecil. Misalnya, Bunda bisa mengurangi waktunya bermain bersama mainan favoritnya.

About : Citra Dewi Amd. Keb

Citra Dewi Amd. Keb

Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.

Untuk konsultasi via WhatsApp klik disini :

  • Bagikan Artikel :

    Terkahir Di Edit : December 12, 2021

    Pertanyaan Pengunjung :

    A

  • Oleh : Duwik Susanti
  • 3 tahun, 5 bulan yang lalu

    Slmt siang ,saya mau tanya ,saya umurnya 16thn saya belum pernah melakukan hubungan seks tetapi kenapa saya sudah 37 hari ini tidak haid dan 2 hari kemarin saya keputihan banyak

  • Oleh : Duwik Susanti
  • Sakit punggung saat hamil apakah normal?

  • Oleh : Gek Anik
  • 8 tahun, 4 bulan yang lalu

    Selamat pagi ibu bidan, saya Widiyono ingin bertanya apakah sakit punggung saat hamil itu normal? Atau jangan-jangan ada masalah lain yang terjadi pada istri saya? Mohon dijawab ya bu, saya tunggu. Terima kasih sebelumnya

    Keputihan

  • Oleh : Rismawati Sr
  • 4 tahun, 9 bulan yang lalu

    Assalamualaikum Dok.. Nama Saya Rismawati Umur 20 Tahun, Saya Keputihan Mulai Bulan 8 Thn Kemarin Dok, sampai Sekarang Belum Sembuh, Padahal Udah minum BanyaK Obat, Jamu, udah pake Daun Sirih juga tapi gak ada perubahan, Keputihan Saya Gatal, Bau Amis, warnanya agak kuning, Terus Kental, kalau berhubungan Nyeri, Panas, terus ada benjolan juga Dok.. Mohon Solusinya Dok, Soalnya Saya Belum Punya Anak, Saya Udah Nikah 1 tahun Lebih….

    berhubungan int

  • Oleh : reni dwi
  • 3 tahun, 1 bulan yang lalu

    bu klok berhubungan itim lupa pakek pengaman tapi spermanya dikeluarkan diluar apa bisa menyebabkan kehamilan?

  • Oleh : reni dwi
  • Aisyah Putri Setiawan

  • Oleh : Bunga Handayani
  • 6 tahun, 3 bulan yang lalu

    Siang Dok, Saya wanita berusia 22 Tahun mau bertanya tentang flek yang keluar seperti menstrulasi. Saat ini, saya sering kali haid yang tidak teratur yang sering kali mundur dan maju setidaknya 6 bahkan 10 hari dari tanggal bulan kemarin. Saat ini tubuh saya sering merasakan gejala gejala akan datangnya haid, namun tidak kunjung datang juga bahkan hanya keluar flek hitam sedikit saat cebok setelah buang air kecil. Sampai saat ini saya mersakan nyeri di bagian punggung dan kram dibagian perut seperti haid namun tak kunjung juga. Apakah ini kondisi yang normal dirasakan?

    Tanya Bidan