“Jangan ke sana ade nanti ada harimau lho!” Atau “Sudah diam jangan nangis nanti ada culik lho!” Sering melontarkan kalimat ini bun? Spele dan simple memang, untuk mendisiplinkan si kecil, tapi ternyata dampak sering menakuti anak bisa memengaruhi perkembangan psikologis mereka. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini. Yuk simak di bawah ini!
Menakuti dirasa menjadi cara yang cukup ampuh agar anak tidak melakukan hal yang Anda anggap berbahaya. Tapi, jangan keburu senang kalau anak berhasil menurut. Anak menurut hanya karena mereka cari aman saja. Itu dilakukan bukan karena mereka disiplin dan mau menurut dengan orang tua yang kerap memakai cara menakut-nakuti.
Biasanya, si Kecil akan tampak lebih disiplin karena dia sedang mencari rasa aman saja, sih, bukan karena memang dia ingin disiplin. Mengapa demikian? Ya itu tadi, karena ada ancaman atau menakut-nakuti dari orang yang lebih besar. Untuk menghindari ancaman atau hal menakutkan itulah, dia mencari ‘jalan aman’ dengan disiplin. Ancaman bagi anak-anak jelas menakutkan. Terlebih jika ancaman tersebut sesuatu yang orang tua tahu sangat dihindari si Kecil. Misalnya, suntikan, diculik orang jahat, atau hantu.
Dampak Menakut-nakuti Anak
- Masalah Traumatis
Salah satu dampak paling jelas, mengancam dan menakut-nakuti anak bisa menimbulkan masalah traumatis. Tentu ini berbahaya bagi masa depannya. Dampaknya bisa jadi ada pengalaman traumatis tersendiri buat si anak. - Bisa Membuat Kepercayaan Diri Menurun
Selain itu, dampak sering menakuti anak juga bisa memengaruhi rasa percaya dirinya di masa depan. Bisa menurunkan rasa percaya diri anak karena mereka jadi serba takut mau melakukan banyak hal. Padahal mereka kan sebenarnya perlu eksplor banyak hal, tapi jadi tidak berani karena ditakut-takuti. - Mimpi Buruk
Bagi balita, jika mereka ditakut-takuti itu akan bisa membuat mereka mudah mimpi buruk. Kondisi tersebut bisa merembet pada tidur yang gelisah, rewel, hingga susah tidur. - Susah Berkonsentrasi
Sering ditakut-takuti juga bisa membuat anak sulit berkonsentrasi saat belajar, terutama pada usia 9-12 tahun. Anak akan berpikir tentang rasa takut tersebut terus-menerus, hingga mengganggu fokus dan proses belajarnya. - Bisa Muncul Fobia Tertentu
Efek menakut-nakuti juga bisa membuat si Kecil memiliki fobia tertentu. Misalnya, Anda takuti soal bahaya malam hari, itu bisa membuat mereka takut dengan malam.
Bukan Ditakuti Tapi Lakukan Ini!
Cara untuk membuat anak disiplin bukan dengan menakuti-nakutinya. Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Menurut Ikhsan, disiplin bisa tercipta karena adanya aturan yang jelas dari orang tua. Supaya anak lebih disiplin, sebenarnya tidak terlalu sulit. Orang tua dapat membuat aturan yang jelas kepada anak, dan jangan lupa terapkan secara konsisten. Beri penjelasan logis karena anak itu selalu butuh penjelasan dari setiap tindakan yang dia lakukan atau orang tuanya lakukan. Kalaupun si Kecil sudah telanjur takut pada sesuatu atau situasi, lebih baik bantu mereka untuk menghadapi sumber rasa takutnya.
About : Citra Dewi Amd. Keb
Bidan Citra Dewi Am.Keb merupakan alumnus Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi angkatan 2016 yang lahir pada 15 juni 1995. Aktif sebagai Interactive Medical Advisor di www.curhatbidan.com. Bagi saya menjadi seorang bidan adalah pekerjaan mulia yang memberikan pelayanan dengan hati nurani. Bidan berperan dalam luang lingkup kesehatan dasar masyarakat. Mulai dari bayi, remaja, pasangan usia subur sampai lanjut usia. Saya berharap mampu memberikan pelayanan kesehatan keluarga anda.